Part 9

2.7K 108 2
                                    

Amora pov

Aku tidak tau apa yang terjadi pada angga, dia berubah jadi suami yang cemburuan dan penuh aturan setiap melihatku berbicara sama lawan jenis rasanya ia ingin menelan lawan bicaraku hidup-hidup, rasanya aku ingin menenggelamkan dirinya ke kolam renang belakang rumah atas sifatnya yang berlebihan itu.

"mbak abang kenapa?"tanya anggi mengampiriku di dapur

"gak tau tuh,semakin hari sifatnya semakin aneh"jawabku

"aneh gimana? Tadi pas kakak sapa abang hanya mengangguk aja gak seperti biasanya"ucap anggi

"mbak juga bingung kak,kalau mbak berbicara sama dosen laki-laki di kampus dia gak suka, tadi pak pak johan menelfon mbak untuk keperluan kampus angga langsung marah dan gak mau bicara sama mbak dari pagi tadi, kemarin juga dia minta mbak gak ngajar lagi,berlebihan banget"jelasku

"wah bahaya nih, abang kok bisa gitu yah"ucap anggi,aku hanya mengangkat bahuku tidak tau

"atau jangan-jangan"ucap anggi mengarahkan jari telunjuknya padaku

"kenapa?"tanyaku

"mbak gak memberikan servis yang terbaik untuk abang"ucapnya

"ngaco kamu"ucapku

"bisa aja loh mbak,coba mbak ingat-ingat lagi,mbak udah menjalankan peran mbak dengan bener blom"ucap anggi

"ya ampun kak, mbak itu tau tugas istri itu apa, kalau mbak gak jalanin tugas mbak ngapain mbak ada di dapur sekarang"ucapku

"terus kenapa yah? Atau jangan-jangan abang ada wanita lain, laki-laki itu kalau udah berubah pasti ada dalangnya, bisa jadi abang sok cemburuan supaya mbak gak tau kalau abang ada simpanan"ucap anggi berhasil membuat tanganku berhenti mengiris wortel

"coba mbak fikirin lagi deh,abang itu sering berinterasi dengan yang namanya perempuan, bisa jadi wanita nya itu salah satu model yang sering berkerjasama dengan perusahaan"lanjut anggi

"kak jangan nakut-nakutin deh"ucapku

"bukannya nakut nakutin mbak,soalnya tingkah abang itu sangat mencurigakan"ucap anggi

Aku jadi memikirkan ucapan anggi sore tadi,apa bener angga ada wanita lain? Lalu aku bagaimana? Hana juga bagaimana? Apa ia aku akan di madu, aarrgghh membayangkannya saja aku sudah mau gila

"aku kekantor dulu yah, ada meeting dadakan"ucap angga, aku hanya mengangguk dia langsung pergi tanpa mengecup keningku, apa-apaan ini sebelum sebelumnya dia gak pernah pergi tanpa mengecup keningku.

"ma, papa mana? Hana cari in gak ada"tanya hana naik ke sofa dan duduk disampingku,rasanya waktu berjalan dengan cepat, kemarin hana masih belajar berjalan sekarang berlari pun sudah cepat,sebentar lagi usianya memasuki 3 tahun

"papa kerja sayang"jawabku

"loh ini kan hari saptu ma,kok papa kerja sih"ucap hana

"ia gak apa-apa dong, kan papa kerja supaya hana bisa beli makanan,beli maianan dan yang hana suka lainnya"ucapku hana hanya mengangguk dan tidur berbantalkan pahaku sampai hana tertidur lalu aku pun memindahkannya ke kamarnya lalu kembali lagi keruang tv menunggu suamiku yang aneh itu, rasanya aku ingin menelfon papa menanyakan hal meeting yang di sebut angga tadi,tapi aku tidak berani bertanyan takut disebut mengekang suami.

Aku terbangun dari tidurku setelah kulitku merasakan sinar matahari, loh kok aku di kamar semalam kan aku nunggu angga, aku menoleh kesamping angga tidak ada,aku mendengar suara air di kamar mandi pasti dia sedang mandi, tumben hari minggu gini cepat bangun biasanya masih molor sampai jam 9 kalau tidak aku bangunkan untuk sarapan mungkin akan tidur seharian, aku turun kebawah menyiapkan sarapan

JANDAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang