Seorang gadis menggeliat dari tempat tidurnya, dia merasa sedikit ragu saat membuka mata karena sinar matahari sore yang melewati jendela kamar membuat ia merasa silau.
"Hinata, kau sudah sadar?" tanya seorang pemuda yang membelakangi cahaya.
Hinata berkedip beberapa kali dan menyamankan kembali penglihatannya untuk melihat dengan jelas.
"Shino? Ada apa ini? Kenapa aku berada di sini?" tanya Hinata setelah benar-benar sadar dari mimpi buruknya.
'Mimpi?'
Entahlah, ia merasa seperti bangun dari mimpi yang begitu panjang dan terasa nyata, tetapi dia tidak ingat tentang hal apa yang ia mimpikan.
"Kau pingsan di tengah Hutan Hijau," jawab pemuda lain yang ternyata adalah Kiba, pemuda itu duduk di dekat ranjang Hinata.
"Hutan hijau?" tanya Hinata penasaran.
"Kau pingsan seharian dan itu pasti membuat ingatanmu memburam, istirahat saja nanti juga kau akan ingat!" Kiba kembali berkata.
"Ada pekerja lain yang melihatmu berjalan ke sana," ucap Shino yang memperjelas ucapan Kiba walaupun Hinata masih belum ingat dengan apa yang sudah terjadi.
Hinata kembali berbaring dan mengabaikan kehadiran dua temannya, dia tidak kembali tertidur, dia hanya berusaha mengingat kembali apa yang sudah dilaluinya.
Namun, setelah beberapa lama ia tidak kunjung mengingat apapun. Shino hanya berkata bahwa Hinata pergi sendiri ke area lapangan golf untuk menyelesaikan pekerjaan, itupun karena perintah dari pengawas.
Pada akhirnya Hinata hanya bisa mengabaikan dan melupakan kejadian tersebut. Lagipula hal terakhir yang ia ingat adalah saat menyimpan alat-alat pekerjaan di atas tanah, itu saja.
...
Detik, menit, dan jam terus berlalu, begitupun dengan hari, minggu, bahkan berbulan-bulan terus terlewat tanpa ada kejadian yang berarti.
Namun, ada rahasia yang Hinata simpan dari kedua sahabatnya. Shino dan Kiba tidak pernah tahu bahwa sejak kejadian itu, Hinata tidak lagi seperti dulu.
Hinata lebih pendiam dan hanya bicara saat dibutuhkan. Dia bukan lagi gadis periang yang penuh semangat. Semua itu karena Hinata merasakan sebuah perasaan kehilangan yang ia tidak tahu hal apa yang hilang dalam hidupnya, dan Hinata merasa hampa.
Hinata merasa rindu pada sesuatu atau seseorang yang tidak ia ketahui pada hal apa atau siapa itu. Bahkan pernah ia terbangun dari mimpi sambil menangis dengan perasaan yang begitu sakit.
...
"Apa aku mulai gila?" gumam Hinata saat berkumpul bersama Kiba dan Shino setelah pulang kerja.
Kali ini mereka bekerja di sebuah pom bensin yang merangkap tempat pencucian mobil dan sepeda motor. Hinata bertugas melayani pelanggan untuk mengisi bahan bakar, sedangkan Kiba dan Shino memberi jasa pencucian kendaraan.
"Kenapa bicara seperti itu?" tanya Shino yang sedang menghabiskan makan malamnya.
Seperti biasa setelah pulang kerja mereka akan berkumpul di flat Hinata untuk makan malam karena kebetulan tempat tinggal mereka masih di tempat yang sama.
"Entahlah, aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku, aku merasa seperti diawasi, aku juga sering melihat bayangan hitam yang mengikutiku," jawab Hinata.
"Leluconmu tidak lucu, kau ingin menakuti kami?" protes Kiba dengan nada bercanda, tetapi melihat Hinata yang terdiam dan menunduk membuat pemuda itu juga terdiam.
Sebenarnya Kiba dan Shino cukup peka pada perubahan sikap Hinata, tetapi sebagai sahabat mereka cukup pengertian untuk tidak mengganggu, mereka hanya berpikir mungkin itu hanya proses menuju kedewasaan dan pembentukan jati diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕯𝖗𝖆𝖌𝖔𝖓 𝖂𝖎𝖋𝖊 || Tamat
Viễn tưởngPalostra, Negri yang indah sekaligus menyeramkan, bagaimana jika Hinata masuk kesana karena sebuah kutukan, gadis biasa yang harus menjadi tumbal acak seorang yang kaya raya. Zeppand Dragon, versi SasuHina ... Just enjoy ...