Malamnya, Lisa berbaring di tempat tidur dengan senyum yang masih terukir di wajahnya sejak siang tadi. Ia meraih handphone-nya, bermaksud menelepon Jisoo.
Tak lama kemudian, Jisoo pun mengangkat telepon itu. Ia juga tengah berbaring di dalam kamarnya yang nyaman sama seperti Lisa.
"Kenapa Nona Manobal memanggilku malam-malam begini?" ia menggoda sesaat setelah mengangkat telepon. Ia terus meledeki Lisa dengan nama itu sejak guru di kelas ketujuh tak sengaja menyebut namanya sebagai Manobal saat mengabsen para siswa.
"Diamlah, ini baru jam sembilan. Dan jangan panggil aku seperti itu. Namaku Manoban. Ma-no-ban. Bukan Manobal." Ujar Lisa, berpura-pura kesal meskipun sebenarnya ia akui itu cukup lucu. "Bisakah kau menambahkan Bambam dalam panggilan grup? Aku punya sesuatu untuk kuberitahu pada kalian berdua."
Bambam yang menerima telepon itu langsung berjalan ke luar rumah agar ia bisa mendengar Lisa lebih baik karena kondisi rumahnya yang terlalu bising. "Seseorang lebih baik memberiku alasan yang bagus-hingga aku dimasukkan dalam panggilan grup selarut ini." jawabnya, pura-pura terusik.
Lisa tertawa. "Ini baru jam sembilan! Ugh kalian berdua sama saja." gerutunya. "Jadi...kalian benar-benar tidak ingin mendengarku mengakui bahwa kalian berdua benar?..." Ia terdiam sembari bermain dengan ujung rambutnya.
"Tunggu dulu, kami benar tentang apa? Tanya Jisoo.
Lisa hanya diam, mengangkat sebelah alisnya. Ia menunggu mereka menangkap maksud dari perkataannya sambil menyeringai.
Bambam adalah yang pertama menangkap. "Ya Tuhan, kau suka pada Chaeyoung!" Ia berseru. "Kau serius Lisa? Kau benar-benar suka padanya?"
Pipi Lisa memerah. "Ya, kurasa. Hanya saja...dirinya yang kulihat tadi sangat berbeda dari yang kulihat di sekolah. Ia sangat baik dan lucu...dan juga matanya. Astaga...mata Chaeyoung sangat indah!" Kata Lisa bersemangat.
"Ini gila." Jisoo angkat bicara. "Aku tidak mengira kau akan benar-benar menyukainya. Kumohon berhati-hatilah Lisa. Ini bukan sembarang orang. Dia adalah Park Chaeyoung. Dia mungkin bisa bersikap baik suatu waktu. Tapi ia bisa berubah drastis beberapa saat kemudian. Kau tidak benar-benar mengetahuinya Lisa."
"A-aku tahu, tapi aku merasakan sesuatu dengannya. Aku merasakan perasaan aneh saat ia menyentuh wajahku. Atau saat ia memegangiku ketika kami jalan bersama. Bukan hanya itu, kurasa ada sebuah koneksi di antara kami berdua. Dan mengenai sikapnya, mungkin..." Ia terhenti. "Mungkin aku bisa menjadi orang yang dapat membantunya berubah." ujarnya.
"Aku benci mengatakan ini Lisa, tapi kau tidak akan bisa merubah orang seperti Chaeyoung dalam satu hari. Lagipula, apa kau yakin kau benar-benar menyukainya? Maksudku...jangan salah paham, tapi..."Bambam terhenti.
"Chaeyoung itu sangat...kacau...Dan aku rasa kau ingin membantunya memperbaiki dirinya sendiri. Kau ingin menyelamatkannya seperti semua adegan romantis yang selalu kau lihat di dalam buku atau film. Kau sudah mendengarkan sebagian dari kisahnya, jadi sekarang kau penasaran untuk mendengar sisanya." Bambam menyimpulkan. "Hanya karena segalanya berjalan baik hari ini, bukan berarti besok juga akan begitu. Hatimu bisa saja menipumu Lisa."
Lisa menggigir bibirnya. Mungkin kata-kata Bambam ada benarnya. Tapi ia salah dalam satu hal, dan itu adalah perasaannya pada Chaeyoung. "Hatiku tidak menipuku, Bam. Aku menyukainya. Aku benar-benar, sangat menyukai Chaeyoung. Dan kau tak bisa memberitahuku sebaliknya– karena apa yang kurasakan saat ini, aku sudah lama sekali tidak merasakannya. Ya, memang benar ceritanya membuatku penasaran dan aku ingin membantunya, tapi aku juga ingin mengetahui lebih dalam tentang Chaeyoung. Aku ingin mengenal diri Chaeyoung yang sebenarnya. Dan ia sudah menunjukkan padaku sebagian dari itu hari ini. Kupikir...aku punya kesempatan untuk melihat lebih banyak dari itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Acluophilia
FanfictionMemulai kehidupan yang baru di kota Seoul, Lalisa Manoban, gadis riang berjiwa seni itu tak pernah menyangka bahwa ia akan menjadi cahaya dalam hidup seseorang. Terlebih lagi jika seseorang itu adalah gadis buta yang dikenal arogan, Park Chaeyoung...