part 2

5.6K 350 1
                                    

Kevin duduk termenung di depan lidah api yang terus bergerak pelan.

Dalam genggaman tangannya tampak sebuah gelas dengan asap putih yang mengepul.

Pergerakan di sebelahnya membuat Kevin menoleh, di sana nampak James berdiri di belakangnya dengan melipat tangan di dada, rambut pirang lelaki itu sedikit berkibar tertiup angin malam.

"Kenapa kau belum tidur?" tanya James yang kini ikut duduk di sebelah Kevin, tangan lelaki itu memainkan tumpukan ranting kayu di atas api unggun yang masih nembara.

"Aku belum mengantuk," jawab Kevin enggan, sambil memalingkan wajahnya ke arah lain, menatap hutan belantara di kejauhan sana, yang tampak hening dan gelap.

"Memikirkan gadismu?" tanya James penuh selidik.

"Berapa lama lagi kita akan sampai?" tanya Kevin tanpa menjawab pertanyaan James.

"Aku tidak tahu, mungkin sekitar dua atau tiga bulan, tergantung beratnya medan yang kita lalui," jawab James lagi.

"Mengapa lama sekali? Apa tempatnya sangat jauh," tanya Kevin lagi.

"Ya, kuharap kita semua akan baik-baik saja," ucap James ambigu, membuat kening lelaki itu mengernyit bingung.

"Apa maksud dari ucapanmu tadi?" tanya Kevin menuntut.

"Bukan apa-apa, sudah larut ayo kita tidur," ajak James sambil bangkit dari duduknya.

"Aku masih ingin disini," jawab Kevin datar.

James menghela napas sebelum kembali berkata.

"Baiklah, terserah kau saja." lelaki itu berbalik dan melangkah menuju beberapa tenda yang berbaris, memasuki salah satu kemah berukuran kecil, dan segera menghilang dari pandangan Kevin.

Kevin kembali menatap hampa ke arah api unggun, ringkikan kuda yang di kaitkan pada batang pohon sesekali memecah kesunyian, di atas lapangan luas yang di pakai mereka untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan pada keesokan harinya.

+++

Pangeran Eldrad berdiri di tepi danau yang sedikit berkilauan tertimpa cahaya bulan, beberapa kunang-kunang berterbangan melintasi tepi danau dan bertengger pada dedaunan yang tumbuh di sepanjang kolam raksasa tersebut.

Sebuah pelukan jemari mungil di pinggangnya membuat Eldrad menoleh, seorang gadis cantik bersurai putih terang tersenyum pada Eldrad, yang di balas dengan tatapan dingin lelaki itu. Eldrad melepaskan pelukan hangat gadis itu, dan merubah posisinya hingga berhadapan dengan Sahila.

"Mau apa kau kesini?" tanya Eldrad ketus, tidak ada sedikitpun keramahan di sana, kecuali tatapan dingin dan menusuk yang di tujukan lelaki itu, dalam manik matanya yang keseluruhan berwarna putih.

"Kenapa kau mau menikahi puteri sialan itu, dia anak dari musuhmu Eldrad, orang yang telah membunuh anggota keluargamu," ucap Sahila memprovokasi.

"Itu bukan urusanmu," jawab Eldrad sinis.

"Kau bisa saja menjadikan dia tawananmu, tanpa harus memberikan kehormatan tertinggi dengan menikahi-nya," ucap Sahila lagi, yang masih belum puas mengungkapkan pendapat-nya.

Eldrad menggeram marah, dia lalu mencekal lengan Sahila keras, membuat gadis itu meringis sakit.

"Jangan coba-coba mempengaruhiku Sahila, keputusanku tidak akan berubah," ucap Eldrad tegas, wajah mereka hanya berjarak beberapa inchi saja, sehingga Sahila dapat merasakan hangat napas Eldrad di wajahnya.

Sahila tersenyum sensual, ia lalu menarik tengkuk Eldrad dan mencium lembut bibir mahluk itu pelan, membuat Eldrad terkejut dan langsung mendorong tubuh Sahila keras, hingga nyaris jatuh.

"Apa-apaan kau!" gertak Aldred marah, sambil mengusap bibirnya kasar.

"Tentu saja menciummu pangeran, akui saja kalau kau juga menikmatinya, ciumanku selalu memabukkan bukan," jawab Sahila santai. Sahila adalah seorang peri yang terusir dari bangsanya sendiri, karna perbuatan jahatnya melakukan konspirasi di kerajaannya, hingga menewaskan ratusan nyawa tak berdosa.

"Cih! percaya diri sekali dirimu," balas Eldrad sinis.

"Mengapa anda berkata seperti itu padaku pangeran, bukankah selama ini pelayananku sangat memuaskanmu?" tanyanya bernada lembut.

"Gadis berpenampilan buruk itu, pasti akan membuatmu jijik pangeran," ucapnya dengan nada rendah namun penuh cibiran.

"Aku juga bukan mahluk sempurna Sahila, bahkan sangat buruk, apa kau lupa kalau aku juga seorang gotics, " jawab Eldrad dingin.

"Tapi kau akan berubah menjadi pria tampan dan sempurna sayang, seiring perubahan gadis itu menjadi gotics," jawab Sahila dengki.

Pangeran Eldrad hanya diam mendengar perkataan Sahila.

"Kau tidak perlu menikahinya pangeran, itu tidak akan berpengaruh pada perubahanmu, kau bahkan terlihat tampan malam ini, tidak ada lagi tanduk dan taring yang biasa menghiasi wajahmu," ucap Sahila senang, sambil mengusap pelan rahang Eldrad yang kaku.

"Dia tidak pantas untukmu pangeran, sangat tidak pantas. Seharusnya kau menyiksanya hingga sekarat, untuk membalaskan kematian anggota keluargamu," ucap-nya penuh kebencian.

"Aku tahu apa maksudmu di balik semua ini Sahila. Kau sangat ingin menggantikan posisinya untuk menjadi calon istriku, sekaligus menjadikan dirimu sebagai penguasa tertinggi di kerajaanku, benar begitu bukan?" Tebak pangeran Eldrad bernada dingin.

"Itu salah satunya, tapi alasan terbesarku adalah karna aku mencintaimu," jawab Sahila tenang, dengan tatapan menantang.

"Cih! Cinta? Kau pikir aku akan percaya, yang ada di pikiranmu adalah harta dan kekuasaan, karna itu kau tega menghianati bangsa dan keluargamu sendiri," jawab Eldrad telak, membuat gadis itu terdiam dengan muka merah padam.

"Aku kekasihmu Eldrad jangan lupakan itu, kita telah bersama selama lebih dari lima tahun," jawab Sahila tak terima.

"Kau hanya simpananku Sahila, tidak lebih dari itu, sekarang kau bukan lagi siapa-siapa untukku, hubungan kita kini telah berakhir," balas Eldrad tenang. Eldrad tersenyum sinis, mendapati air muka Sahila yang berubah cepat, pemuda itu langsung berbalik, meninggalkan Sahila yang berdiri kaku dengan jemari yang mengepal erat.

"Shima ... kau akan membayar semua ini karna telah merebut Eldradku," geram-nya penuh kebencian.

TBC

Putri Shima (sequel The Dark Portal) END  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang