1.3; jangan pergi

1.3K 234 11
                                    

Kim Se Jeong, perempuan itu memang tidak suka banyak bicara. Dalam arti cerewet atau sejenisnya. Perempuan itu tipikal yang bicara secukupnya dan sepentingnya saja. Berbeda dengan kebanyakan perempuan yang Kim Do Young kenal selama ini.

Namun walau begitu, Do Young merasa bahwa kali ini perempuan itu lebih parah dari biasanya. Jika sebelumnya bicara secukupnya dan sepentingnya, maka sekarang dia akan berbicara kalau diajak berbicara saja. Tidak percaya?

"Kau tidak lapar?"

"Iya.. "

"Kau yakin? Aku lihat, tadi siang kau tidak makan. Apa kau tidak takut maag-mu kambuh?"

"Tidak.. "

"Mau kumasakkan sesuatu?"

"Tidak. Terima kasih.. "

Do Young menghela napas kemudian meninggalkan Se Jeong yang memang sejak tadi sibuk duduk di kursi-meja kerjanya. Berkutat dengan pekerjaan yang harus dia presentasi besok.

Do Young paham bahwa seharian ini Se Jeong sibuk. Namun jika sampai tidak makan dari siang hari, Do Young tak paham.

Sudah tiga bulan.. iya, tiga bulan semenjak pertemuan dan Do Young mulai mengenal perempuan itu. Dari kebiasaan baik maupun buruknya, kesukaannya, dan segala hal sekecil apapun.. Do Young memperhatikan semua itu dalam diam. Dan Do Young juga sadar bahwa hal-hal yang sudah dia amati selama ini membuatnya merasakan sesuatu yang lebih.

Tapi.. Do Young lupa akan sesuatu. Bagaimana kehidupan perempuan itu yang sebenarnya. Tentang mengapa trauma terhadap kegelapan dan kesunyian. Serta, kejadian terakhir kali di saat ibunya datang ke apartemen dan berakhir membuat Se Jeong sedikit 'gila'. Walau tak berlangsung lama.

Tapi Do Young takkan berusaha untuk mencari tahu. Dia sudah berjanji bahwa dia akan menunggu Se Jeong yang menawarkan diri untuk menceritakan semua padanya.

"Do Young-ah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Do Young-ah.. "

"Iya?"

"Apa kau pernah berpikir bahwa sampai kapan kita akan seperti ini? Maksudku, kita yang saling mengobati namun kita juga pasti akan memiliki pasangan suatu hari nanti. Tidak mungkin bukan bahwa kita tetap akan seperti ini di saat kita memiliki kekasih nanti."

Do Young tak menjawab. Bukan karena sedang memikirkan jawabannya, melainkan enggan untuk menjawab.

"Sejujurnya, aku masih penasaran kenapa kita bisa saling mengobati. Tapi sampai sekarang pun tidak kunjung mendapatkan jawabannya. Aku hanya bisa menerka-nerka."

Perempuan itu memainkan jarinya dan menatap langit-langit kamarnya. Do Young masih diam tanpa mengalihkan pandangannya dari sosok yang berbaring di sampingnya.

"Aku berterimakasih padamu.. " apa? Tiba-tiba berterimakasih? "Berkat kau, selama hampir tiga bulan ini aku bisa melawan rasa takutku. Walau aku tak yakin apa bahkan tanpa dirimu aku masih bisa--"

"Yak.. kenapa tiba-tiba berbicara seperti itu? Apa maksudmu?"

Rasanya Do Young tak ingin mempercayai firasat yang menghampirinya saat ini. Tapi raut wajah itu..

"Mari berhenti sampai di sini."

"Kim Se Jeong.. "

"Tentang kau, tentu aku sudah memikirkan solusinya. Aku bertemu dengan seseorang yang bisa membuatmu mengatasi insomniamu itu. Percaya padaku-- "

"Apa maksudmu aku harus percaya padamu di saat kau akan pergi? Kau bercanda ya?" Do Young tak bisa lagi mengontrol nada suaranya. Bahkan dia sudah bangkit dari posisinya dan terduduk dengan raut wajah marahnya. "Tidak.. aku tidak mau kau pergi. Tidak!"

Se Jeong ikut tertunduk. Menatap sosok itu dengan penuh yakin. Dia tak bisa seperti ini terus.

"Tapi Do Young-ah.. kita tak bisa seperti ini terus. Ingatlah, kau pasti akan menemukan seseorang yang kau cintai. Begitu juga aku. Aku juga akan menemukan orang yang mencintaiku-- "

"Aku mencintaimu." Do Young tak peduli sudah berapa kali dia memotong kalimat perempuan itu. "Aku mencintaimu. Jadi, tak cukupkah untuk membuatmu tetap di sisiku? Aku tidak bisa hidup tanpamu."

Bibirnya kelu. Matanya bergetar. Pria ini..

"Do Young.. "

"Aku mohon, jangan pergi." dan setelah itu, Do Young merengkuh tubuh Se Jeong dan memeluknya dengan erat. Seakan memberi gestur lain bahwa dia tak ingin perempuan itu pergi sungguhan.

to be continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

to be continue..

hayiiii~~ aku kembali

btw di sini ada yg ngikutin px101 kah?? Ada yg pick-nya masuk??

Terlepas kalo ada pick yang kalian suka dia enggak masuk debut line.. tetep legowo ya. Siapa tau Tuhan kasih jalan lain buat mereka 😊😊

dan aku harap kalian yg pick-nya masuk debut line mendukung secara grub ya, enggak sekedar krna pick kalian doang. Oke??

maaf kalo ada typos, makasih sudah baca, dan.. ANNYEONG~

💮정키키  -  감사합니다💮

Insomnia and Trauma [DoJeong Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang