CHAPTER 1 : THE HERO IS COME

3.2K 288 5
                                    

Seorang gadis kecil merungkup, dalam pandangannya hanya ada dinding berwarna putih, dia berada di tengah ruangan yang tak pernah menjadi tempat asing baginya. Dia tahu dia ada di ruangan untuk waktu yang lama tetapi sejak kapan, gadis itu sendiri tidak ingat dan mungkin saja tidak akan pernah mengetahuinya.

Seperti biasanya...

Benar ini telah menjadi kebiasaannya dimana dia hanya akan dimasukan ke ruangan putih lainya, namun entah kenapa kali ini ada yang berbeda.

Hari ini ada rasa janggal yang mulai muncul di dadanya. Seharusnya ini bukanlah masalah ini bukan pertamakalinya dia disini, tetapi tetap saja ada yang aneh.

Tidak tahan lagi gadis berdiri dia berjalan mengelilingi ruangan itu berkali-kali, seakan mencari pintu keluar yang tidak perna ada. Dia terus mengelilingi ruangan itu hingga lelah, saat itu juga gadis itu menyadari bahwa ruangan itu semakin panas.

Gadis itu pun mulai gemetar, dia berlari dan mulai menyambar segala sisi yang ada di ruangan itu.

Dia merasakan apa yang selama ini tidak perna ia rasakan, perasaan yang selama ini tidak pernah dibiarkan dia tahu, namun kali ini dia sendiri telah mengetahuinya.

Gadis itu ketakutan...

"ADA ORANG DISITU!?"

dia mulai berteriak.

"KELUARKAN AKU!"

Perlahan sesuatu mulai mengalir dari pipinya. Gadis itu begitu bingung kenapa ada air yang keluar dari matanya "...apa ini?" Air itu terus mengalir, berpakalipun ia mengelap wajahnya.
Gadis itu sempat termenung... dia mengingat sebuah kata yang perna di ajarkan seseorang padanya "...Takut?"

*BRAKK!!!

Tiba-tiba seorang pria paruh baya muncul dengan tergesanya mendobrak salah satu dinding yang membuka jalan menuju ruang itu.

"YUNA!!!"

Pria itu memanggil sang gadis dengan lantang sambil menjulurkan tangannya. Tanpa menunggu gadis itu langsung berlari untuk menggenggam tangan sang pria. Dengan cepat Pria itu menggendong gadis yang dia panggil Yuna tersebut untuk segera beranjak pergi.

Memeluk Pria paru baya dengan erat, Yuna melebarkan mata mendapati pemandangan mengerikan yang terpapar di depan matanya, tepat setelah keluar dari ruangan itu. Semuanya berwarna merah, semuanya terbakar... segala tempat berwarna putih yang perna dia lihat sekarang berubah menjadi warna merah menyalah bersama dengan suhu udara yang semakin panas.

Yuna semakin susah bernafas begitu juga dengan Pria yang membawanya. meskipun merasa lemah, Yuna mengingat seseorang yang disaat inipun dia masih khawatirkan.

"Profesor... bagaimana dengan dia...?"

Yuna hanya dapat bertanya dengan lemah sambil memeluk erat dadanya.

Meskipun terengah-engah profesor itu menjawab dengan lembut "Anak itu baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir!" Jawabannya memberi sedikit kelegaan pada Yuna. Pandangan Yuna mulai kabur nafasnya mulai tak karuan, dia tidak mampu melihat dengan jelas lagi.

Tiba- tiba mereka berhenti, sosok seseorang muncul didepan mereka. Penasaran Yuna mengintip ke depan, pandanganya kabur, yang dia lihat hanya sebuah topeng putih dengan bentuk wajah orang tertawa, topeng itu tidak asing baginya. Orang yang memakai topeng itu adalah orang yang selalu melihatnya, namun Yuna tidak perna tahu sosok di balik topeng itu.

"Kau pikir apa yang kau lakukan" Pria misterius itu bersuara.

'Suara yang tak asing. Mungkin hampir selalu kudengar... tetapi kenapa aku tidak mengingatnya...'

"Membebaskan Anak ini! sudah kubilang dia bukanlah mainan, selain itu dia juga bukan wanita itu!"

' ? '

"Meskipun begitu aku tidak---- me-biar--- mu men-- ambil--a" kali ini bukan cuma pandangan saja, pendengaran Yuna juga mulai tidak jelas.

"Tidak ------ , aku tidak akan membiarkanmu, karena dia adalah ------"

"kau bercanda bukan?, bagaimanapun anak itu hanya------"

"Kau salah, kali ini dia-------------------"

Percuma kali ini Yuna sudah tidak dapat mendengar apapun lagi, perlahan Yuna mulai memejamkan matanya dari warna merah membara.

.

.

.

...... Nak......Nak!!

'seseorang memanggil...' masih lemah, Yuna tetap memaksa untuk membuka matanya.

"NAK KAU TAK APA?"

'siapa...? dia bukan profesor?' samar-samar pandangan Yuna mulai menjelas, sosok pria lainnya terlihat kali ini dia punya senyuman yang lebar,

'dia memakai pakaian yang menyolok, rasanya perna kulihat dalam sebuah buku...'

"SEKARANG KAU BISA TENANG!"

Yunapun terseyum kecil

'ah... benar juga, orang ini...'

"KARENA AKU SUDAH TIBA!!!"

Pria itu terseyum dengan benderangnya.

'adalah...'

"Hero...."

.

.

.

Boku no Hero Academia Fanfiction | HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang