Amanah dari Abi

22 4 0
                                    

Pemakaman telah terjadi 3 jam yang lalu , namun rumah keluarga faturahman masih saja ramai di kunjungi oleh orang orang yang takziah. Bahkan fikar yang tadi affan suruh istirahat tidak bisa melakukan nya karena harus menerima tamu. Fikar di temani affan dan zakki yang masih setia mengecek keadaan wardah yang masih belum sadarkan diri kini sedang berkumpul di ruang keluarga.

" bang maaf sebelumnya. Sebelum om hafiz meninggal , dia pernah datang ke rumah sakit untuk cek up kesehatan dan saat itu beliau menitipkan sesuatu kepada zakki untuk di sampaikan langsung kepada anak perempuan beliau. Dan zakki baru mengetahui anak perempuan beliau sekarang. Jadi lebih baik saya serahkan surat ini kepada abang " ucap zakki sambil menyodorkan surat kepada fikar

" sebenarnya om hafiz ingin saya sendiri yang memberikan surat ini kepada wardah. Namun saya rasa abang lebih berhak " tambah zakki

" abi sudah mengamanah kan nya kepada kamu. Jadi sebaiknya kamu sendiri yang memberikan nya kepada wardah. Kami mengizinkan kamu berbicara secara empat mata dengan wardah. Karena kami yakin kamu bisa menjaga pandangan kamu " ucap fikar sambil mengembalikan surat yang sudah dia pegang.

" betul kata bang fikar , kamu saja yang menyampaikan amanah ini. Jika nanti wardah siuman kamu berikan surat itu " tambah affan. Itu membuat zakki yakin untuk memberikan surat itu kepada wardah secara langsung. Sebelumnya ada keraguan di hati zakki karena dia baru saja mengenal wardah hari ini. Namun karena itu adalah amanah dia harus segera menyampaikan nya .

" namun ada satu lagi pesan om hafiz kepada saya bang " ucap zakki namun sekarang dia tertunduk. Dia rasa harus menyampaikan nya kepada  kedua kakak laki laki wardah

" apa itu ? " tanya fikar.

" om hafiz meminta saya untuk membantu abang abang menjaga wardah. Sebenarnya saya tidak tahu maksud dari perkataan om hafiz waktu itu. Yang pasti beliau menitipkan wardah kepada saya karena katanya wardah itu sering sakit. " ucap zakki yang kini membuat kedua abang wardah sedikit kaget. Abi tak pernah mempercayakan anak perempuan nya itu kepada lelaki lain kecuali fikar dan affan tapi sekarang mengapa abi memberikan kepercayaan itu kepada dokter pribadinya .

Keheningan tercipta antara tiga laki laki tersebut hingga panggilan ummi nya membuyarkan semuanya

" fikar , affan wardah siuman " ucap ummi yang sedari tadi menemani wardah di kamar. Fikar dan affan segera menghampiri ummi nya dan di ikuti zakki yang akan memeriksa keadaan wardah.

" alhamdulillah kini kondisi wardah sudah stabil . Infus nya bisa di cabut setelah habis yah. " ucap zakki setelah memeriksa wardah . Wardah hanya mengangguk lemah. Meski kata dokter keadaan dia sudah stabil sekarang namun wardah masih merasa lemas.

Setelah memeriksa wardah. Zakki kembali keluar dari kamar wardah bersama fikar dan affan. Sedangkan ummi masih setia menunggu wardah di kamar.

" Ya sudah bang , zakki pamit dulu karena zakki belum pulang sama sekali dari kemarin malam. Inshaa allah zakki kesini lagi nanti malam untuk memeriksa wardah bersama mbak salwa dan Qila  " ucap zakki sambil berpamitan

" iyah zak , terimakasih sekali lagi. Abang tunggu kedatangan kamu malam nanti. " ucap fikar sambil menepuk bahu zakki.

" inshaa allah bang , zakki pamit assalamualaikum " ucap zakki sambil meninggalkan rumah milik keluarga faturahman itu.

****

Malam harinya. Zakki memenuhi janji nya untuk datang bersama kakak perempuan dan keponakan nya ke rumah wardah. Kebetulan kakak perempuan nya juga adalah seorang dokter sekaligus sahabat fikar saat sma dulu. Namun dia sudah menikah dan memiliki satu anak perempuan yang cantik.

Setitik Cahaya Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang