chapter 22: salah paham

194 24 1
                                    

Yeri berpikir bahwa ada baiknya untuk sementara waktu mereka tidak bicara dulu mengingat dirinya tidak ingin membuat pertengkaran kembali di antara mereka sehingga pada akhirnya dirinya yang tersakiti.
Dia berusaha menghindari Mark sampai pada akhirnya mereka tetap harus saling bertemu dan berpura-pura seolah tidak ada terjadi apapun diantara mereka ketika di hadapan keluarga mereka.

Yeri begitu tidak habis pikir bagaimana bisa pria itu mengatakan bahwa ia menyesal telah menikah dengannya. Yeri tahu bahwa mungkin sikap nya juga sedikit keterlaluan tetapi bukankah kata kata pria itu lebih keterlaluan?

Yeri memilih tidur di dalam mobil ini daripada dia harus merasakan kecanggungan di antara mereka dia juga tahu bahwa Mark juga memilih untuk fokus menyetir daripada harus membuka topik obrolan.

Selama perjalanan pulang Yeri tertidur apalagi dengan suasana sunyi di dalam mobil mereka menyebabkan dia bisa tidur nyenyak tetapi yeri terbangun karena merasa mobil tiba tiba berhenti dan saat ia membuka mata ternyata sudah sampai .

"ooh kau sudah bangun, tadi aku ingin membangunkan mu tapi aku takut kau sangat lelah akibat acara tadi " ujar Mark saat melirik Yeri sudah terbangun.

"seharusnya kau bangunkan saja , aku tidak ingin kau jadi membuang waktu  bekerja mu gara-gara aku " ucap Yeri saat mendengar Mark menunggunya bangun sejak tadi.

"tidak apa, lagipula tidak ada meeting di kantor jadi sekretaris ku bisa menghandel pekerjaan lainnya" balas Mark.

"kalau begitu aku masuk dulu oppa " pamit Yeri seraya membuka pintu mobil Mark yang di jawab anggukan oleh pria itu.

                                🌼

Yeri masuk kedalam rumahnya sambil menghela nafas karena dirinya merasa sangat lelah akibat acara pembukaan butiknya tadi pagi. Namun dirinya tidak bisa mengikari perasaan senang karena acara itu berjalan dengan lancar tapi ada sesuatu yang membuat gadis itu sedikit ragu pada hari ini yaitu bagaimana dirinya akan menghadapi Mark setelah pertengkaran mereka kemarin malam.

Berbeda dari dugaannya yang merasa Mark akan mengabaikannya tetapi sama sekali tidak, pria itu bahkan tetap mengajaknya berbicara bahkan mengantarkannya pulang. Yeri sempat merasa bersalah karena berpikiran buruk tentang suaminya sendiri namun tetap saja gadis itu tidak ingin mengakui dirinya bersalah begitu saja di hadapan Mark karena dia merasa bukan hanya dirinya yang bersalah di sini, dan mengakui dirinya bersalah lebih dulu tentu saja akan membuatnya sangat gengsi.

Ketika Yeri masuk kedalam rumah  dan hendak menuju ke kamarnya kakinya tiba tiba terhenti saat melihat ke arah dapur yang menampakan bekas sarapan Mark tadi pagi masih terlihat berantakan di meja makan
Mungkin pria itu buru buru tadi pagi sehingga tidak sempat membereskan bekas sarapannya. Yeri meletakkan tasnya ke sebuah sofa sebelum membereskan bekas sarapan Mark tadi pagi , meski ingin mengeluh karena sedikit lelah tapi gadis itu segera mengurungkan niatnya saat menyadari bahwa ini adalah kewajibannya.

Gadis itu segera pergi ke kamarnya setelah selesai mengerjakan pekerjaan dapurnya , gadis itu langsung merebahkan dirinya di atas kasur setelah meletakkan tas nya di sembarang tempat di kamar.
mungkin karena lelah gadis itu terlelap cukup lama.
ia melenguh saat terbangun dan menyadari bahwa ia tidur cukup lama sampai pukul 6 sore , gadis itu segera beranjak dari tempat tidurnya dan memutuskan untuk mandi.

Merasa cukup segar setelah mandi apalagi sebelumnya dirinya sudah tidur siang, gadis itu segera turun kelantai bawah setelah memakai pakaian terlebih dahulu untuk menyiapkan makan malam.

baru saja akan keluar kamar tiba tiba ponsel Yeri berbunyi menandakan panggilan masuk, yeri mengernyitkan dahinya saat melihat nomor yang tidak dikenali menghubunginya, dia memutuskan untuk menerima panggilan itu.

HE MAKES ME H.A.P.P.Y [ Mark x Yeri ] BELUM TAMAT PROSES LANJUTAN CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang