Aku setelah kehilangan mu | A & R | 8

41 13 2
                                    

Dibawah langit malam, seorang gadis sedang menulis apa yang ia rasakan hari ini. Semua keluh kesah nya tentang Dindra, ia simpan rapih dalam sebuah buku khusus yang ia siapkan.

Dear Dairy

Bulan kembali berganti,dan waktu kian berlalu.
Tidak ada yang berubah,semuanya masih sama setelah aku kehilangan dia.

Setidaknya kalimat itu yang sedang menggambarkan apa yang haras rasa. Namun apa boleh buat, hidup masih dan harus berlanjut, bukan mengenai Dindra saja. Tapi perasaan dan pikiranya bertolak belaka. Hati nya terus meronta menginginkan dia, tapi akalnya mengatakan tidak.

Katakan apa yang harus Haras rasakan jika kalian ada dalam posisi ini.

Gadis itu menutup dairybook miliknya ,lalu beralih mengambil beberapa buku pelajaran. Setidaknya dengan menyibukkan diri dengan tugas, ia dapat meringankan sedikit pikirannya mengenai dindra. Lelaki yang selalu hilir mudik dalam pikirannya.

Setelah beberapa jam berkutat dengan tugas, Haras lantas mengambil handphone nya lalu membuka aplikasi chat nya.

"Hambar",ucap haras dengan dengan santai.

Seakan teringat sesuatu, Haras kembali mengambil handphone nya lalu menghubungi seseorang.

"Halo Yu, lo ada di rumah ga?"


Ada, kenapa hmmm? Iya ayo gue bisa,gue ngerti posisi sama perasaan lo sekarang. Nanti gue jemput- dia Ayu. Sahabat Haras dari masa kecilnya. Sebelumnya Haras sudah menceritakan perihal apa yang terjadi pada hubungannya dan Dindra. Seakan sudah tau apa yang akan Haras katakan . Ketika berada di posisi seperti ini Haras melampiaskan segala apa yang ia rasakan dengan memakan makanan pedas. Meskipun Ayu sering mengingatkan jangan terlalu memakan pedas,tapi apa yang ayu katakan tidak akan merubah keputusan seorang Haras.

"Oke makasih yu."



----------------

Kini Haras dan Ayu sedang duduk dibawah pohon sambil menunggu pesanan nya datang.

"Ras, lo kenapa sih? Ngelamun terus !"-beo Ayu yang sedari tadi mulai geram dengan Haras yang tidak seperti biasanya.

"Hmmmmm."

"Ras lo sama gue itu udh bareng-bareng dari kecil. Lo tau gue dan gue tau lo. Lo bisa cerita sama gue di rumah nanti"-ucap ayu dengan nada sewot ,karena dari tadi ayu memperhatikan saudara sekaligus sahabatnya itu. Itu bukan Haras yang ia kenal, Haaras yang periang, dan cerewet untuk menutupi segala yang ia rasakan.

"Hmmmm."

Ayu memutar bola mata nya jengah, karena mendengar jawaban dari Haras.


Sesampainya di rumah Ayu, Haras mengambil lapto ayu yang tergeletak di meja belajarnya. Mencari salah satu film,untuk mengisi ke gabutan nya.

"Gue tau Ras, lo lagi gak baik-baik aja. Lo bisa cerita sama gue kalau lo udah siap," ucap Ayu.

Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari Haras. Ia hanya sibuk menonton film dan memakan makanan yang ia pesan tadi.

"Dindra,"satu nama yang keluar dari mulut haras setelah lama ia diam. Satu nama dan kata yang mewakili apa yang ia rasakan.

"Dia lagi,"batin ayu

"Dindra kenapa ?" Tanya Ayu pada Haras.

"Apa gue ganggu dia? Apa gue ada salah sama dia ? Gue mau tau apa alasan dari semuanya,gue butuh jawaban dari dia,"Haras memulai cerita sambil tersenyum, bukan senyum tulus namun senyum palsu. Ayu tau itu, sahabat nya yang satu ini selalu berusaha buat tetap tersenyum, seberat apapun masalah yang dihadapi nya.

"Dindra, gue rindu dia," buliran bening yang sedari tadi ia tahan akhirnya jatuh juga.

"Jangan nangis, masa karena Dindra lo nangis," -ucap ayu sambil menenangkan sahabat kecil nya itu. Ia tau Haras mau bercerita hanya pada ia, Ayu juga tau bagaimana sikap haras. Dia lemah kalau menyangkut orang yang dia sayang.

"Ras, gue cuma nyaranin sama lo. Hidup lo itu bukan cuma tentang Dindra, masih banyak hal yang bisa lo lakuin tanpa Dindra. Gue tau lo sayang sama Dindra, tapi sayang juga ga perlu memiliki dindra kan ? Gue mohon sama lo, tutup semua kenangan lo sama Dindra, lo boleh ngenang Dindra tapi, jangan sampai jatuh lagi . Inget kenangan baik lo sama Dindra, soal kenangan buruknya lo buan. Lo anggap aja hal itu ga pernah terjadi lo sama Dindra. Pertahanin Dindra dalam diam. Biarin semuanya berjalan, gue tau. Sejatinya mana ada jatuh hati sendirian yang menyenangkan," ujar Ayu pada sahabatnya.

"Lupain dindra,"lanjut Ayu

"Lupain?" sahut haras dengan tawa hambar.

"Lo gampang ya, buat ngomong lupain. Lo pikir gampang apa buat lupain Dindra," lanjutnya.

"Lo belum coba Ras, coba lo lakuin dulu. Lo biasain diri tanpa dia, hilangin segala tentang dia,  singkirin dia dari pikiran lo," ucap Ayu deengan bijak.

"Oke saran lo gue terima."

"Udah kali, lo kok melow sih. Gue aja biasa aja."-beo Haras


Haras memang seperti ini. Mudah bersedih namun mudah kembali tertawa lagi. Dia tidak mau orang lain melihat kesedihannya. Ayu yang notabene nya sahabat kecil haras,otomatis tau bagaimana haras.

*******


"Gue bisa,gue pasti bisa..

Ayo Ras semangat. Belajar cuek sama dia, berhenti peduli apapun yang menyangkut tentang Dindra"-Haras menyemangati dirinya sendiri daalam hati. Sekarrang Haras sedang berada di halte, untuk menunggu angkutan umum.

Dulu ditempat ini, gue nunggu lo Dind-tawa Haras dalam hatinya. Lalu Haras menggelengkan kepalanya,untuk menghilangkan pikirannya tentang Dindra.


Aku Dan Rasa | REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang