Nol

83 1 4
                                    



Hari ke-Nol.
Karena hari ini Kinar tak lagi berbaring di ruang rawat. Semua peralatan medis sudah dilepaskan. Ia kini berbaring di tengah-tengah lingkaran orang yang duduk bersila, tubuhnya wangi mawar serta berbalut tujuh lapis kain putih.

Dian salah satu yang berada di tengah lingkaran itu.
Ia termenung. Sesekali ia berusaha mengikuti lantunan ayat yang sedang berlangsung ditengah isaknya.
Ini hari ke-0 juga untuk Dian, setelah 680 hari milik Kinar.

Dian memilih pulang sebelum Kinar dikebumikan. Tidak ada satupun yang ia ajak pamit karena beberapa wajah di antara mereka hanya dikenal lewat sosial media yang Kinar tunjukkan.
Ada Kris, teman kuliah Kinar yang cukup dekat dengannya.
Mila, Tia, dan Asti, teman-teman dekat Kinar semasa SMA.
Ardi, mantan pacar Kinar yang juga teman kuliahnya.
Hesti dan Reynald, teman kantor Kinar di kantor pertamanya.
Terakhir, yang paling mencolok adalah Wahyu, suami Kinar. Pria itu yang paling menangkap mata Dian.
Pria jangkung, berkacamata, berkulit sawo matang, berambut pendek, dan memiliki sedikit brewok tipis. Jika disandingkan dengan Ardi, selera Kinar tampak bisa ditebak.

Setidaknya Wahyu adalah pemenang. Mungkin begitu, mungkin juga tidak. Hari ke-0 ini adalah awal mula hari ke-1.
Belum ada pemenang, belum ada yang kalah, bahkan belum ada kompetisi.

Untuk Dian, kompetisi saat ini hanyalah tentang siapa yang lebih dulu rela membiarkan perginya Kinar.
Setidaknya ia pikir begitu, karena sepulangnya ia ke apartemen, masih ada aroma parfum rasa bunga lily yang tak asing lagi.

5 Hari Setelah KinarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang