Chapter 16

2.3K 275 45
                                    

"Kemana kita akan pergi?" Seru Lisa dengan keras.

"Yongsan." Jawab Chaeyoung, tidak terdapat antusiasme dalam suaranya.

"Kau tidak boleh menjadi Squidword pada hari yang cerah seperti ini!" Lisa memberitahunya.

"Hari yang cerah dan tidak bisa kulihat." Chaeyoung bergumam pada dirinya sendiri, tetapi Lisa masih bisa mendengarnya.

Lisa menyerngitkan kening, mengerutkan bibirnya. "Kalau begitu, aku yang akan memperlihatkannya padamu." Ia menawarkan, tersenyum kecil.

Chaeyoung tidak bisa tetap sedih dalam waktu yang lama, tidak jika ia sedang bersama dengan gadis riang seperti Lisa. Ia bertanya-tanya bagaimana Lisa bisa selalu riang dan bahagia setiap saat, dan ia diam-diam berharap itu adalah konsep lain yang akan diajarkan Lisa kepadanya.

Senyum kecil merayapi wajah Chaeyoung dan ia menghela nafas sebelum berseru dengan keras. "Kemana kita akan pergi?!?" Ia berkata dengan menirukan gaya Dora the explorer.

Lisa menyeringai, melompat di udara. "YONGSAN!" teriaknya, tidak peduli dengan tatapan aneh yang orang-orang berikan padanya.

---

Begitu mereka berhasil sampai di depan bangunan Menara Seoul, dengan segera Lisa mulai menggambarkan pemandangan yang ia lihat kepada Chaeyoung. "Oke, jadi mungkin akan terlihat jauh lebih baik di sini ketika malam hari..." katanya kepada Chaeyoung. "Tapi, ini pun terlihat luar biasa!" Ujarnya dengan semangat.

"Ada pemandangan bangunan-bangunan tinggi sejauh belasan kilometer yang dapat kulihat. Kurasa, mungkin butuh satu miliar Jennie untuk bisa membangun satu bangunannya saja..." Lisa tertawa kecil, secara tidak langsung mereferensikan Jennie sebagai manusia kerdil. "Dan disini sangat ramai-" anak-anak yang sedang berlari menabrak kaki Lisa dan terus berjalan tanpa meminta maaf dan justru menertawakannya. Lisa melanjutkan. "-dengan anak-anak. Anak-anak nakal! "Lisa berkata dengan keras, menekankan kepada anak-anak yang menabraknya.

Ia menghela nafas, melanjutkan. "Orang-orang Seoul selalu sibuk terlepas dari waktu. Kota ini selalu bergerak, jadi kau selalu bisa mendengar suara langkah kaki dari berbagai jenis sepatu." Ia mengambil tangan Chaeyoung lagi dan mengusapnya. "Dengarkan baik-baik dan katakan padaku sepatu seperti apa yang kau dengar."

Chaeyoung mendengarkan dengan seksama dan mendengar bunyi klik dari seorang wanita yang berjalan di sampingnya. "Heels." Ia terdiam sekali lagi dan mendengar sepatu tua berderit. "Sepatu kets lama." Ia berhenti untuk mendengar lagi dan mendapati suara sandal jepit yang menghentak. "Dan... sandal jepit."

Lisa tersenyum. "Mengagumkan." Dia melanjutkan. "Aku juga melihat lalu lintas yang sedang tersendat di sekitar sini." Lalu terdengar bunyi klakson taksi yang keras, membuktikan maksud Lisa. "Dan juga... sopir taksi yang marah-marah." Ia tertawa.

"Lalu, tempat ini cukup berwarna. Dan sangat besar, itu membuatku merasa begitu kecil berada di tempat yang sangat luas ini." Lisa terhenti sejenak. "Entahlah, itu membuatku berpikir... bahwa sebenarnya diriku ini hanyalah sebuah kotoran yang tak berarti di alam semesta yang begitu luas. Ada begitu banyak orang di dunia ini. Begitu banyak hal... Sangat sulit untuk membuat jejakmu di dunia."

"Itukah yang ingin kau lakukan?" Chaeyoung angkat bicara. "Membuat jejakmu di dunia? "

Lisa mengangguk. "Ya..." Jawabnya. "Aku takut untuk dilupakan." Ia mengaku. "Aku takut sekeras apapun aku berusaha, aku akan tetap meninggalkan dunia ini tanpa pengakuan sedikitpun bahwa aku pernah ada disini...bahwa aku pernah hidup. Aku tidak ingin meninggalkan bumi ini tanpa tahu bahwa aku telah membuat semacam dampak berarti... ada lebih banyak tujuan bagiku daripada hanya hidup lalu terlupakan." Lisa terdiam.

AcluophiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang