ADA SATU hari dimana Alba tidak mendapatkan sinar matahari selama dua puluh empat jam penuh. Di hari itu, para penduduk akan keluar dan menerbangkan lentera ke langit malam, menghiasi teras rumah mereka dengan lampion, dan memeriahkan malam yang panjang dengan pertunjukan di jalanan. Hari itu adalah hari di mana keluarga kerajaan membuka penjagaan atas keping Star Gem Alba demi memanjatkan doa khusus untuk kesejahteraan negeri. Hari itu biasa disebut dengan Perpetual Night--Malam yang Abadi. Hari itu adalah hari ini.
Carnelian tidak menyukai pesta meriah seperti pemimpin Sirena. Carnelian mencintai kemewahan dan kemegahan, itu betul. Tetapi ia lebih senang menyimpannya untuk dinikmati seorang diri. Itulah sebab mengapa Alba identik dengan perhiasan--benda pribadi yang dimiliki secara individu, bukan pesta yang mengharuskannya untuk berbagi. Berbeda dengan cara pemimpin sebelumnya yang mengadakan perayaan besar-besaran di hari Perpetual Night, Carnelian lebih memilih menyepi. Hanya ia dan ditemani oleh beberapa petinggi kerajaan yang akan masuk ke Makam Para Raja, lantas menyaksikan bagaimana Star Gem dikeluarkan dari wadahnya. Pendar oranye batu itu memantul ke dinding ruang hingga menjadikannya tampak keemasan, seperti sinar matahari tenggelam di sore hari.
Meski sudah berkali-kali menyaksikannya, Carnelian tetap saja terpana. Pendeta Agung mulai memanjatkan doa-doa. Untuk kesejahteraan Alba, untuk keselamatan Pangeran, untuk kemakmuran rakyat Alba. Detik-detik itu seharusnya berlalu dengan suasana khidmat dan tenggelam dalam renung yang memaksa keluar air mata. Tetapi, pikiran Carnelian berada di tempat lain. Dia memang mendengarkan lantunan perkataan bernada permohonan dan harapan itu, tetapi pandangannya jauh menerawang ke dalam batu bercahaya yang ada di depannya.
Kalau Star Gem Alba seindah ini, bagaimana rupa Star Gem bintang lainnya, ya?
Dalam literatur kuno berisi pengetahuan tentang penciptaan, tertera penjelasan masing-masing indikasi peradaban tiap bintang. Eterno dengan permatanya yang berwarna cokelat, Alba dan batu Carnelian yang berpendar, Bestia dengan Emerald yang melambangkan kehidupan, Lama dan Ruby yang merah benderang, Sirena dengan batu safirnya yang menawan, serta Mistero dengan Intan yang memancarkan cahaya yang menyilaukan. Keberadaan keenam batu itu amat tersembunyi maka mustahil bagi Carnelian untuk berharap impiannya terwujudkan. Legenda juga mengatakan, bila kelima batu lainnya terkumpul menjadi satu, maka Vega akan terbangun, dan tugas Capella akan--
"Yang Mulia?"
Carnelian tersadar dari angan. Pendeta Agung sudah selesai memanjatkan doa, dan kini para petinggi berpamitan untuk undur diri. Carnelian tetap tinggal di sana, bersiap untuk menyimpan kembali Star Gem Alba pada tempatnya. Tidak ada yang boleh menyaksikannya, bagaimana teknik itu diturunkan turun temurun sejak dulu, bahkan oleh kesatria pribadinya sekalipun. Carnelian seorang diri tetap berada di ruang itu, melukis rune khusus yang ditorehkan di udara serta sajak sihir yang bisa membuat Star Gem kembali ke tempatnya.
"Selamat malam, Pangeran Carnelian."
***
Lazu berlarian di koridor begitu selesai berbicara dengan Truth.
"Yang Mulia!"
Tidak ada yang membuka pintu ruang Makam Para Raja selain yang memiliki akses. Para prajurit yang ada juga tengah melawan sosok-sosok bayangan yang terus saja menyerang dalam gelap. Perpetual Night ini menguntungkan bagi pengguna sihir kegelapan. Cahaya matahari tidak akan ada dalam beberapa waktu untuk melemahkan sihir mereka. Itu sebabnya sosok-sosok bayangan yang dibentuk oleh seorang penyihir menjadi semakin kuat.
Lazu menghindari bayangan-bayangan yang mulai menyerangnya dengan gesit. Seorang kapten prajurit meneriakinya, berkata bahwa yang harus ia lakukan hanyalah menolong Carnelian yang berada di ruang Makam Para Raja bersama seorang penyihir kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Throne of Stellar
FanfictionIdolish7 Hoshimeguri AU (+ info dll) Konflik berkecamuk di penjuru kaum Angkasa ketika intisari peradaban, Star Gem, meredup. Pembakaran, pembumihangusan, dan perseteruan klan-klan bintang tak lagi dapat terhindarkan. Para kesatria, para penyihir, p...