33: Bangun

1K 240 31
                                    

Kepala Taehyung terasa begitu berat ketika ia memaksa untuk membuka matanya. Pandangannya begitu kabur dan terasa gelap ketika ia baru membuka mata, tetapi ia yakin ia tidak lagi berada di kamarnya. Tempatnya sekarang adalah suatu tempat yang dingin, dan Taehyung kira ia akan membutuhkan waktu yang cukup lama sampai ia benar-benar yakin bagaimana keadaannya sekarang ini.

"Jimin-hyung?" desisnya pelan. Tidak ada jawaban, dan Taehyung akhirnya menghela napasnya. "Mungkin aku memang sudah mati."

"Kau belum," sebuah suara asing yang tidak Taehyung kenali menjawab. Arahnya dari pojok ruangan, bagian yang Taehyung rasa paling dingin dari seluruh ruangan itu. "Tetapi aku cukup yakin kau hampir."

"Siapa di sana?" tanya Taehyung pada suara tersebut. "Di mana Jimin-hyung?"

Suara tawa menghina bernada rendah yang dingin terdengar dari sosok dingin tersebut, sebelum Taehyung mendengar suara langkah mendekatinya perlahan.

"Sekarang kau bisa berinteraksi denganku juga, apa karena kau mencoba untuk mengakhiri hidupmu sendiri, huh, Kim Taehyung?"

Pandangan Taehyung sudah menjadi jauh lebih jelas ketimbang saat awal membuka mata tadi, tetapi pandangannya masih cukup kabur untuk bisa mengenali wajah siapapun yang sedang berjalan ke arahnya sekarang ini.

"Bagaimana kau tahu namaku? Siapa kau?" Taehyung bertanya panik.

"Min Yoongi," jawab sosok yang Taehyung rasakan begitu dingin itu. "Kau pasti sudah pernah dengar dari Jeongguk. Itu pun kalau kau ingat dia pernah menceritakan tentang aku padamu dulu sekali, waktu kalian berdua masih di daycare."

"Min Yoongi?" Taehyung mengerenyitkan alis. "Min Yoongi! Kau Yoongi yang digambar Jeongguk di bukunya waktu itu?!"

Yoongi terkekeh dengan nada rendah, "Baguslah kau tahu siapa aku. Jadi kita tidak perlu mengulang proses 'ayo-bercerita' kita dari awal," ujar Yoongi sambil menempatkan diri dengan duduk di tepi kasur Taehyung. 

Taehyung bisa merasakan tubuh Yoongi dingin sekali, meskipun pandangannya belum terlalu jelas untuk bisa melihat bagaimana sosok Yoongi--yang tidak terlalu perlu juga karena bentuk wajah Yoongi terpatri cukup dalam di ingatannya sejak melihat puluhan lembar sketsa wajahnya di buku sketsa Jeongguk tujuh tahun lalu.

"Kenapa kau di sini? Dimana Jimin-hyung?" tanya Taehyung ketus.

"Keluar. Butuh udara segar, katanya. Dia tidak mau melihatmu mati jadi dia tidak mau menunggu di sini. Dia masih di sekitar rumah sakit ini, tenang saja," ucap Yoongi santai, sambil mendorong pelan bahu Taehyung yang sudah siap bangkit dari bedrest-nya, padahal inderanya belum sepenuhnya kembali.

Taehyung sedikit membanting tubuhnya kembali ke kasur, sedikit berlebihan padahal Yoongi sama sekali tidak menggunakan tenaga eksesif untuk membuat Taehyung kembali tenang di kasur rumah sakit. Mata hitam legam Taehyung sudah melihat lingkungannya dengan jelas sekarang, meskipun kepalanya masih sedikit terasa berputar. Lampu yang menyala di ruang tersebut hanya lampu kuning di atas tempat tidurnya, gorden di sisi barat menutup, tanpa cahaya dari luar. Taehyung simpulkan hari sudah malam dari apa yang dia mampu amati. Yoongi masih duduk di sisi tempat tidurnya, dan Taehyung bisa melihat potret yang digambar Jeongguk bertahun-tahun lalu ini benar-benar seperti hidup dan bergerak di sampingnya, seperti animasi yang aneh dan mistis.

Yoongi yang duduk ini sangat pucat warna kulitnya, satu hal yang baru Taehyung ketahui karena potret sketsa hitam-putih gambaran Jeongguk tidak dapat menyampaikan kesan tersebut. Namun mata Yoongi sama sendunya, sama kosongnya, sama hilang semangatnya. Kantung mata dan kulit dingin yang membuat Yoongi terlihat seperti sudah melalui dua minggu tanpa tidur itu kelihatan jauh lebih parah ketimbang yang digambarkan Jeongguk, tetapi Yoongi tidak kelihatan terlalu mengerikan.

✔️| imaginary friend [kth x pjm]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang