SELAGI ORION dan para orang dewasa membicarakan hal serius yang tidak terlalu Erin mengerti, anak itu diizinkan untuk keluar istana. Dia menolak untuk ditemani bahkan oleh seorang pengawal, memilih untuk pergi seorang diri dengan jubah hitam menutupi pakaian kesatrianya.
"Hei, Nak," langkah Erin terinterupsi, "kalau kau kabur seperti itu, Orion bisa kerepotan mencarimu." Erin menoleh. Mendapati sosok berompi merah dengan kerah berbulu tengah berdiri bersandar salah satu pilar koridor istana. Erin mengenalnya beberapa waktu lalu, dia adalah Tuan Fang, sahabat Orion dari Bestia.
"Aku sudah biasa keluar seorang diri." Erin menjawab dengan nada seramah yang dia bisa, "Orion seharusnya sedang rapat denganmu, kan? Mengapa Tuan Fang di sini?"
"Aku melihatmu menyelinap ke luar," Jawab pria itu enteng, "Kau ingin pergi ke bandar udara, kan?"
"Bagaimana kau tahu?"
"Ketika aku menceritakan tentang penyerangan Eterno, wajahmu langsung berubah." Fang mengangkat sedikit sudut bibirnya, "ada banyak kapal yang berangkat saat itu juga, ada banyak tempat yang menjadi tujuan, dan tentu saja, ada banyak kemungkinan."
Erin memiringkan kepala. Perkataan Fang yang berbelit agak membingungkannya.
"Kru kapalku yang istimewa--temanku, dia hilang dalam kekacauan. Tubuhnya tidak ditemukan di tempat kejadian, berarti masih besar harapan kalau di masih hidup. Mungkin menumpang salah satu kapal karena panik, bukannya kembali ke kapal kami. Jadi, Erin, bisakah aku meminta bantuanmu?"
Ah, Erin paham. Karena itu, ia mengangguk. "Bisa jadi temanmu itu ada di bintang lain."
"Ya, bisa jadi dia ada di tempat lain. Tetapi kemungkinan tetap ada." Fang melepas salah satu gelangnya. Tunjukkan ini pada orang Bestia yang kau temui--kau pasti langsung mengenali fisik seorang Bestia. Bila ada yang mengenali gelang ini, sudah dipastikan kalau itu adalah kru Burst Roar."
Erin menerima gelang itu. Ketika ia mencoba mengenakannya di pergelangan tangan, Erin kira gelang itu akan tergelincir jatuh karena lingkar tangannya dan milik Fang jauh berbeda. Tetapi nyatanya, setelah dikenakan, gelang itu seakan berdaptasi dengan ukuran pergelangan tangan Erin.
"Woah! Apa ini sihir?"
Fang terkekeh, menggeleng, "Itu rahasia milik ras serigala."
Setelahnya, Fang berkata bahwa Orion mungkin menunggunya, dan Erin harus segera pergi agar ia tidak kembali setelah petang.
Para pengungsi Eterno datang untuk mencari perlindungan di Lama. Berbekal kabar yang ia terima dari keterangan Orion dan teman-temannya, Erin tertarik untuk pergi langsung ke bandara dan melihat langsung apa yang sebenarnya terjadi. Erin penasaran bagaimana wajah-wajah Eterno yang selalu membuatnya penasaran.
Peradaban padang pasir yang diberkahi cahaya, yang memiliki tradisi unik penduduknya yang hidup berpindah. Erin ingin melihat karavan-karavan yang ditarik kuda-kuda jantan bersurai legam berjalan di tengah padang keemasan. Erin tertarik dengan kemampuan para pendongeng dalam menghidupkan sebuah kisah--ia bahkan terpesona dengan cara Yuki bercerita tadi, meski Yuki bilang ia sedang tidak berniat mendongeng (ditambah, Yuki sedang berduka), hal itu diperkuat dengan perkataan Fang bahwa cara bertutur Yuki tidak ada apa-apanya dibanding para pendongeng ulung Eterno. Tetapi tetap saja, bagi seorang yang hidup diantara masyarakat Lama yang disiplin, Erin hampir tidak pernah mendengarkan dongeng dari siapa pun. Semua cerita itu ada di dalam buku, semua orang membacanya, tetapi tidak menceritakannya. Orang-orang Lama terbiasa menyimpan sesuatu untuk diri sendiri dan lebih enggan untuk berbagi. Itulah sebabnya Lama memiliki julukan "Peradaban Sedingin Bilah Logam".
Erin berjalan cepat di jalanan. Orang-orang yang berlalu lalang tampak tak peduli meski lencana perak berlambang ombak dan perisai yang tersemat di bahu Erin menyembul keluar. Juga gelang emas yang tadi Fang pinjamkan kepadanya sebelum pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Throne of Stellar
FanfictionIdolish7 Hoshimeguri AU (+ info dll) Konflik berkecamuk di penjuru kaum Angkasa ketika intisari peradaban, Star Gem, meredup. Pembakaran, pembumihangusan, dan perseteruan klan-klan bintang tak lagi dapat terhindarkan. Para kesatria, para penyihir, p...