22: Sunbae

958 223 69
                                    

"Kim Taehyung, ada yang mencarimu!"

Suara teman sekelas Taehyung yang berseru demikian sudah sangat sering terdengar sejak minggu pertama Taehyung berada di sekolah menengah atas. Biasanya kalimat itu paling sering terdengar di jam makan siang, yang sebetulnya mengganggu Taehyung menikmati bekal masakan Seokjin maupun bento yang dibelinya di kantin sekolah.

Tetapi Taehyung tidak pernah bisa terlalu kasar kalau mau menolak orang-orang yang mencarinya sampai ke kelas 1-9 yang letaknya di ujung koridor lantai tiga sekolah tersebut.

Pasalnya, yang mencari Taehyung selama ini, semuanya siswa perempuan di sekolah itu. Awalnya cuma teman seangkatannya, tetapi belakangan beberapa orang dari kelas dua dan kelas tiga juga ikut mencari Taehyung.

Taehyung menghela napas panjang gadis yang mencarinya tadi berhenti menariknya ke daerah atap sekolah.

"Han Minji-ssi--"

"Kim Taehyung-ssi," potong gadis mungil berambut pendek yang tingginya tidak mencapai bahu Taehyung tersebut, "m-maaf aku menarikmu sampai ke sini. Aku.... Aku cuma malu karena di bawah sana banyak orang," Han Minji membuang wajahnya yang sudah merona merah seperti tomat matang.

Taehyung memandang tingkah gugup gadis itu sambil berusaha memasang ekspresi datar--dia sudah tahu apa yang akan dilakukan gadis ini bahkan sebelum Taehyung diajak naik ke rooftop.

"Aku menyukaimu sejak kita bertemu di kelas olahraga gabungan, Kim Taehyung-ssi. Aku.... Kau tidak harus mengatakan apa-apa, aku tidak memintamu jadi pacarku atau bagaimana, aku--aku cuma mau bilang."

Taehyung benar-benar bingung dia harus mengatakan apa. Kebanyakan gadis yang menyeretnya menyingkir dari keramaian--biasanya ke rooftop atau ke taman sekolah--langsung menyatakan perasaan dan memintanya menjadi kekasih mereka, yang biasanya Taehyung jawab dengan 'akan kupikirkan dulu' tanpa kepastian.

Derita siswa tahun pertama tampan yang populer, kalau kata Hoseok.

"M-Maaf," Han Minji membungkukkan badannya, yang langsung dibalas dengan kikuk oleh Taehyung saking bingung harus bereaksi seperti apa. "K-Kau bisa kembali ke kelasmu, Taehyung-ssi. Maaf membuang waktu makan siangmu seperti ini."

"Bukan masalah," Taehyung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ikut tenggelam dalam suasana canggung di antaranya dan Han Minji. "Terimakasih atas p-pernyataanmu tadi."

"Tolong jangan terlalu dipikirkan," Minji melambaikan kedua tangannya cepat-cepat di depan tubuhnya, wajahnya sudah tidak semerah tadi namun rona pipinya masih kelihatan sangat jelas.

"Kalau begitu, aku permisi," Taehyung melempar senyum singkat pada gadis di hadapannya sebelum berjalan keluar dari area rooftop dan menuruni tangga kembali ke kelasnya di lantai tiga.

"Ada lagi ya?" tanya Hoseok, yang rupanya sedari tadi belum beranjak dari kursi Minjae, siswa yang duduk di depan Taehyung di kelas.

Taehyung bahkan tidak perlu menjawab Hoseok dengan kata-kata, masing-masing sudah saling tahu apa yang selalu terjadi di antara Taehyung dan gadis-gadis yang mencarinya di jam istirahat makan siang.

"Kau memberikan jawaban yang biasa? Kau tahu menggantungkan perasaan mereka seperti itu jahat, kan?" Hoseok menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tapi aku mengerti, kok. Kalau aku di posisimu aku juga akan menjawab begitu," ucap Hoseok sambil mencomot salah satu mini bun milik Taehyung.

Taehyung diam saja, tidak bereaksi. Hoseok melihat hal ini sebagai yang tidak biasa, mengingat biasanya Taehyung akan mengomel kalau makanannya diambil tanpa izin, oleh Hoseok sekalipun.

"Tae, kau baik-baik saja, kan?"

Taehyung hanya mengangguk kecil.

Hoseok mengambil satu lagi mini bun milik Taehyung untuk mengecek apakah Taehyung memiliki reaksi yang berbeda, ternyata tidak.

"Kau yakin kau baik? Kau kelihatan berbeda, bung. Apa yang disampaikan  gadis itu padamu?"

"Dia hanya menyampaikan perasaannya padaku, kok."

"Bukankah biasanya juga begitu? Lalu apa yang berbeda? Kenapa kau jadi begini?"

"Karena dia hanya menyampaikan perasaannya padaku."

Hoseok memiringkan kepalanya, memasang ekspresi bingung karena tak paham maksud Taehyung.

"Dia tak memintaku menjadi pacarnya. Dia cuma bilang dia menyukaiku," Taehyung menjelaskan lebih lengkap karena menangkap kebingungan Hoseok.

"Itu saja?"

"Itu saja."

Hoseok jadi ikut berpikir sambil memasang ekspresi kosong, persis seperti Taehyung. "Pasti kau sangat heran dan bingung saat harus menjawab apa," katanya.

"Dia bahkan bilang aku tidak perlu menjawab apa-apa."

Ekspresi terkejut yang berlebihan langsung terbentuk di wajah Hoseok, "Aku tidak akan pernah mengerti soal gadis-gadis seperti itu!"

Ekspresi kaget Hoseok yang menurut Taehyung lucu membuatnya tertawa.

Belum lama kembali bersenda gurau sambil menikmati cemilan yang dibeli Hoseok di kantin sebelumnya, lagi-lagi ada panggilan untuk Taehyung.

"Kim Taehyung, ada yang mencarimu!"

Alis Taehyung berkerut, tidak biasanya sampai ada dua orang yang mencarinya dalam satu istirahat. Taehyung mendecakkan lidah, "Siapa, sih."

"Kuharap bukan preman sekolah yang merasa cemburu karena kau mendapat begitu banyak pernyataan cinta, Tae," balas Hoseok. "Maksudku, gadis-gadis cantik dan populer yang menyatakan perasaan padamu jumlahnya cukup banyak, kan?"

Taehyung menggedikkan bahu sebelum mendorong bangkunya kembali masuk ke kolong meja, "Semoga bukan guru atau preman. Doakan aku, Seok."

Sepatu kets warna merah-hitam Taehyung berketuk-ketuk membentur lantai keramik kelas seiring perjalanannya menuju pintu kelas untuk menemui siapa orang kedua yang mencarinya siang ini.

Lagi-lagi seorang gadis.

Cantik. Sangat cantik, malah. Tubuhnya langsing dan tinggi, wajahnya dipoles make up yang natural, membuat kesan manis semakin terpancar mengimbangi kharisma dewasa yang begitu terasa darinya.

"Kim Taehyung?" suara gadis itu lembut, tetapi juga sangat dominan dan tegas pada waktu yang sama. Unik.

"Y-Ya?"

"Kau tahu siapa aku?"

Taehyung ingin menggeleng, karena sejujurnya ia sungguh tidak tahu siapa gadis yang berdiri di depannya ini. Namun entah bagaimana otot lehernya seakan menolak untuk menggerakkan kepalanya, sehingga akhirnya Taehyung hanya terpaku menatap mata cantik gadis itu.

"Namaku Bae Joohyun. Kelas 3-2," gadis cantik itu mengulurjan tangannya yang berjemari lentik, kukunya dicat warna pink pucat yang kelihatan manis.

"A-ah, sunbae," Taehyung langsung tergagap, tangannya terulur secara refleks untuk membalas tangan Joohyun yang terulur, memberikan jabatan singkat pada kulit tangan Joohyun yang begitu mulus. "Ada apa sampai mencariku ke kelas?"

Sudut bibir Joohyun yang dipoles lipbalm dan lipstik merah pucat, membuat aksentuasi di wajahnya yang putih mulus, sedikit terangkat membentuk senyuman

"Aku menyukaimu, Kim Taehyung. Jadilah pacarku."









Sebelum terjadi huru-hara:
Tenang guize. I got my plot. Do not worry.

Ketemu di part depan, oke?😚😚

✔️| imaginary friend [kth x pjm]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang