12: Nila

1.2K 301 89
                                    

Taehyung masih belum berhenti membolak-balik buku sketsa milik Jeongguk di kamar bocah itu  sementara pemilik kamarnya masih di ruang tamu, sibuk dengan game barunya.

Taehyung berharap ada gambar atau tulisan lain selain potret 'Yoongi' di dalam buku itu, karena dia mulai bosan memandang sinar mata kosong tak bersemangat 'Yoongi' di sana. Mungkin seharusnya Taehyung tidak memiliki perasaan ini, rasa ingin tahu yang amat sangat soal siapa itu 'Yoongi' dan mengapa Jeongguk memutuskan untuk mengisi sekian lembar buku sketsanya dengan potret wajah pria yang bahkan foto atau gambarnya tidak ada di sudut manapun di rumah ini kecuali di kamar Jeongguk.

Usai satu buku habis dibolak-balik Taehyung, bocah itu kembali menyusur deretan buku Jeongguk, mencari apakah ada buku sketsa lain yang bisa ia tengok-tengok isinya.

Ternyata ada.

Bukunya sepertinya agak lebih tua daripada buku sketsa yang barusan Taehyung lihat, karena dari bentuk gambarnya kelihatan kurang proporsional dan arsirannya tidak serapi buku sebelumnya, tetapi Taehyung harus menahan kecewa karena buku itu lagi-lagi dipenuhi potret 'Yoongi', entah yang selesai maupun yang tidak, entah itu baru matanya yang menyerupai mata kucing, atau bibir tipisnya, atau hidung bangirnya, tetapi dari sketsa kasar yang belun diarsir Taehyung tetap bisa melihat Jeongguk berusaha menggambar--atau belajar menggambar--'Yoongi'.

Setelah beberapa lembar berisi potret 'Yoongi' habis, barulah Taehyung menemukan potret lain.

Tapi entah itu potret, atau hanya gambar coretan saja, Taehyung tidak paham.

Yang dilihat Taehyung di lembar itu seperti gumpalan hitam pensil yang sangat gelap, dengan potongan tangan dan kaki manusia di dekat gumpalan tersebut. Beberapa bagiannya diarsir tipis dengan bolpoin merah, dari bentuk gambarannya Taehyung kira Jeongguk berusaha menggambarkan darah. Taehyung sedikit kaget karena setelah begitu banyak potret tampan 'Yoongi' yang dilihatnya, gambar pertama selain 'Yoongi' adalah bentuk monster seperti ini.

Taehyung lebih terkejut lagi ketika membalik halaman berisi gumpalan hitam tersebut. Gambarnya gambar manusia, tetapi tidak seperti manusia juga karena tangan dan kaki makhluk yang digambar itu sangat panjang, sendi-sendinya menekuk ke arah yang tidak wajar, dan tubuhnya digambar terkoyak di sana-sini. Taehyung meneguk ludahnya dengan takut, namun tangannya tetap bergerak membalik halaman buku sketsa lama Jeongguk.

Gambar wanita. Rambutnya panjang, koyakan panjang yang melintang dari bahu kiri sampai perut kanannya, hampir membelah tubuhnya menjadi dua. Tidak ada bola mata di tempat yang seharusnya, hanya lingkaran hitam pekat yang seakan tak berdasar, juga jemari tangan dan kaki yang tak lagi lengkap.

Taehyung menjerit sangat keras dan segera melemparkan buku di tangannya jauh-jauh, membuat buku itu membentur dinding kamar Jeongguk dan jatuh menutup. Taehyung lari keluar dari kamar Jeongguk dengan napas tersengal dan tenggorokan yang terasa pahit, langkahnya besar dan berisik di sepanjang koridor berlantai keramik rumah keluarga Jeon. Sungguh, Taehyung belum pernah se-ketakutan ini seumur hidupnya.

"Jeongguk!" teriakan Taehyung membuat bocah laki-laki di ruang tamu menekan tombol pause pada konsolnya, berlari keluar area ruang keluarga untuk mengecek keadaan Taehyung yang tiba-tiba histeris sendiri.

Jeongguk tidak sempat mengatakan apa-apa karena Taehyung sudah menubruk tubuhnya dan memeluk Jeongguk erat sambil menangis.

"Ada apa?" kata Jeongguk pelan sambil mengusap punggung Taehyung, berusaha menenangkan yang lebih tua.

Taehyung masih sesenggukan, tetapi akhirnya melepas pelukan Jeongguk. Keduanya kembali duduk di sofa ruang keluarga, duduk berhadapan. Jeongguk menunggu Taehyung sampai cukup tenang untuk bercerita.

✔️| imaginary friend [kth x pjm]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang