A&R 15

37 9 0
                                    

Pagi pertama di keelas 11. Dengan semangat baru, yang pastinya dengan harapan baru.
Pagi ini, seorang gadis berjalan menuju ruang kelas baru nya. Bersama teman-teman yang sama.

Ia duduk di coridor depan kelasnya dengan sebuah buku dairy yang baru saja ia beli. Diary yang sering disebut-sebut saksi bisu tentang apa yang ia akan tulis nanti. Baik mengenai bagaimana ia melewati hari-harinya, kata-kata mutiara, ungkapan bucin yang entah dari mana ia dapatkan, note mengenai kegiatan sekolah serta tugas yang tidak dapat dilupakan, dan tentang  seorang lelaki yang masih bertahta hingga saat ini.


Pastinya dengan status hubungan yang sudah lebih baik, meskipun hanya saling menonton story sosial medianya saja sudah menjadi kebahagiaan bagi Haras.

Ya, hubungan Haras dan Dindra memang sedikit membaik. Meskipun demikian, semuanya masih sama tidak ada salam sapaan dan perhatian yang datang dari Dindra melalui notifnya.

“Weisstt, Ras.”sapa Rayhan pada Haras yang tengah menuliskan sesuatu di buku dairy yang ia pegang.

“Nih anak, masih pagi udah ngebucin. Ras, kassian gue sama lo. Udah sendiri, jomblo jadi korban TKDSD tau ga.”Ucap Rayhan sambil mangguf-manggut. Sekilas ia membaca isi dari dairy book milik temannya itu.

“Apaan tuh tkdsd?”jawab Haras tanpa melihat ke arah Rayhan.

“KORBAN TANPA KEPASTIAN DARI SEORANG DINDRA.”Ucap Rayhan dengan lantangnya. Rayhan menekankan nama Dindra, karena orang yang di bicarakan. Sedang berjalan melewati mereka.

“Kampret lu Ray”sewot Haras sambil berlalu masuk ke dalam kelas.

“Semoga penantian lo berbuah manis Ras.”-ucap Rayhan tulus dari dalam hatinya. Ia kagum pada Haras, yang rela menolak hati yang datang demi lelaki yang ia tunggu itupun belum pasti.


-----------

Seorang lelaki tengah duduk di balkon kamarnya. Menatap rembulan dan bintang yang indah di langit.

Ya itu Dindra, ia sedang menikmati malam yang indah ini. Melihat indahnya pesona rembulan dan bintang, hati kecilnya teringat pada seorang gadis. Haras.

Ini taun pertama gue Ras, tahun pertama gue mengenal lo. Gue rindu lo Ras. Rindu dengerin omelan lo kalo gue kesiangan ngejemput lo, rindu nyeramahin lo saat lo cereboh, rindu liat blushing lo kalo lagi malu.

Dindra tertawa hambar, apa yang baru saja ia ucapkan. Ia merindukan Haras?

Ga mungkin
Ga boleh
Lo itu cowo, lo harus tegas.
Lo sayang sama dia, perjuangin bego. Pertahanin dia, seharusnya lo bisa jadi pelindung dia. Bukan malah pergi tanpa pamit.

-------------

“Woy, berita heboh nih.”-suara Alvita menggelegar di dalam kelas. Beberapa peghuni kelas yamg sedang di dalam pun mulai meninggalkan sejenak kegiatan mereka. Namun bukannya langsung mengumumkan informasi itu.

Vita malah diam saja, diamnya Vita ini yang mengundang kemarahan serta hujatan dari makhluk di kelas ini.

“Vit apa gc dong”-ujar Rayhan pada vita

“Vit berita apa ini.”-kini giliran Akhtar yang jarang berbicara untuk membuka suara.

“Eh woy, Alvita adiknya buavita gc ada berita hot apa hari ini.”-kali ini Nanta si agar agar membuka suara dengan tidak sabaran.

“Weis tenang para mahkluk, gini gue itu ngomong sama Haras. Bukan sama kalian.”kini Vita membalas ucapan para makhluk itu.

“Ye gue kira ada apa, dasar lo alvita adiknya buavita.”

“Bodo amat ya, Nanta Gara si agar agar.”
Vita lebih memilih menhampiri Haras yang sedang terduduk di bangku dekat jendela, bersama dengan saksi bisu nya.

Dengan tampang tanpa berdosa nya, Vita mengambil alih earphone dan saksi bisu haras dari Haras. Dengan konyolnya Vita malah tersenyum lebar.

Haras menaikkan dagunya, Vita yang mengerti akan sikap Haras akhir-akhir ini. Sedikit berubah, Haras yang ia kenal sekarang lebih banyak diam. Lebih sering menghabiiskan waktu bersama saksi bisu nya.

“Mau denger ga.”

“Hmmm.”

“Ras kita olahraga hari rabu.”

Haras menaikkan saalah satu halisnya, sebagai isyarat kenapa.

“ Iya hari rabu.”

“Terus kenapa, apa masalahnya. Karena bareng sama pelajaran guru killer ?”tanya Haras pada vita yang mulai emosi padanya.

“Ras masa lo ga ngerti sih.”

“Gue?”

“Iya.”

“Ngerti apa coba, orang lo ngomong kita olahraga hari rabu. Terus abis olahraga pelajaran madam maria, terus gue harus apa. Ya udah sih jalanin aja.”

“Bukan itu maksud gue Haras Talitha Arshiya.” Vita memanggil Haras dengan nnama lengkapnya. Sebagai pertanda  bahwa ia sudah mulai emosi.

“Terserah aja.”

Vita yang mulai geram pun, mendekatkan diri pada Haras. Lalu membisikan kata-kata yang dapat membuat keinginan Haras untuk bersikap Haras yang katanya mau jadi pribaddi yang dingin, entah hilang kemana keinginan nya itu setelah mendengar suatu hal yang sangat membahagiakan baginya.

“Aaaaa,Vita demi apa”

“Iya beneran.”

“Makasih Vitaa, sayang Vita.”

“Perasaan tadi ada yang diem adem ayem aja, kok gue ga liat lagi ya itu orang.”

“Telingaa gue masih berfungsi.”

“Weiss sorry nih, gue kira orang nya udh pergi.”

Haras kembali mendengarkan lagu , jemarinya keembali bergerak lincah diatas dairy booknnya.





“Bahagiaku sederhana,
Mendengar segala tentangmu saja.
Sudah membuat aku lupa,
Bahwa aku sedang
Berusaha melupa.”
-Hrstlhtarshy

Aku Dan Rasa | REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang