DIA KEMBALI ?

36 4 1
                                    

Akhirnya sampailah Haras dan Dindra di rumah Rayhan. Ya, Dindra memutuskan untuk bergabung bersama Haras dan Rayhan.

Haras mengambil kunci di tempat yang sudah Rayhan sebutkan.

“Sedeket itu Ras?”-  Tanya Dindra pada Haras
“Sahabat," ucap  Haras dengan santainya .

“Masuk Dind.”

Haras pun bergegas naik ke lantai 2. Dimana kamar Rayhan berada.  Haras duduk ditepi ranjang yang ditiduri Rayhan . Ia menepuk pelan  pipi Rayhan.

“Ray  bangun  dulu,"ucap Haras dengan lembut .

Jiwa bar-bar Dindra yang  menyaksikan kedekatan Haras dan Rayhan mulai meronta-ronta.Melihat kedekatan Haras dan Rayhan
.
“Bangun dulu bentaran Ray," ucap Haras sambil mengguncang pelan bahu Rayhan

“Ray ish kebo banget sih.”

Dindra yang melihat hal itu, mulai merasakan gemuruh aneh di dalam hatinya.

“WOY BANGUN," teriak Dindra dengan suara lantangnya.

Dibangunkaan dengan suara lantang, membuat tidur Rayhan terusik.

“Ngapain lo di kamar gue," tanya Rayhan pada Dindra dengan nada kesal yang kentara.

“Ray bangun dulu, terus turun ke bawah. Gue tunggu di meja makan, mau diangetin dulu ini buburnya,"ucap Haras sambil berjalan ke luar kamar Rayhan

Sepeninggal Haras, Rayhan dan Dindra saling beradu tatap. Ada kilatan amarah yang terlihat jelas oleh Rayhan di mata Dindra.

“Kenapa ?" tanya Rayhan, jujur saja ia merasa risih ditatap sedemikian oleh Dindra.

Tanpa menjawab pertanyaan dari Rayhan, Dindra malah pergi meninggalkan Rayhan. Jika tidak salah dengan Rayhan mendengar Dindra berkata. Dasar tukang modus.

Di meja makan, baik Rayhan maupun Dindra kedua nya sama-sama diam. Lebih baik menunggu Haras yang sedang menyiapkan makanan untuk mereka bertiga.

“Makan Ray, terus minum obat," ucap Haras sambil menghidangkan bubur di mangkuk Rayhan.

“Makasih Ras.”

“Dindra kenapa diem? Mau Haras ambilin  juga ?” tanya Haras pada Dindra yang masih setia dengan mode diamnya.

“Iya udah, ini Haras ambilin buat Dindra. “

“Makasih,”ucap Dinda dengan nada ketus
Interaksi antara Dindra dan Haras tidak luput dari pengelihatan Rayhan, rumit seekali kisah sahabatnya ini.

“Gengsian.” Satu kata yang keluar dari mulut Rayhan yang ditujukan untuk Dindra.

Setelah makan, Haras mengantarkan Raayhan kembali ke kamarnya.

“Udah kali Ras, Cuma ga enak badan doang. Lebay lo ah,” Protes Rayhan pada Haras, psalanya gadis itu terus saja mengikuti kemana dirinya pergi. Dengan alasan takut Rayhan pingsan. Lebay sekali bukan.

“Udah sekarang Rayhan diem, tidur, rebahan, merem matanya.”

“Ga mau.”

“Tidur Ray.”

“Iya bawel, cerewet, bucin.”

“Diem kamu Ray. Untung lo laagi sakit, kalau enggak abis lo sama gue.”

“Kalau mmau ngomong itu  pilih salah satu, mau aku ya aku. Mau gue ya gue, “ goda Rayhan pada Haras. Pasalnya jika Haras telah menggunakan kata lo gue, artinya sahabatnya itu tengah kesal pada nya.

“Tonjok nih.”

“Ras..”

“Hm”

“Ras, ke bawah gih. Temenin Dindra, ini kesempatan Ras buat ngobrol sama Dindra.”

“Ga mau males.”

Rayhan bangun dari posisi rebahannya, lalu menarik tangan Haras dan membawa Haras keluar dari kamarmnya.

“Rayhan !!!!!”

“Buka ish. Ray buka pintunya atau gue ngambek sama lo.”

Haras terus saja menggedor pintu kamae Rayhan. Setelah cukup lama, usaha nya tidak membuah kan hasil ia memilih untuk turun ke bawah menemui Dindra.

“Apa liat-liat,”ucap Haras pada Dindra yang sedang mmenatapnya.

Diam
Hening
Tidak ada pembicaraan diantara keduanya.

“Ras”
“Dind”

Ucap Dindra dan Haras bbersamaan.

“Lo dulu Ras.”

“Gak lo dulu.”

“Oke Gue dulu.” Akhirnya Dindra lebih memilih mengalah.

“Kamu apa kabar ?”tanya Dindra pada Haras, sengaja ia menggunakan aku kamu.

Doi kesambet Ras, tenang.

“Kabar apa dulu, hati atau fisik ?” Haras balik bertanya pada Dindra. Rasanya ia ingin mengeluarkan semua uneg-uneg yang selama ini ia pendam.

“Kedua nya,” Jawab Dindra bahkan posisi lelaki itu kini menghadap Haras. Bisa ia lihat semburat merah di pipi gadisnya.

“Kalau fisik Alhamdulillah baik, kalau soal hati. Logika nya ga  ada hati yang baik-baik aja setelah disakiti. Apalagi ditinggal pergi tanpa alasan yang pasti Dind.”

Jleb,
Melihat ekspresi Dinndra yang mulai sendu, membuat Haras segan untuk mengeluarkan uneg-umeg nya.

Apaan ini, baru aja dikatain kaya gitu udah pucet aja mukanya. Cupu

“Maaf,” satu katta yang keluar dari mulut Dindra.
Tidak ada taanda-tanda Haras akan mmenjawab ucapannyya.

“Gue mau perbaiki semuanya, Ras. Kita perbaiki semuanya, gue tunggu lo besok lusa di parkiran sekolah . Ada yang mau gue omongin sama lo. Gue pamit Ras,” Dindra bangkit dari duduk nya, sambil mengacak rambu Haras.

Plis jantung biasa aja, doi lagi kesambet.

“Rayhannnn”

“Apa.”

“Dindra ngajak ketemuan besok lusa.”

“Terus”

“Haras harus gimana.”

“Temuin bego, gitu aja ribet.” Sahut Rayhan sambil menjitak pelan kening Haras.

“Sakit bego.”

“Ye bego teriak bego.” Ucap Rayhan yang sukses meembuat tawa Haras pecah.

Nah kitu atuh, seuri ulah baed melow bae.-ucap Rayhan dalam hatinya

“Muka lo Ray ngakak sumpah.”

Tbc
Nahloh Dindra come back.....

Aku Dan Rasa | REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang