26: Makan Malam

999 206 27
                                    

"Noona," Taehyung berusaha menyamakan langkah dengan Joohyun yang setelah menonkton bioskop berjalan cepat menuju parkiran.

"Noona," panggil Taehyung lagi, "aku minta maaf, noona."

Joohyun tidak menggubris Taehyung, tetap berjalan cepat bahkan sampai di depan mobil sedan hitam yang disetir Taehyung ke mall tadi.

Taehyung sengaja tidak mengeluarkan kunci mobil untuk menekan tombol kunci otomatisnya sampai dia berdiri di samping Joohyun, tepat di sebelah pintu kursi penumpang depan.

"Noona marah?"

Joohyun mendelik sekilas, mengirimkan rasa dingin ke sepanjang tulang belakang Taehyung. Taehyung jelas menjadi orang paling tidak peka sedunia kalau masih menganggap Joohyun baik-baik saja setelah dilirik tajam seperti itu.

"Maaf, aku cuma.... Merasa sedikit grogi? Karena noona terus menggandengku, aku tidak biasa," Taehyung mengeluarkan kunci mobil Namjoon dari sakunya, menekan tombol yang membuka kunci, lalu membukakan pintu supaya Joohyun bisa masuk.

Taehyung memutari mobil ayahnya untuk membuka pintu di sisi lain mobil itu, lalu duduk di kursi pengemudi.

"Noona jangan cemberut," kata Taehyung sambil menyalakan mesin mobil.

Joohyun memalingkan wajahnya untuk menatap Taehyung, seakan menunggu kalimat rayuan yang biasa diberikan pemuda-pemuda yang pernah dikencaninya sebelumnya.

"Aku mau mengajak noona makan malam dulu di rumah."

Joohyun mendengus karena ekspektasinya dalam kencan di luar bersama Taehyung tidak pernah terjadi. Selama satu-dua bulan berpacaran dengan Taehyung, memang remaja yang sekarang sibuk memasukkan persneling dan memundurkan mobil yang disetirnya itu sangat, sangat tidak peka.

Ditinggal di perpustakaan atau kantin, tempat Joohyun berusaha menemui Taehyung karena kelas mereka berada di lantai yang berbeda, tentu sudah jelas pernah Joohyun alami, lima kali pun Joohyun yakin sudah ada. Selama di sekolah Joohyun tidak berusaha menggandeng atau menggenggam tangan Taehyung, karena memang mereka sedang di sekolah. Karena itulah Joohyun sangat mengharapkan Taehyung memperlihatkan sisi yang berbeda padanya hari ini, seperti sisi yang lebih perhatian, lebih agresif, atau setidaknya lebih memanjakannya karena mereka tidak perlu takut menjadi bahan omongan di sekolah. Tapi ternyata tidak. Taehyung malah menyatakan dengan gamblang bahwa pemuda itu tidak nyaman bersentuhan kulit langsung dengan Joohyun.

Harga diri Joohyun sebagai seorang gadis yang sejak dulu selalu menjadi most wanted di tempatnya bersekolah saja sudah terancam rata dengan tanah karena dia menyatakan perasaan sukanya pada Taehyung--Joohyun sama sekali tidak perlu menunjukkan rasa sukanya pada pemuda lain selain Taehyung. Untungnya, pemuda yang terkenal selalu menolak halus semua gadis yang menyatakan perasaan padanya itu muncul di depan kelas 3-2 dua hari setelah Joohyun menyatakan rasa sukanya, membawa jawaban berupa dia tidak keberatan menjadi kekasih Joohyun.

Joohyun kira setelah beberapa minggu bersamanya Taehyung akan berubah, seperti pemuda-pemuda lain yang menjadi mantan kekasihnya. Berubah menjadi tergila-gila padanya yang cantik menawan, sebelum Joohyun bosan dan meninggalkan para pemuda itu karena mereka menjadi terlalu mudah untuk Joohyun.

Nyatanya tidak. Taehyung masih sama datarnya sekarang dan ketika baru di awal hubungan. Kecuali--

"Kenapa aku harus makan malam di rumahmu, Tae? Kau bisa antarkan aku pulang langaung kalau kau tidak mau bersamaku lebih lama."

"Hm? Aku mau mengenalkan noona pada Ayah dan Bunda. Noona tidak keberatan kan kalau makan malam dulu?"

Senyum Joohyun langsung terkembang. Ternyata dia sudah salah menilai Taehyung. Dia kira Taehyung adalah pemuda yang mau main-main dengannya, yang mau memanfaatkan waktu mereka untuk jalan dengan Joohyun sebelum Joohyun muak, dia tidak menyangka di malam kencan di luar pertamanya dengan Taehyung, Taehyung akan langsung mengenalkannya pada orangtua pemuda Kim tersebut.

✔️| imaginary friend [kth x pjm]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang