MSTNG 3

42 15 1
                                    

Setelah kejadian malam itu, Haras masih saja menyapa lelaki yang pernah dekat dengannya. Sekian ratus pesan ia kirim pada lelaki nya

Me:
Hai😂
Malem Dind
Dind
Masih marah?
Dindraaaaaaa
Pagiii😂
Semangat Dind...
9

9++

Setiap pagi dan malam gadis itu selalu menyapa teman lelakinya. Meskipun ia tau,tidak ada-bahkan tidak akan pernah ada balasan dari pesan-pesannya.

"Dulu kita asing dind,terus deket. Sekarang jadi asing lagi"-beo haras pada dirinya sendiri sambil membaca roomcht nya dengan dindra

"Dindra tahu ? ini yang Haras takutin. Haras takut Dindra berubah, Haras takut Dindra pergi. Dan sekarang semua ketakutan Haras terjadi Dind. Dindra pergi ninggalin banyak pertanyaan yang Haras sendiri gatau apa jawabannya. Jujur Dind, nyaman....Haras  nyaman sama Dindra , kenapa Dindra pergi ?"-haras kembali merenung dalamdiamnya

"Andai, Dindra tau. Kenapa setiap Haras ketemu sama Dindra, Haras selalu ngehindar. Bukan karena benci atau marah sama Dindra. Tapi, Haras bingung. Di satu sisi Haras bahagia bisa ngeliat Dindra masih berpijak di bumi dan menghirup udara yang sama. Bahagia karena melihat Dindra tersenyum, meski dari kejauhan. Tapi, di sisi lain Haras juga sedih. Karena alasan Dindra buat tersenyum saat ini bukan Haras lagi," ujar Haras bermonolog.

Terkadang semesta memang tidak adil, disaat Haras mencoba membiasakan diri buat ngehindar, buat terbiasa tanpa Dindra. Disaat itu pula usaha haras selalu gagal. Ia selalu dipertemukan dengan teman lelaki nya-dulu sebelum kejadian malam itu

Seperti siang ini, bel istirahat berbunyi
Haras dan teman-teman sedang berjalan menuju kantin.

Haras, Vita, Aira, Putri, Widya, Nisa, dan  Raka saling melempar lelucon satu sama lain. Diantara mereka bertujuh, Putri dan Haras lah yang bisa menghidupkan suasana.

Ketika sedang di jalan tidak sengaja, Vita melihat Dindra yang notabene nya teman lelaki Haras-dulu. Vita yang mengetahui haras tidak menyadarinya, justru memilih memberitahu Putri dan Aira. Dan tentunya Haras lah sasaran empuk kedua temannya.

"Ehemmm woy Ras itu siapa tuuu"-beo putri

"Apaan sih lo Put"-jawab Haras dengan tatapan sinisnya. Berbeda dengan dimulut kondisi di hatinya justru dirundung bingung. Satu sisi dia bahagia, satu sisi dia malas. Ingat dia sedang belajar untuk membiasakan diri tanpa dia.

_Aduh lo tung,diem napa. Ga usah jingkrak jingkrak didalem. Iya gue tau lo bahagia iya,tapi diem ya diem. Gue mohon lo biasa aja_ucap haras dalam hatinya sambil menetralkan jantungnya yg sedang lari maraton.

"Apa Ras, apa......lo kangen sama dindra."-celetuk Aira dengan enteng nya.

"AIRAA....liat aja lo nanti"-ucap Haras sambil memberikan tatapan setajam silet pada Aira.

"Iya Ras, iya DIND HARAS KANGEN SAMA LO"-teriak Aira dengan lantang nya.

Semuanya tertawa, kecuali Haras. Dapat keenam temannya saksikan wajah Haras yang memerah padam menahan amarahnya.

----------------
Berbeda dengan Haras, Dindra dengan cuek nya melewati Haras.

Setelah peristiwa itu, Haras dan teman temannya segera membeli makanan untuk mengisi perutnya.

Selama di kantin, Haras memilih bungkam. Menatap teman nya satu persatu dengan tatapan setajam silet. Namun sepertinya tatapan tajam Haras tidak terlalu menakutkan bagi teman temannya.

Sesampainya dikelas,Haras duduk dengan wajah yang cemberut.

"Kalian apa-apan sih,malu tau. Gila sumpah kalian nekat banget," Haras mulai membeo tentu dengan nada guyonan.

"Alah, sok sok an marah lo Ras,padahal dalam hatinya lo jingkrak jingkrak," Vita kembali membeo.

Tidak dapat haras pungkiri, apa yang mereka katakan itu bisa dikatakan benar juga bisa dikatakan tidak. Satu sisi Haras bahagia dapat kembali bertemu dan di satu sisi Haras merasa kecewa pada Dindra.

-----
Setelah malam itu, banyak yang berubah dari Haras. Salah satu nya dengan tiba di sekolah lebih pagi dari biasanya. Ia melakukan bukan tanpa alasan, ia tidak mau, bukan tidak mau mungkin lebih tepatnya belum siap dan mampu bertemu dengan Dindra, sebisa mungkin Haras harus menghindar dari Dindra. Bukan tanpa sebab haras menghindar, melainkan ia tidak mau jika ia harus selalu bertemu dengan Dindra yang akan mempersulit ia untuk menlupakannya. Disisi lain ia juga ingin bertemu, ingin kembali seperti dulu dengan Dindra. Bukan seperti ini,asing.

"Untung belum dateng,"ela haras dalam hati nya ketika ia tiba di gerbang sekolah.

_Deg_

Namun seakan nafasnya tertahan, orang yang sedang ia hindari sedang berjalan dari arah yang berlawanan.

"Duh, ngapain siii ketemu anjir,"beo haras dalam hati.

Dengan sengaja haras memperlambat langkahnya, tapi Tuhan berkehendak lain. Ia dan Dindra dipertemukan kembali dalam itungan detik, berjalan saling beriringan dengan hening. Memang jiwa mereka berdekatan namun berbeda dengan pikiran mereka. Haras sibuk dengan sumpah serapahnya, dan Dindra sibuk dengan pikirannya.

"Diem-diem bae," ingin sekali rasanya Haras berteriak seperti itu di depan Dindra.

--------

Aku Dan Rasa | REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang