13. Mading.

75 15 1
                                    


Afifah dan Nada sedang duduk berhadapan, bercerita banyak hal. Sambil menunggu Syakira yang belum berangkat.

"Euy!" Nadya memukul meja dengan pelan, bermaksud untuk mengagetkan Afifah dan Nada. Tetapi hasilnya nihil, karena mereka berdua sudah mengetahui keberadaannya.

"Lo gak sama Salsa?" Tanya Nada menatap Nadya.

"Gue gak tau, Syakira juga belum berangkat?" Nadya berbalik bertanya.

"Iya nih tumben." balas Afifah "Lo tadi lihat Adylan udah berangkat belum? Kan mereka bareng terus." Lanjutnya ke arah Nadya sambil mengangkat salah satu alisnya.

"Mana gue tau, gue langsung kesini. Lihat nih gue masih pake tas." Nadya mengarahkan tasnya yang masih dipake olehnya.

"Biasa aja tulul." Afifah menjitak kepala Nadya.

"Dasar lo, kalo ngomong emang gak bisa sante ya." Saut Nada

Bel bunyi tanda masuk, Syakira juga belum datang ke sekolah. Ada apa dengan Syakira, mereka pun tidak tahu Adylan sudah berangkat atau belum. Nada kembali ke tempat duduk aslinya, sedangkan Nadya kembali ke kelasnya. Sebelumnya berpamitan dengan Afifah dan Nada.

---

Jam pelajaran di kelas Adylan dimulai dengan pelajaran fisika, Bu Laras menerangkan beberapa materi. Semua memperhatikan, terkecuali Adylan yang sengaja mengotak-atik ponselnya dengan posisi menunduk agar tidak ketauan. Dia masih saja khawatir dengan Syakira. Adylan mengirim pesan kepada Fandy, dia sengaja menanyakan Syakira kepada Fandy. Karena dia tidak mau Syakira mengetahui, kalau dia khawatir dengannya.

Nihil. Fandy belum juga membalas pesan nya dari pagi saat Adylan akan berangkat sekolah, sesudah Fandy memberi kabar kalau Syakira akan berangkat dengan Fandy saja. Perasaan tidak enak yang membuat Adylan khawatir dengan Syakira.

"Adylan!!!" Ucap Bu Laras lantang. Membuat semua murid melihat yang Bu Laras lihat, seperti itu lah Bu Laras tidak akan membiarkan murid nya tidak memperhatikan pelajaran yang sedang dia jelaskan.

Adylan masih belum menyadari kalau dirinya dipanggil, Naufal yang ada disampingnya hanya bisa menyenggol tangan Adylan dengan sikunya. Bermaksud untuk mengode Adylan. Tetapi Adylan tidak menghiraukan Naufal, yang dia pikirkan hanya Syakira.

"Adylan kamu tidak dengar saya panggil." Bu Laras sudah berdiri disamping Adylan, ke arah Adylan.

Adylan mengangkat kepalanya, raut wajah nya terlihat sangat santai seperti tidak terjadi apa-apa. Dia hanya mengkerutkan dahinya.

"KAMU KELUAR DARI KELAS SAMPAI JAM PELAJARAN SAYA SELESAI!!!" Pinta Bu Laras dengan keras, yang lainnya hanya diam memperhatikan kejadian itu. Tetapi ya mereka tidak heran lagi, Adylan memang seperti itu kadang membolos ataupun membikin ulah di kelas saat pelajaran dimulai. Bu Laras terkenal guru yang galak.

Adylan berdiri melewati Bu Laras dengan permisi. Dia cengegesan tidak jelas ke arah Bu Laras dan yang lainnya, murid yang lain pun juga ikut tertawa kecil melihat ulah Adylan. Dia berjalan dikoridor sekolah sambil memasukan tangannya dicelananya, memang sudah menjadi kebiasaan Adylan. Mungkin menurutnya kewajibannya juga.

"Apa gue telfon bang Fandy aja ya." ucap Adylan dengan dirinya, dia masih saja berjalan dan tujuannya sudah tentu menuju kantin.

"Gue coba deh." Adylan mengambil ponselnya di saku dan segera menelfon Fandy, dia menempelkan ponselnya ditelinganya.

"Gak di angkat."

"Gue khawatir."

"Ayolah bang, angkat."

struggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang