0.8; sudah dua bulan berlalu

1.5K 261 77
                                    

Sudah dua bulan kedua orang itu memutuskan untuk saling membantu. Dua bulan tidur di ranjang yang sama dan saling mengucapkan selamat pagi sesaat setelah mereka bangun. Keduanya telah menjalankan aktivitas tersebut selama itu.

Do Young tak lagi mengalami insomnia seperti sebelumnya dan Se Jeong tak lagi memerlukan lagu pengantar tidur atau bahkan lampu yang menyala untuk menemaninya. Keduanya benar-benar sudah bebas atas semua itu.

Selama keduanya tidur bersama, terkadang mereka berganti tempat dari apartemen pria itu atau perempuan itu. Tidak berbuat yang aneh-aneh, tentu saja. Mereka hanya ingin tidur senyenyak mungkin setelah seharian sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Tak ada yang curiga, atau bahkan menaruh curiga antara dua orang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak ada yang curiga, atau bahkan menaruh curiga antara dua orang ini. Karena keduanya juga memutuskan untuk tidak terlalu menampakkan 'kedekatan' mereka. Hanya merasa tak perlu saja untuk menunjukkan hal itu.

Oh ya.. soal Ibu Se Jeong. Terkadang, saat Se Jeong tidur di apartemen Do Young, perempuan itu akan memilih untuk segera pulang ke apartemen dan untungnya sampai sekarang tak pernah ketahuan oleh ibunya. Atau sebaliknya; Do Young yang tidur di apartemen Se Jeong, juga memilih segera kembali ke apartemennya.

Sebenarnya, beliau tidak setiap hari datang ke apartemen sang puteri. Maka dari itu mereka tidak pernah ketahuan kalau mereka tidur bersama.

Pagi itu, Se Jeong bangun terlebih dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi itu, Se Jeong bangun terlebih dahulu. Di kamarnya. Matanya menangkap lelaki yang saat ini tengah memeluknya dengan posesif. Dia mencium bau bahwa ia takkan mudah untuk dibangunkan. Mengingat hari ini hari Minggu.

"Do Young-ah.. " panggil Se Jeong lirih dengan formalnya. Mereka memutuskan untuk berbicara dengan formal seminggu setelah tidur bersama. Mengetahui keduanya memiliki umur yang sama.

"Hngg.. " gumam pria itu tanpa membuka matanya. Masih merasa mengantuk.. atau mungkin sengaja untuk tetap memejamkan matanya mengingat hari apa ini.

"Bisakah kau melepaskanku? Aku mau membuat sarapan untuk kita." ujar Se Jeong yang sedikit menunduk karena Do Young memang sedikit berada di bawah kepalanya.

"Ini hari Minggu. Tak bisakah kita tidur lebih lama lagi?"

"Eum.. tidak."

Alih-alih melepaskan tubuh si perempuan, Do Young malah semakin mengeratkan pelukannya. Membuat Se Jeong menghela napas.

"Memangnya kau tidak lapar?" tanya Se Jeong.

"Ranjang ini lebih menggugah minatku daripada sarapan." jawab Do Young yang sepertinya takkan bangun dari tempat itu.

"Hah~ baiklah. Tapi hanya satu jam. Lebih dari itu, aku akan menendangmu."

"Hmm.. "

Singkat cerita, keduanya sudah duduk manis di kursi-makan untuk menyantapi sarapan di jam.. sepuluh. Sarapan? Sepertinya terlalu terlambat untuk disebut 'sarapan'.

Namun Do Young tak peduli. Iya, hanya Do Young sedangkan Se Jeong masih memasang wajah kesalnya. Maka dari itu, Do Young-lah yang turun tangan untuk membuat sarapan tadi.

"Sampai kapan kau akan cemberut? Atau.. masakannya tidak enak?" ujar Do Young yang berada di samping perempuan itu. Menatapnya dari samping.

"Bahkan ini terlalu enak daripada masakanku sendiri." ujarnya lirih namun masih dapat didengar oleh Do Young. Laki-laki itu terkekeh. "Lain kali jangan seperti itu. Maksudku, walaupun hari ini hari libur.. tak bisakah kita bangun seperti biasa kemudian melakukan sesuatu, mungkin?"

"Memangnya, ingin melakukan apa?"

"Apapun.. aku tak masalah. Pokoknya, tidak tidur seharian." sekali lagi, Do Young terkekeh.

Kemudian, laki-laki itu menaruh sumpitnya dan mencubit pipi Se Jeong gemas. Membuat Se Jeong semakin memanyunkan bibirnya. Semakin lucu.

"Jangan memanyunkan bibirmu seperti itu. Rasanya ingin kucium saja.. "

Walau sudah ditegur, Se Jeong tetap pada hakikatnya dan kembali menyuap nasi saat Do Young melepaskan tangannya. Namun sepertinya Se Jeong harus mulai berhati-hati setelah mendapatkan kecupan manis di pipi kirinya. Seketika, wajahnya memerah.

"Peringatan awal di pipi. Entah untuk lain hari, mungkin bisa kulahap habis bibirmu."

to be continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

to be continue..

oknum doyoung seenak jidat tuh main cium pipi anak org.. 😅😅 #authornyagila

maaf kalo ada typos, makasih sudah baca, dan.. annyeong~~

정키키  -  감사합니다

Insomnia and Trauma [DoJeong Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang