Chapter 1

5.6K 317 8
                                    

"Permisi!" Suara gadis itu terdengar di aula yang dipadati siswa-siswi yang tengah berlalu lalang. Lisa masih sangat asing dengan lingkungan sekolah barunya dan saat ini ia sedang terburu-buru menuju ke kelas pertamanya, kelas fisika. Ia tidak ingin terlambat di kelas pertamanya. Tetapi sepertinya itu akan sulit dilakukan, sebab ia sendiri tidak tahu dimana letak kelasnya itu.

Setelah penelusuran yang panjang, ia kini berada di ujung koridor dan merasa semakin tersesat. Lisa mencoba bertanya pada setiap murid yang ia temui namun tak seorang pun merespon perkataannya. Ia berpikir, entah terdapat sistem kasta di sekolah itu yang tidak ia ketahui atau mungkin hari itu adalah hari mengabaikan Lisa. Sambil menyusuri aula YG highschool, Lisa sekali lagi memberanikan diri bertanya pada sekolompok siswa laki-laki yang ditemuinya.

"Permisi!" katanya menghentikan pembicaraan sekelompok siswa itu. "Apakah kalian bisa memberitahuku dimana letak kelas-" belum selesai ia bicara, namun perkataannya sudah dipotong lalu ia didorong ke lantai dan ditinggalkan sendirian di aula yang sekarang telah sepi itu, sementara semua murid sudah menuju ke kelas masing-masing. Bagus sekali. Sekarang ia semakin ingin membungkus dirinya dalam kotak dan mengirimkan dirinya sendiri kembali ke Bangkok. Setidaknya ia memiliki teman disana dan tidak harus kembali beradaptasi di tempat yang monarki ini. Ia merutuki nasibnya yang harus pindah karena ayahnya ingin membuka bisnis baru di Seoul.

"Kau tidak apa-apa? Orang-orang disini memang bisa sangat menyebalkan, kecuali diriku tentunya." kata gadis cantik dengan senyum narsisnya sambil menawarkan tangan kepada Lisa untuk membantunya bangun. "Aku baik-baik saja, terima kasih." Ia berdiri. "Itu.... hanya saja, sudah hampir setengah jam aku bertanya dimana letak kelas fisika dan semua orang terang-terangan mengabaikanku." katanya sambil memukul-mukul bajunya, membersihkan debu saat ia jatuh tadi. "Oh tidak, kelasnya dimulai sepuluh menit lagi," lanjutnya panik.

"Oh... kau pasti siswa baru disini, jangan khawatir aku bisa membantumu. Namaku Jisoo, atau orang-orang biasa memanggilku orang terkeren yang pernah ada." katanya sambil mengedipkan sebelah mata. "Kau pindah dari mana?" tambahnya. Lisa heran dari mana datangnya semua rasa percaya diri dalam gadis itu, tapi ia merasa Jisoo adalah orang yang menyenangkan. "Aku baru saja pindah seminggu yang lalu dari Bangkok karena urusan bisnis ayahku. Oh... dan namaku Lisa, Lalisa Manoban." jawabnya.

"Wow... kudengar Bangkok adalah tempat yang menyenangkan. Tapi Seoul juga tidak terlalu buruk, kau hanya harus bergaul dengan orang-orang yang tepat." katanya sambil mengedipkan mata sekali lagi.

Lisa tersenyum "Maksudmu kau menyarankan agar aku bergaul denganmu?" jawabnya mengangkat satu alis, lalu mereka berdua tertawa.

"Aku suka gayamu... Dan yup, tebakanmu benar. Aku adalah orang terkeren yang akan kau temui dimanapun. I'm so cool." kata Jisoo sambil memukul kedua tangannya ke atas secara dramatis.

"Koreksi: Blackpink-lah orang-orang terkeren yang pernah ada." kata lelaki cukup tampan yang tiba-tiba menyela. "Apa Jisoo mengganggumu? Tolong maklumi dia... Dia memang suka begitu, itulah sebabnya dia tidak punya banyak teman. Dan... ngomong-ngomong aku Bambam" katanya menoleh pada Lisa sambil menawarkan tangan.

"Hei" kata Jisoo menatap Bambam sambil cemberut. Image cool yang sedang coba dibangunnya di depan anak baru dihancurkan begitu saja oleh Bambam.

Lisa terkekeh lalu membalas tangannya "Aku Lisa. Dan... dia sebenarnya tidak sedang menggangguku, malahan ia satu-satunya orang yang mengakui eksistensiku disini." Jisoo lalu tersenyum miring ke arah Bambam.

Lelaki itu mengangguk "Berarti kau baru disini? aku tidak pernah melihatmu sebelumnya." Lisa menjawab "Ya, dan aku tidak tau kemana harus pergi. Kelasku dimulai dalam... lima menit" katanya panik sambil melihat jam tangannya.

AcluophiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang