A & R | 28

50 5 4
                                    

Sore ini sepulang sekolah, Rayhan bergegas pulang ke rumahnya. Rayhan juga menolak ajakan Fano untuk berkumpul di rumahnya. Bukan tanpa alasan Rayhan menolak ajakan Fano, Papanya meminta Rayhan untuk langsung pulang ke rumah setelah pembelajaran selesai.

Sampailah Rayhan di rumahnya. Rumah megah nan mewah itu, terlihat lebih ramai dari biasanya. Ada beberapa mobil yang asing bagi nya.

"Ada apa ya, tumben rame ?" tanya Rayhan pada dirinya sendiri. Ia memarkirkan motor sportnya, lalu masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum." Rayhan mengucapkan salam pada saat ia memasuki pintu utama rumahnya.

"Rayhan, syukurlah kaamu sudah pulang nak. Sini Ray," ujar Tuan Bram. Ia menepuk sofa di sebelahnya, sebaggai isyarat agar putra semata wayangnya duduk di sampingnya.

"Iya Pa," jawab Rayhan. Ia menyalami Papa nya deengan penuh hormat. Dilanjutkan dengan, menyalami satu per satu tamu Papa nya itu.

"Rayhan, perkenalkan mereka ini kolega bisnis Papa."

"Perkenalkan, ini putra semata wayang saya. Rayhan Adnan Mahendra," ucap Bram dengan bangga ia memperkenalkan putra tunggalnya itu.

Sementara itu, Rayhan hanya tersenyum tipis sebagai balasan senyumaan para tamu kepadanya. Tak lama keemudian, Rayhan pamit untuk ke kamarnya.

Tiga puluh menit kemudian, Rayhan telah selesai dengan ritual mandinya. Ia duduk, di sofa sambil memainkan handphonenya.

"Haras lagi ngapain ya?" tanya Rayhan pada dirinya sendiri. Niat hati ingin menelpon saahabatnya itu, namun ia urungkan niatnya saat terdeengar ketukan pintu yang disusul dengan suara Papa nya.

"Ray."

"Rayhan, udah beres belum mandinya ?"

"Iya udah," jawab Rayhan sambil membuka pintu kamarnya.

"Ray, turun dulu yuk ke bawah," ajak Bram pada putranya.

"Ngapain Pa?" tanya Rayhan.

"Ada seseorang yang mau Papa kenalin sama kamu," ujar Bram dengan senyum dan binar bahagia. Bahkan kebahagiaan itu, dapat terlihat jelas oleh Rayhan.

"Siapa ?"taanya Rayhan dengan semangat. Ia tidak mau mengecewakan Papa nya.

"Turun aja ayo."

Raayhan berjalan beriringan dengan Papa nya. Suasana nampak lebih sepi dari sebelumnya. Mungkin tamu - tamu Papa nya sudah pulang.

Tapi, ada seorang wanita tengah duduk di ruang tamu nya. Apakah ini, orang yang akan dikenalkan Papa nya ?

"Maaf sudah membuatmu menunggu Mel," ujar Bram pada seorang wanita, yang bernama Mela.

"Tidak apa-apa Mas."

Mas ? Sedeket itu ? tanya Rayhan dalam hati nya.

"Rayhan, perkenalkan ini Tante Mela. Dan Mel, perkenalkan ini putra ku. Rayhan Adnan Mahendra," ucap Bram.

"Rayhan, tante." Rayhan mengulurkan tangan nya pada Mela.

Bram, Mel, dan Rayhan larut dalam obrolan. Leebih tepatnya, Bram dan Mel. Entah mengapa, di mata Rayhan. Papa nya terlihat sangat bahagia, begitu juga Tante Mel.

Tak lama kemudian, Mel pamit untuk pulang.

"Rayhan, tante pulang dulu ya," ujar Mel berpamitan pada Rayhan. Ia mengusung senyum manisnya pada Rayhan.

"Iya tante, hati-hati."

Setelah Mel pulang, kini tinggallah Rayhan daan Bram. Bram meminta pada putranya, untuk ke ruang kkeluarga. Ada hal yang harus ia bicarakan pada Rayhan.

Aku Dan Rasa | REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang