Senyuman menutup luka hati, keangkuhan menunjukan luka hati.
Senyumnya palsu, menyelimuti isi hatinya dari terkaan.
Senyumnya pahit, menyibak tirai luka terdalam di hatinya.
..
..
..Dragon Wife
..
..
..Hinata boleh bernafas lega, setelah semalaman terjaga dan tidak bisa tertidur karena memikirkan ritual bodoh yang sudah membuat jantungnya berdebar tidak karuan. Pasalnya, ritual mandi bersama yang dia bayangkan, ternyata tidak terlalu buruk seperti bayangannya.
Berkali-kali dia memukul kepala, karena pikiran kotor yang sempat hinggap dalam otaknya. Hingga pagi dia hanya berpikir tentang melarikan diri, tetapi dia terlalu takut. Hinata takut mati, siapa yang tidak takut? Mengingat para makhluk raksasa yang mematahkan semua tulangnya.
"Yang Mulia, Anda sudah siap? Ritual akan segera dimulai!" Suara Madoka membuyarkan lamunan Hinata, gadis itu beranjak dari meja rias setelah para pelayan muda istana mengubah tampilannya.
"Anda sangat cantik, Yang Mulia," puji Madoka pada sang calon ratu. Hinata tersenyum kaku, mungkin dia terlihat begitu cantik, akan tetapi pakaian yang dikenakannya saat ini membuat Hinata sedikit risih.
Kain panjang berwarna hitam menutupi bagian bawah tubuh Hinata. Namun, dengan belahan sampai pertengahan paha kanannya. Sedangkan di bagian atas? Hinata harus mengambil nafas panjang saat melihat dirinya di cermin, tidak ubahnya sebuah bra dengan hiasan manik cantik, benda itu menutup bagian dadanya, sedangkan punggung dan perutnya terekspos seluruhnya.
Rambut yang ditata dengan mahkota dari batu-batu dan logam mulia, melingkar di kepala dan membentuk jalinan di kepangan rambut panjangnya.
"Madoka, Apa tidak ada pakaian lain untuk kupakai?" rajuk Hinata, sebelumnya Hinata tidak pernah berpakaian seperti itu, wajar jika Hinata merasa tidak nyaman dengan pakaiannya sekarang.
Pelayan Madoka hanya tersenyum geli, "Maaf, Yang Mulia. Pakaian ini untuk wujud manusia Anda, jika Anda berubah menjadi hewan, maka tidak akan ada pakaian lagi," jawab Madoka panjang dan lebar.
Glekk
'Tanpa pakaian? Demi Tuhan, Aku bukan sejenis hewan apapun.'
"Ap-Apa??" Hinata terkejut mendengar penuturan Madoka.
"Ba-Baiklah, Aku pakai ini saja," jawab Hinata dengan gugup, lebih baik di pakai dari pada tidak sama sekali.
"Ayo, Yang Mulia, Saya akan mengantar Anda ke tempat ritual." Madoka menggandeng tubuh Hinata secara pelan.
Dragon Wife
Di tempat lain
Sebuah istana dengan kegelapan mendominasi, sulur-sulur merambat di bagian dinding instana, gemerincik air yang keluar dari celah langit-langit, mengalir membentuk sebuah kolam kecil di tengah aula, tepat di depan sebuah singgasana yang berhiaskan batu hitam.
Seorang pria berjubah duduk di sana, beberapa pengawal berjaga di bagian sisi istana, dengan wajah mereka yang bersisik.
"Berita apa yang kalian bawa padaku?" Suara berat yang menggema memenuhi ruang istana. Seorang penguasa kegelapan tengah bertanya kepada para petinggi istana tempatnya berkuasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕯𝖗𝖆𝖌𝖔𝖓 𝖂𝖎𝖋𝖊 || Tamat
FantasyPalostra, Negri yang indah sekaligus menyeramkan, bagaimana jika Hinata masuk kesana karena sebuah kutukan, gadis biasa yang harus menjadi tumbal acak seorang yang kaya raya. Zeppand Dragon, versi SasuHina ... Just enjoy ...