part 6 | Yakin Sahabat?²

47 23 8
                                    

Saat beberapa pelajaran selesai dan berganti dengan bel istirahat Naira, Sahila dan Asyila memutuskan untuk ke kantin.

Dengan Nadisya seperti biasa dia tak jelas kemana mungkin ke taman belakang sekolah. Taman sekolah juga sering digunakan Nadisya untuk menyepi menyendiri. Suasana nya adem dan sejuk karena banyak pepohonan.

Naira, Sahila dan Asyila memilih duduk di pojokan sudut kantin. Tempat langganan nya saat di kantin.

Saat kantin ramai sekali Asyila malah menambahkan polusi suara, suara khasnya yang sedikit melengking itu membuat semua mata tertuju pada nya.

"Bi Mina!!!, aku pesan kayak biasa ya. Jus Sirsak sama seblak" teriak Asyila kencang pada pejual yang bernama bi Mina itu.

Ya seperti itulah Asyila jika tidak seblak, mie atau bakso. Tapi sayang bakso terenak di SMP ini malah pindah lapak ke SMP tetangga.

"Kurang kenceng!! ". Protes Naira.

"Protes aja sih!. Kenapa lagi panas?, hatinya apa badannya? Hah!" Asyila menahan tawa nya karena mood Naira yang sensitif.

"Apa sih lo ". Naira kesal.

Bi Mina datang dengan pesanan yang mereka pesan. Ada seblak dengan jus Sirsak, ada Pop mie dengan teh jus lemon yang dipesan Sahila dan juga ada Nasi goreng dengan air putih yang dipesan Naira.

"Makasih bi". Ucap ramah Sahila dan dibalas dengan senyuman oleh bi Mina.

"Udah makan dulu yuk! ". Ajak Sahila.

Saat Naira ingin memakan makannya, dia disenggol oleh Asyila. Sempat geram tapi tidak jadi.

"Doa dulu! ". Ucap Asyila seraya mengangkat tangannya. Di ikuti mereka berdua.

Nah itu yang membuat Naira tidak jadi marah.

Semua berdoa dan memakan makanannya.

Saat beberapa suapan dimulut, Naira memulai pembicaraan.

"Ih sebenarnya gue tuh agak kesel sih sama Nadisya, dia kenapa coba nolak ajakan kita?". Curhat Naira.

"Abis itu kenapa lagi coba, dia kepilih dalam lomba?. Gue juga gk kalah bagus sama dia". Protes Naira sedikit kecewa dan masih dengan mengunyah makanan.

"Hm.. Mungkin dia sibuk kali, atau udah ada janji sama yang lain". Ucap Sahila kesulitan berbicara karena sedang makan.

"Kalo masalah dia kepilih itu, mungkin ya karena dia kan anak seorang desainer dan lagi mungkin lo kurang beruntung". Lagi lagi Sahila berfikir positif.

Tak sadar ada yang sedang menyimpan bara apa di dalam hati nya. Naira.

"Lagian juga siapa sih yang bisa mengalahkan seorang Nadisya". Puji Asyila.

"Ya gue curiga kayak nya dia pake cara curang deh, lagian dia kan sikap nya bikin orang curiga". Naira terus saja menunjukkan ke tidak sukaannya.

"Bukan orang tapi lo doang yang suka curiga sama dia". Sambil makan Asyila membalas perkataan Naira yang sudah jelas jelas akan meledak. Marah.

"Dia tuh aneh, gak jelas, pokoknya gue--". Ucapan Naira terpotong karena Asyila.

"Lo tuh gk boleh kayak gitu, kalo hidup lo kebanyakan iri hidup lo gk bakal tenang, lo gk bakal dapetin kebahagiaan sejati". Asyila menasihati Naira dengan penuh penekanan di setiap katanya.

"Halah gue tuh gk suka aja gitu anak gak jelas itu, bisa ngalahin gue gini". Naira sudah mulai melenceng dari sikap biasanya.

"Lo tuh dibilangin ya. Keras kepala tau gk!". Sebal Asyila karena tidak biasanya Naira se obsesi ini dengan perlombaan.

KELAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang