seharian mark hanya diam dikamar sembari tiduran dan bergelung didalam selimutnya.
dorine dan raymond kebingungan dengan sikap mark yang tak biasa.
"mark, makan siang dulu ayo. tadi pagi kamu juga gak sarapan loh." panggil dorine sembari mengetuk pintu kamar mark yang sama sekali belum terbuka dari semalam.
"gak laper." jawab mark dengan samar-samar.
dorine menatap raymond yang berada disebelahnya kemudian menggeleng. raymond tersenyum kearah dorine kemudian mengetuk pintu kamar putranya.
"mark, kamu berantem ya sama jackson?" tanya raymond.
mark mengangkat wajahnya dari bantal, "engga."
"papa panggil dia kesini ya."
"SAMPE PAPA PANGGIL DIA KESINI AKU BAKAR INI RUMAH."
raymond tersenyum geli kemudian menatap dorine, "kan bener, lagi berantem dia sama jackson."
dorine mengacungkan jempol, "hebat kamu."
"biarin aja dulu, nanti juga keluar sendiri, atau jackson yang bakal kesini."
mark melirik ponselnya yang berdering, muncul banyak pop up dari line bambam. tapi mark sama sekali tak ada niat untuk membukanya.
tiba-tiba muncul pop up dari jackson. mark panik dan langsung mematikan ponsel nya, tak ingin kepikiran ia memeluk bantalnya dan memejamkan matanya untuk tidur.
"loh jackson, kenapa siang siang bolong kesini? gak sekolah?" tanya dorine saat melihat jackson yang berdiri di depan pintu rumahnya dan masih memakai seragam sekolah.
"ah iya tante, mau ketemu mark." jawabnya sambil menyengir.
dorine mengajak jackson masuk kedalam rumahnya, "mark seharian ini belum makan, dia juga gak keluar kamar dari semalem."
jackson melirik kearah pintu kamar mark yang tertutup rapat.
"biar saya aja tante bawain makanan ke mark."
"panggil mama aja," dorine tertawa, ia menyerahkan nampan berisi makanan ke jackson.
"gimana caranya biar mark mau buka pintu— eh ada jackson."
"halo om— pa."
raymond merangkul bahu jackson, "kamu apain mark sampe dia begitu?" jackson langsung merinding mendengar suara raymond.
"maaf, salah jackson pa, saya berani tanggungjawab kok."
raymond menepuk-nepuk bahu jackson, "bagus, papa percaya sama kamu."
"sekarang coba kamu buat mark buka pintu kamar nya dan mau makan."
•
•
•"tahan mark jangan sampai dia balik badan sebelum jackson bisa masuk ke kamarnya." raymond dan dorine mengacungkan jempolnya.
jackson bersembunyi di sebelah rak dekat kamar mark, ia mengecek melirik dorine dan memberikan sinyal agar segera mulai.
"yang jago aktingnya ya." ucap dorine ke raymond. raymond mengangguk.
"MARK, PAPA KAMU KESELEK PERMEN MENTOS."
"apaan si." gumam mark yang sedang berguling-guling di kasurnya.
"MARK INI PAPA KAMU GIMANA."
mendengar suara tersedak milik raymond, mark panik dan langsung membuka kunci pintunya ia berlari kearah raymond yang sedang pura-pura tersedak.
jackson mengambil kesempatan nya untuk masuk kedalam kamar mark diam diam dan berdiri di sebelah pintu untuk bersembunyi.
"papa ngapain sih makanin permen bulet-bulet, dikata lambung papa coca cola apa!"
jackson tersenyum kecil mendengar suara celotehan mark.
tak lama kemudian terdengar suara langkah milik mark. pemuda cantik itu masuk kedalam kamarnya kemudian mengunci pintunya dan tidak sadar dengan keberadaan jackson disebelahnya.
jackson tersenyum melihat mark yang tampak sangat menggemaskan dengan piyamanya, ia meniupkan angin kearah mark, membuat pemuda itu menoleh kearahnya.
"halo cantik."
"LO NGAPAIN DISINI ANJENG." mark terkejut dan melangkah mundur.
jackson tersenyum, ia mengambil kunci kamar mark dan memasukkan nya ke saku celananya.
"lo harus makan." jackson meletakkan nampan makanan ke meja kecil disebelah kasur mark.
"en–engga, gak mau. lo keluar dari kamar gua!" mark memasang wajah marah yang malah tampak menggemaskan dimata jackson.
"gua gak bakal keluar dari sini sampe lo mau makan." jackson duduk di kasur mark sembari melipat tangannya.
"gua gak mau makan."
jackson menghela nafasnya kemudian menghampiri mark yang tersudut di dinding
jackson mengangkat dagu mark, "makan atau gua cium?"
mark menggelengkan kepalanya dan langsung melompat ke kasurnya lalu memakan makanan yang dibawa oleh jackson dengan cepat.
jackson terkekeh melihatnya. ia duduk disebelah mark dan mengusap kepala pemuda cantik itu dengan lembut.
"gua minta maaf—"
"gak, itu bukan salah lo." jackson menoleh kearah mark, "gua tau lo pasti kesel sama sikap gua yang nolak kesannya nolak lu terus."
jackson tersenyum, "gua juga gak seharusnya ngebentak lo."
mark merasakan panas menjalar ke pipi dan telinganya, "i–iya gak papa."
"mark."
"hm?"
"gua sayang lu."
"h–hah!? apaan ahaha canda lu, eh lu bolos kan ya? parah lu, s–sana balik ke sekolah, ntar tzuyu nyariin—"
"mark, gua serius." jackson menangkup wajah mark dengan tangannya.
mark sudah tidak tau lagi nasib warna wajahnya sekarang seperti apa.
jackson mengusap pipi mark dengan ibu jarinya, ia mendekatkan wajahnya dan mengecup kening mark.
jackson berdiri dan berjalan keluar dari kamar mark, "gua tunggu balesan dari lu." ucap jackson sebelum pergi dengan senyuman manis terukir diwajah nya.
mark merasakan panas di sekujur tubuh nya, ia langsung lemas dengan perlakuan jackson tadi.
"g–gua juga..."
🙃🙃🙃🙃🙃🙃
lopyu guys, peace /kabur pt.2
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]tetanggaan ✘ markson
Fanfiction[bxb] punya tetangga yang ternyata mantan pacar itu gimana sih rasanya? copyright 2018 © by softbum