Part 22

2.6K 93 4
                                    

Angga POV

Aku dan Amora kembali kerumah sakit melihat bayi nya Dewi, aku tidak melihat keberadaan orangtua nya Dewi, apa mereka akan membiarkan bayi ini begitu aja, sifat yang tidak patut di tiru
" Kita bawa ke panti aja yang" ucap ku saat Amora sudah menggendong bayi Dewi
"Kita bawa kerumah orang tua Dewi dulu mas, kita tanya mereka dahulu" ucap Amora aku menyetujui usulnya, siapa tau mereka berubah fikiran dan mau merawat bayi ini
" Kalian bawa bayi itu, saya tidak sudi merwat nya, bukankah kalian memiliki panti asuhan" ucap wanita tua itu, aku sungguh tidak habis fikir dengan wanita tua ini, sunggu tidak memiliki hati nurani
" Ayo sayang" ucap ku membawa Amora dari hadapan mamanya Dewi lalu membawa bayi kecil ini ke panti asuhan milik papa
"Kita titip bayi kecil ini yah Bun" ucap ku kepada Bunda Santi penanggung jawab panti asuan ini
" Ia mas Angga, mas tenang aja, bayi masih merah begini pasti cepat di adobsi" ucap bunda santi
" Biasa nya berapa lama Bun?" Tanya Amora
" Paling lama 1 sebulan sudah ada yang adobsi" jawab bunda santi
"Kenapa gak kita aja yang adobsi mas?" Tanya Amora, aku kanget mendengar ucapan Amora,bagaimana dia bisa merawat 2 bayi?
" Jangan yang, junior masih kecil, jalan aja blom bisa masa kamu merawat 2 bayi" ucapku
" Aku bisa mas" ucap Amora
" Bun kita titip dulu bayi nya disini yah, untuk seminggu ini jgn di kasih ke orang lain dulu, saya ingin berdiskusi dengan keluarga saya" ucapku, aku melihat Amora begitu ingin mengadopsi bayi kecil ini, aku bisa melihat nya dari mata Amora yang tidak lepas memandang bayi kecil ini, aku pribadi tidak keberatan jika bayi kecil ini menjadi anggota keluargaku, tapi aku harus meminta persetujuan orang tua dan mertua ku, bagaimana pun izin mereka dapat memutuskan pilihan kami
" Ra yang bener aja, kamu bisa adil? Menjaga anak orang lain bukan hal yang mudah loh" ucap mama mertua ku
" Ara bisa ma, mas Angga aja bisa mencintai Hana seperti anak kandung nya, ara juga pasti bisa" ucap Amora tetap menginginkan bayi kecil itu
"Itu beda Ra, Hana kan anak kamu, dan kamu istrinya Angga, jadi Angga wajib mencintai Hana, mama takut kamu gak bisa adil" ucap mama, aku gak mengkhawatir kan itu sih, aku percaya Amora bisa adil
" Ara bisa ma" ucap Amora
" Bagaimana dengan kamu Angga?" Tanya mama padaku
" Angga setuju pada pilihan ara ma" jawabku
" Ya sudah kalau itu memang pilihan kalian, tapi kalian harus segerah mengesahkannya di mata hukum" ucap mama, kami mengangguk mengerti, saat kami memberi tahu Hana jika ia akan memiliki adik lagi Hana begitu senang dan tidak sabar ingin bertemu bayi kecil
" Sabar yah sayang kita kerumah Oma dulu" ucap ku
" Nanti Hana akan main boneka bareng adik bayi, tidur sekamar sama adek kecil" ucap Hana, masih banyak hayalan dia yang di sampaikan pada kami, Hana begitu antusias ia juga membawa boneka kesayangan nya yang akan di wariskan pada bayi kecil
"Abang yakin?" Tanya papa padaku, aku mengangguk yakin, karena diri ku pribadi merasa tertarik pada bayi kecil itu
" Ra bayi itu anak nya Dewi loh, wanita yang hampir merusak rumah tangga kalian" ucap mama mengingatkan Amora
" Ara tau ma, tapi Ara jatuh cinta sama bayi kecil" ucap Amora, aku ikut mengangguk menyakinkan mama, papa
" Ya udah kalau itu sudah keputusan kalian, mama tidak bisa melarang" ucap mama
" Makasih ma"ucapku dan Amora
" Segera urus keperluan nya bang" ucap papa
"Orang panti akan mengurus semuanya pa" jawab ku
" Jadi besok kita jemput bayi kecil itu?" Tanya Anggi
" Kakak gak usah ikut, besok kan harus ke rumah sakit" ucap ku, karena adik kembaran ku itu akan segera melahir kan
" Ah Abang mah gak seru, kakak kan penasaran" ucap anggi
" Kapan-kapan kan kamu bisa lihat sayang" ucap Nathan " aku juga gak setuju kalau kamu pergi-pergi lagi" lanjut nya
" Entar mama punya cucu yang umur nya gak jauh an yah, seru dong setipa kumpul banyak baby" ucap mama, aku tidak kaget jika mama akan antusias begini, mama mirip dengan Amora, mereka sangat menyukai anak kecil, itu sebab nya mama sering berkunjung ke panti, dan Viona juga memiliki banyak teman disana
" Mas Angga tunggu panggilan dari pengadilan saja, semuanya sudah kami urus" ucap bunda santi saat kami menjemput bayi kecil
" Terimakasih Bun" ucap ku
" Cewe bang?" Tanya papa " papa fikir bayi nya  cowo" lanjut papa
" Mama juga berfikir begitu pa, ternyata cewe, cantik banget" ucap mama mengelus-elus tangan bayi kecil
" Mungkin karena kita panggil bayi kecil kali mas, makanya mama papa mikir bayi nya cowo" ucap Amora
" Kita belom kasih nama ma,pa jadi manggil nya masih bayi kecil" ucap Angga
" Adek bayi nya lucu ma" ucap Hana
"Junior punya adik" ucap ku, junior sepertinya gemes pada adik barunya itu sehingga ia memegang pipi bayi kecil sampai nangis
" Aduh-aduh junior gemes banget kaya nya" ucap papa mengambil alis junior dari gendongan ku
" Udah pada ada ide untuk nama nya blom?" Tanya mama
" Putri Sadewi" ucap Amora " putri nya Dewi" lanjutnya
" Yakin pakai nama itu?" Tanya mama
" Yakin ma, sampai kapan pun dia putri nya Dewi" jawab Amora
" Dewi ngomong apa aja saat aku tinggal kalian saat itu?" Tanya ku, aku sungguh penasaran kenapa Amora begitu menginginkan bayi kecil
" Tidak ada mas, Dewi tidak bisa berbicara, tapi mata Dewi seakan memintaku menjaga putri nya" ucap Amora, lagi-lagi Amora menggunakan perasaannya
" Namanya bagus kok"ucap papa, akhir nya kami setuju nama bayi kecil ini Putri Sadewi. Amora begitu begitu bahagia membawa putri kerumah kami, aku masih sering kaget akan perbuatan Amora, kebaikannya keluar secara tiba-tiba, aku berkali-kali jatuh cinta pada nya, disaat dia sedih pun dia akan memilih diam di kamar dan tidak menunjukan kelemahan nah di hadapan anak-anak dan keluarga, selama aku menikahinya aku dapat menghitung berapa kali ia menangis, Amora wanita yang sangat kuat, aku merasa bersalah karena selalu membuat nya marah dengan tingkah ku yang kadang seperti anak kecil, yah aku sering membuat nya marah karena terlalu asik dengan dunia ku sendiri, aku selalu lupa dengan sekeliling ku jika aku sudah bekerja atau memegang stik PS ku, aku masih ingat jelas bagaimana Amora memecahkan PS ku saat aku tidak sadar aku mengacuhkan nya seharian.

Maaf yah kalau banyak typo 😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JANDAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang