A & R | 27

29 5 1
                                    

Pagi ini, Dindra sudah terbangun dari alam bawah sadarnya. Ia tersenyum kala melihat foto gadisnya yang ia ambil diam-diam saat itu.

Mennatap foto gadisnya, membuat Dindra teringat pada nya. Apakah Haras sudah bangun?

Lantas Dindra pun menelpon Harasnya. Tidak butuh waktu lama, panggilannya sudah diangkat oleh Haras.

“Assalamualaikum bee,” Dindra mengucapkan salam pada Haras. Entah mengapa ia lebih suka memanggil gadisnya menggunakan kata bee.

“Waalaikumsallam Dindra. “

“Bee,” panggil Dindra dengan ragu-ragu. Ia ingin mengajak Haras nya untuk berangkat bersamanya pagi ini.

“Hmmm.”

“Jam 6, aku jeemput ke rumah ya.”

“Eh mau ngapain ?”

“Jemput lah,” jawab Dindra sambil menghela nafasnya. Udah tau mau di jemput, masih aja nanya mau ngapain. Untung sayang. Heran aku saama kamu bee, otak cantik mu kemana sih ? Ujar Dindra dalam hatinya.

“Tapi, aku udah jaanjian buat berangkat bareng sama Rayhan.”

“Yang pacar mu itu siapa ? Aku atau Rayhan,” tanya Dindra.

“Kamu.”

“Iya udah, jam 6 aku jemput kamu.”

“Iya.”

“Bee,” panggil Dindra.

“Apa ?”

“Gajadi.”

“Gaje,” ujar Haras dengan nada ketusnya.

“Iya udah, aku tutup ya.”

“Iya.”

Setelah itu, panggilan  diakhiri oleh Dindra.
Sementara itu, Haras merasa ada sesuatu yang kurang pagi ini. Rayhan. Lelaki itu belum menghubunginya sama sekali dari kemarin sore.

“Rayhan kemana yah, tumben gak ngechat atau nelpon,” ujar Haras pada dirinya sendiri.
Tak lama kemudian, terdengar nada dering dari handphone Haras.

“Rayhan.” Tanpa sadar, bibir Haras mengulum senyum.

“Raayhannnn.” Gadis itu berteriak dengan girang memanggil nama sahabatnya.

“Apa bawel.”

“Rindu, jahat ish. Dari sore ngak ngasih kabar sama sekali.”

“Iya.. iya maaf.”

“Btw, tumben gak nelpon atau chat Haras. Rayhan sibuk yaa, atau jangan-jangan Rayhan udah punya pacar yaa,” tanya Haras.

“Ish enggak,”protes Rayhan.

“Ya terus kenapa ?”

“Kemarin papa pulang, lo tahu kan Ras. Gimana intensitas pertemuan gue sama papa,” ujar Rayhan dengan jujur. Seperti yang kita ketahui bahwa, papa Rayhan menjadi seseorang yang gila kerja setelah istrinya meninggal. Haal itu lah, yang membuat intensitas pertemuannya dengan Rayhan sangat jarang.

“Eh maaf, gue gak tahu Ray.” Haras merasa tidak enak dengan Rayhan.

“Gapapa sans aja, Ras.”

“Apa ?”

“Gapapa.”

“Ray, om Bram apa kabar ?”

“Alhamdulillah papa baik. Ras.”

“Iya ?”

“Ras maaf yah, kayaknya gue gak bisa jemput lo hari ini deh,” ujar Rayhan. Bukan tanpa alasan Rayhan melakukan ini, melainkan ia cukup sadar posisi dan statusnya bagi Haras.

Aku Dan Rasa | REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang