"Duh Emely kemana yah?" tanya Riksa pada dirinya sendiri sembari menatap jalanan yang ramai.
Riksa terus berjalan menyusuri jalanan, dengan keadaan panik. Inilah Eiksa, seorang gadis baik hati yang lebih mementingkan keselamatan orang lain daripada dirinya sendiri.
"Apa jangan-jangan, Anta udah tau kalau gue mau balikan sama dia cuma karena takut Emely sengsara?" gumam Riksa.
"Maafin gue Emely, gue nggak tau lo ada dimana sekarang. Gue cuma bisa berharap lo baik baik aja," lanjut Riksa sembari berbalik dan memutuskan untuk pulang.
🔵🔴🔵
"Dari mana sih dek?" tanya Ayu saat melihat adiknya pulang.
"Jalan," jawab Riksa sembari menaiki tangga.
"Makan dulu, ntar sakit. Kak Ayu mau ke rumah sakit tapi nungguin kamu pulang. Sekarang kak Ayu berangkat yah," pamit ayu sembari pergi.
Riksa menghentikan langkahnya, berbalik menatap Ayu yang hilang di balik pintu besar berwarna putih itu.
"Sedih banget kehidupan lo Riksa." ucapnya kemudian melanjutkan menaiki tangga dan masuk ke kamarnya
Sesampainya di kamar. Riksa membersihkan dirinya terlebih dahulu, setelah itu dia memilih duduk di atas kasur berseprai pink miliknya.
"What, 43 panggilan tak terjawab?" pekik Riksa kaget saat melihat hpnya yang baru dia buka setelah panik seharian.
"Emely?" ucapnya lagi saat mengetahui Emely yang menelponnya sebanyak itu.
Riksa menghembuskan nafas pelan, sembari menghempaskan badannya di kasur. Lelah, itulah yang Riksa rasakan.
"Apa gue coba telpon Anta aja yah?" tanyanya sembari menatap hpnya yang menampilkan kontak bernamakan 'Anta'.
"Ya allah, please mudahkan semuanya. Ini berat banget," ucapnya lagi, dan kali ini dibarengi air mata yang tak dapat Riksa bendung lagi.
Tut tut tut
"Kok nggak bisa sih? Anta lo ngapain sih?" desis Riksa kesal dengan semua cobaannya.
"Ya allah, Riksa nggak mencoba untuk mengeluh. Tapi kali ini aja, Riksa mohon biarkan Riksa hidup bahagia," ucap Riksa, mungkin lebih terdengar isakan tangis.
Tiba tiba, Riksa mendengar pintu kamar Emely yang berada di sebelah berderit. Itu artinya Emely sudah pulang. Riksa tentu saja langsung berlari keluar kamarnya.
"Emely!" Seru Rikksa saat melihat Emely masuk ke kamarnya, namun batal saat mendengar Riksa memanggilnya.
"Riksa," kata Emely menatap panik pada Riksa.
Riksa berlari memeluk tubuh ramping Emely, membuat Emely sedikit terdorong ke belakang. Emely pun membalasa pelukan Riksa.
"Lo dari mana aja? Gue khawatir tahu!" Decaj riksa sambil memeluk Emely, tak sadar air mata Riksa menetes.
"Maaf Sa, gue buat lo khawatir," jawab Emely sembari melepaskan pelukan dan menatap Riksa, "Lo jangan nangis, maaf kalau gue udah banyak buat lo susah."
"Nggak kok Emely, gue cuma panik aja karena lo belum pulang," tutur Riksa.
"Lo nggak papa kan? Lo nggak disakitin Anta lagi kan?" tanya Riksa membuat air wajah Emely berubah.
"Apa riksa tau?" Batin Emely
"Emely jawab dong!" sahut Riksa sembari mengoyang bahu Emely yang terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"Eh, i--iya riksa. Gue baik baik aja kok," jawab Emely gugup.
Riksa sedikit curiga dengan tingkah Emely yang seperti ini. Tapi sudahlah menurut Riksa, Emely juga dalam keadaan baik baik saja
"Lo mandi dulu yah Mel, terus kita makan bareng. Gue tunggu di bawah!" pinta Riksa sebelum akhirnya pergi menuruni tangga.
"Maafin gue Riksa," gumam Emely melihat kepergian Riksa.
🔴🔵🔴🔵🔴🔵🔴🔵🔴🔵
Wadaw, komennya dong. Bagus apa nggak?😊
KAMU SEDANG MEMBACA
AntaRiksa [Tersedia Versi Ebook]
Teen Fiction[3 #Clubbing 31052020] [3 #siasat 01082020] Mungkin, ANTARIKSA bukanlah penyatuan dari dua hati Melainkan, tempat untuk lainnya sebagai meneduh hati. -Teriksa Angela.. Cerita ini bukanlah cerita seperti biasanya. Cerita ini akan membawa kalian ked...