Lisa menjulurkan lidahnya sambil berkonsentrasi penuh saat ia melukis pada kanvas di hadapannya. Ia memutuskan untuk tidak makan siang hari ini demi menyelesaikan lukisannya di ruangan Mrs. Freya. Yah... Meskipun, alasan sebenarnya adalah untuk menghindari Chaeyoung lagi.
Sebesar apapun keinginannya untuk memperbaiki persahabatannya dengan Chaeyoung, ia terlalu keras kepala untuk berbicara dengan gadis itu. Lagipula, ia ingin membiarkan Chaeyoung membereskan pecahan-pecahannya kali ini. Dan jika Chaeyoung benar-benar peduli untuk menyelamatkan persahabatan mereka, ia akan mendatanginya.
Ia memang merindukan Chaeyoung.
Ia bahkan sangat merindukannya.
Ia rindu membuat gadis itu tertawa dan menjadi alasan dibalik senyumnya. Ia juga rindu melihat mata Chaeyoung. Gadis itu tidak pernah melepaskan kacamatanya, menyembunyikan bukan hanya matanya dari seluruh dunia, tetapi juga seluruh dirinya. Lisa menghela nafas, meskipun ia menyukai pertemanannya dengan Jisoo, Bambam, dan bahkan Nayeon– saat ini ia merasa kesepian.
Meletakkan kuas di mejanya, Lisa kemudian memandangi kanvas dari lukisan yang baru saja diselesaikannya. Di lukisan itu, nampak seorang gadis yang tengah duduk menyendiri di sebuah ruangan yang kosong—membuat Lisa merasa sangat terhubung dengan lukisan itu karena situasi yang sedang dihadapinya saat ini.
"Kesendirian dan kesepian, dua perasaan terburuk yang bisa dialami seseorang." Mrs. Freya berbicara di belakangnya. "Tetapi keduanya digambarkan dengan luar biasa di dalam seni." ia tersenyum.Lisa mengangguk, tersenyum kecil. "Ya..." ia terhenti.
"Apa kau ingin membicarakannya?"
"Tentang lukisan?" Jawab Lisa pelan.
"Kau tahu apa yang ku maksud," Mrs. Freya menawarkan senyum hangat.
Lisa menghela nafas. "Aku hanya... seseorang sedang menghindariku karena kami memiliki perselisihan–yah, ia sebenarnya yang begitu. Aku bahkan tidak tahu apa alasan dibalik sikapnya, satu menit sebelumnya kami baik-baik saja dan selanjutnya ia marah dan menghardikku." Lisa menjelaskan. "Aku biasanya akan mendekatinya tentang hal itu, tapi aku tidak ingin menjadi orang yang selalu memperbaiki segalanya di antara kami, kau tahu?" Lisa menghela nafas lagi. "Aku tahu itu bodoh."
Mrs. Freya berpikir sejenak. "Aku akan asal menebak disini dan menganggap orang yang kau maksud adalah Chaeyoung?"
Lisa tersipu dan mengangguk. "Bagaimana-"
"Kalian sudah saling menghindari selama kelas berlangsung. Aku tahu aku sudah tua, tapi aku belum setua itu Lisa. Aku masih suka berpikir bahwa diriku ini bisa mendeteksi konflik para remaja." Ia mengedipkan sebelah mata.
Seniman yang lebih muda itu hanya tertawa. "Benar." Ia mengiyakan.
"Yah," Mrs. Freya memulai. "Chaeyoung adalah gadis yang sangat tertutup, aku rasa kau pasti sadar akan hal itu." Lisa mengangguk pelan.
"Itu membuatmu tidak pernah tahu apa yang terjadi di dalam benaknya, dan itu menyebalkan... karena kau ingin berada di sana untuknya. Dan tepat ketika kau berpikir kau sudah berada di suatu tempat dalam hidupnya, ia membuat penghalang lain untuk kau lalui. Itu melelahkan, dan lebih mudah bagi siapa saja untuk menyerah dan pergi." Lisa mendengarkan dengan saksama sembari memandangi lukisannya, mengangguk pelan menyetujui perkataan sang guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Acluophilia
FanfictionMemulai kehidupan yang baru di kota Seoul, Lalisa Manoban, gadis riang berjiwa seni itu tak pernah menyangka bahwa ia akan menjadi cahaya dalam hidup seseorang. Terlebih lagi jika seseorang itu adalah gadis buta yang dikenal arogan, Park Chaeyoung...