12. Tidak Sengaja.

85 20 1
                                    


Fandy keluar dari kamarnya, berniat untuk menemui adik kesayangannya. Entahlah, kali ini abangnya mau membuatnya kesal tentang apa. Syakira mungkin sudah kebal dengan ulah abangnya itu.

Fandy berjalan ke arah pintu kamar Syakira, dia sengaja membuka pintunya begitu saja. Dia tidak mendapati Syakira dikamarnya, tetapi tas sekolahnya sudah ada diatas meja belajar Syakira.

"Elah si bloon dimana." Ucap Fandy kepada dirinya sendiri. Dia menutup pintu kamar Syakira kembali, mulai berbalik arah menuruni tangga.

Saat sudah sampai dibawah, dia hanya melihat mamahnya yang sedang sibuk menyiapkan masakannya. Fandy menghampiri Mira.

"Mah Syakira mana?" Tanya Fandy mengkerutkan dahinya.

"Tadi katanya pergi sebentar ke taman, mau ketemu temannya." Jawab Mamahnya yang menghadap ke arah Fandy.

"Fandy mau nyusulin Syakira ya mah." Ucap Fandy yang terlalu khawatir dengan adik satu-satunya itu. Perasaannya juga tidak enak, seperti sedang terjadi apa-apa dengan Syakira. Dia mencium punggung tangan Mira.

"Assalamualaikum mah." Salam Fandy sedikit keras, karena dia sudah hampir membuka pintu utama.

Fandy berjalan sedikit cepat, dia tidak memakai montornya. Karena jarak taman dengan rumahnya tidak terlalu jauh. Saat sudah sampai, Dia melihat Syakira sedang duduk sendirian seperti menunggu seseorang. Terlihat banyak anak kecil bermain disini, karena ini sore hari jadi banyak yang menghabiskan waktunya ditaman komplek.

"Sya lo ngapain disini, sendirian lagi?" Tanya Fandy yang baru saja mendekat ke Syakira. Dia mengkerutkan dahinya, karena curiga dengan Syakira.

Alhasil Syakira kaget dengan suara Fandy yang tiba-tiba itu. Dia yang tadinya memainkan ponselnya, mengangkat kepala nya dan melihat abangnya.

"Eh bang, Syakira lagi nunggu temen. Tapi gak dateng dateng." Balas Syakira dengan apa adanya.

Fandy berpikir, kalau pun itu sahabat Syakira tidak mungkin memilih Syakira untuk menunggu ditaman seperti ini. Biasanya mereka akan langsung kerumahnya. Adylan? Tidak mungkinkan, dia akan kerumah dahulu untuk izin ke dia dan mamahnya.

"Siapa, lo sampe nunggu disini." Saut Fandy yang sangat serius.

"Sal..sa bang." Jawab Syakira terbata bata, seperti berbohong. Syakira tidak bisa berbohong kepada Fandy, kalaupun dia berbohong pasti Fandy mengetahuinya.

"Lo bohong ya?" selidik Fandy, dia tahu persis kalau adiknya berbohong. "Bilang gak dek, siapa?" Fandy sedikit membentak dan menekankan perkataanya.

Syakira kembali menunduk, matanya sudah berkaca-kaca. Dia tidak bisa dibentak seperti ini oleh Fandy.

"Dek." panggil Fandy pelan. Dia sudah luluh, mungkin mengetahui kalau Syakira mulai menangis.

Satu tetes air lolos mengalir dipipi Syakira, dia menangis.

"Bang, gue cuma mau nemuin temen kecil gue yang dulu selalu main ditaman ini." jelasan Syakira yang membuat abangnya tidak puas dengan jawabannya itu. Suaranya parau, dia masih menangis.

"Siapa?" Fandy mengkerutkan dahinya.

"Valdo bang."

"Bisanya lo tau?"

"Dia ngirim pesan ke gue tadi waktu pulang sekolah, suruh nunggu disini." Jawab Syakira masih saja menunduk, dia tidak berani menatap abangnya kalau sudah begini.

"Masa sih, dulu kan selalunya kerumah dulu buat ngajak lo ketaman ini." suara Fandy masih saja serius.

"Gue gak percaya, kalo itu dia." Fandy menarik tangan Syakira untuk pulang, kelihatannya sangat aneh mendengar jelasan Syakira. Sepertinya orang yang mengirim pesan kepada Syakira, bukan Valdo. Fandy bisa merasakan ada ke anehan, mungkin saja orang itu akan mencelekakan adiknya.

struggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang