Hegar berjalan tergesa melewati lorong kastil yang sudah terlihat sunyi. Terus melangkah hingga hampir mencapai gerbang, jika saja dua orang prajurit yang berdiri di depan pintu besi menjulang itu tidak menghentikan langkahnya.
"Anda mau kemana Tuan Hegar?" Tanya salah satu prajurit yang bertugas menjaga akses keluar masuk kastil itu sopan, namun bernada tajam.
"Itu bukan urusanmu," balas Hegar kasar, ia hendak kembali melangkah namun kedua tombak yang di buat menyilang itu menahannya.
"Tolong jawab saja Tuan, Anda tak perlu sekasar itu," ucapnya datar.
"Kalian perlu di beri pelajaran rupanya," ucap Hegar murka, lelaki itu hendak mengayunkan tangannya, tapi gerakan Hegar terhenti oleh Drake yang tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya, dan langsung membelenggu kedua lengan peri itu dengan cambuk bergerigi miliknya.
"Lepaskan tanganku vampire sialan!" Bentak Hegar bertambah murka.
"Bawa dia ke ruang bawah tanah," perintah Drake pada kedua prajurit tadi, tak memperdulikan Hegar yang terus mengumpat kasar.
"Hey sialan apa yang kalian lakukan," ucap Hegar semakin murka, ia ingin berontak tapi belati itu justru semakin mengukung tubuh dan pergelangan tangannya, seolah ada mantra yang mengikatnya hingga tak dapat melepaskan diri.
"Aku akan beritahukan ini pada Tuan Kevin, kalian akan menerima akibatnya karena sudah berani kurang ajar padaku," ucapnya lagi dengan suara menggelegar. Tapi teriakan penuh amarah itu langsung menghilang, saat cambuk yang membelenggu tubuh Hegar makin memanjang dengan sendirinya, dan kini bergerak cepat menutup mulutnya hingga tak bisa bersuara.
"Akhirnya kau diam juga," ucap Drake santai, membuat kedua bola mata Hegar membulat marah.
Hegar mencoba kembali berteriak dengan gerakan melawan, namun yang keluar hanya geraman tak jelas menyerupai dengungan.
"Aku pergi," ucap Drake santai, sambil membelakangi Hegar bermaksud untuk meninggalkan lelaki itu.
"Oh iya," ucap Drake kembali berbalik, sambil memegang pelipisnya sendiri lalu menghadap ke arah Hegar seolah teringat akan sesuatu.
"Ah, aku hampir lupa memberitahukan padamu, kalau Kevin sendiri yang telah memintaku untuk mengurusmu malam ini. Selamat bermalam di kamar barumu Hegar, semoga kau tidur nyenyak malam ini," ejeknya sambil menepuk pelan bahu peri itu beberapa kali seakan memberi simpati.
Setelah mengucapkan itu Drake langsung melesat pergi meninggalkan Hegar begitu saja.
+++
Aku tengah duduk termenung di depan cermin meja rias, saat Kevin datang mengunjungiku.
"Sedang memikirkan apa sayang," ucap Kevin setengah menunduk sambil menempelkan dagunya di bahuku.
Aku hanya tersenyum menghadap kaca, bertemu pandang dengan lelaki itu yang juga menatap ke arah yang sama sebelum menoleh ke samping, mengenggam telapak tangan Kevin yang melingkar erat di perutku.
"Aku bahagia," ucapku sambil tersenyum manis.
"Terimakasih Kevin, berkat kau aku dapat bertemu kembali dengan kedua Orang tuaku," ucapku tulus.
"Ya, tapi aku sedih kau tidak mau memanggilku sayang," lirih Kevin dengan nada merajuk.
Aku tersenyum dan kembali menoleh untuk menatapnya.
CUP...
"Terimakasih sayang," ucapku dengan senyum merekah.
Kevin terperanjat hingga genggamannya terlepas, ia menatapku tak percaya sambil menyentuh sudut bibirnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Shima (sequel The Dark Portal) END
FantasyShima anantasya rudra, putri berhati mulia yang bernasib malang. Siapa menduga kesalahan orang tuanya di masa lalu, berakibat fatal pada takdir hidupnya. Hanya berharap seorang pangeran berkuda putih akan datang menyelamatkannya, membawanya kepada...