A & R | 25 | Tentang si dingin dan kita.

56 6 2
                                    

Eh btw, udah lama juga ga ngumpul kaya gini. Nginep ga nih?" tanya Rayhan

"Hayu skuy lurrrr," jawab mereka serentak.

Akhirnya mereka berempat menginap di rumah Rayhan, menghabiskan malam bersama orang tersayang. Ingat, orang tersayang tidak harus selalu dengan pacar bukan.

Seemua tertawa, menunjukkan binar bahagia yang terlihat jelas di matanya. Tentunya tidak lepas dari lawakan receh si Gara dan Vita. Sementara itu, Haras memilih menyimak obrolan sahabatnya .

"Ras diem-diem bae anjeun mah," ucap Gara dengan bahasa sunda yang baru ia pelajari dari Vita.

"Yee yakali Gue harus guling-guling deepan lo pada," sahut Haras.

"Nonton kuy lah, bosen diem-diem bae," saran Vita

"Hayu skuy, nonton apa ?" sahut Haras

"5 CM aja gimana ?" saran Rayhan

"Ah bosen," protes Gara

"Gapapa Ray itu aja daripada gabut kita,"

Film pun mulai diputar...

Mereka pun larut dalam film yaamg mereka tonton.Di tengah-tengah percakapan dering ponsel Rayhaan berbunyi menandakan ada panggilan masuk padanya.

"Lah tumben si kutub nelpon," batin Rayhan

"Kenapa hm?" tanya Haras karenaa melihat kerutan di dahi Rayhan.

"Fano," Ya Alfano Abraham Adiyatama. Salah satu geng Rayhan dan Nanta, mereka bertiga bersahabat.

"Hah yang bener Ray," ucap Haras tekejut bukan main. Seorang Alfano Abraham Adiyatama yang notabene nya sahabat Rayhan, menelpon orang lain. Sangat aneh sekali, si kutub itu menghubungi oraang lain, bahkan selama 2 tahun satu kkelas dengan Fano baru 3 kali lelaki itu menyapanya
.

"Biasa aja," ucap Rayhan lalu, menjitaak pelan dahi Haras.

"Apaan sih, Rayhan jelek, goreng, bedegong,"

"Iya sayang love you too,"

"ngahiwal budak teh,"

Lalu Rayhan mengangkat telpon dari Fano.

"Halo," sapa Rayhan

"Buka pintu rumah," ucap Fano dengan dingin

"Dih buka sendiri aja, yakali gue harus ke rumah lo bambang."

"Di depan."

"Depan apa," tanya Rayhan bingung. Memiliki sahabat seperti Fano itu benar - benar meengujinya.

"Depan rumah lo bambang." Ucap Fano lalu memutus sambungan telpon secara sepihak

Rayhan buru-buru lari untuk membuka pintu utama rumahnya. Bisa fatal jika ia membiarkan si kutub menunggu lama.

"Mau nginep. Makasih," ucapnya dengan enteng lalu melenggang masuk ke rumah Rayhan.

Rayhan masih berdiam diri di tempatnya. Smentara itu, suara Fano kembali terdenggar.

"Ayo masuk Ray, anggap aja kayak rumah sendiri." Ucap Fano

" Yang punya rumah kan bokap gue yah."

Begitu sampai di ruang keluarga rumah Rayhan, alangkah terkejutnya Fano melihat banyak orang di sini. Oh, Fano baru ingat. Mereka teman satu kelasnya. Haras, Vita, dan Nanta. Haras yang melihat kedatangan Fano mempersilahkan Fano untuk duduk di sofa.

"Duduk Fan," tawar Haras pada Fano. Bukannya menjawab lelaki itu malah pergi melenggang ke dapur.

"Ye dasar bambang," teriak Haras kesal.

Aku Dan Rasa | REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang