"Terima kasih." Lisa mengangguk selagi ia mengambil kanvas lukisannya dan kembali menuju kursinya. Chaeyoung menoleh pada Lisa dengan ekspresi tersentuh di wajahnya. "Itu... sangat indah Lisa." Katanya, tersenyum lembut. "Kau melakukannya dengan luar biasa."
Lisa memerah, tersenyum sembari mengangguk pelan. "Terima kasih, aku yakin kau akan melakukannya dengan baik juga."
Tepat sesaat setelah itu, Mrs. Freya memanggil Chaeyoung untuk maju berikutnya dan Chaeyoung segera menjadi kaku, kegugupannya seketika mengambil alih. Lisa yang menyadari hal itu, meletakkan tangannya di atas tangan Chaeyoung.
"Kau akan melakukannya dengan baik, aku tahu itu." Ia meyakinkan. Chaeyoung tersenyum tulus mendengar perkataan itu dan mengangguk sebelum berdiri dengan kanvasnya di satu tangan dan tongkat putihnya di tangan yang lain. Ia lalu menuntun dirinya ke depan ruang kelas, merasakan mata lain menatapnya. Mereka pasti penasaran dengan apa yang bisa diciptakan oleh seorang gadis buta dan Chaeyoung berdegup kencang memikirkan bahwa dirinya mungkin akan ditertawakan.
Ia berdiri di depan kelas dan hampir tersandung pada kanvas siswa lainnya, menyebabkan beberapa siswa tertawa dan Lisa memelototi mereka karena menertawai Chaeyoung.
Chaeyoung memerah karena malu dan meletakkan kanvasnya di atas kuda-kuda kayu sehingga ia tidak perlu memegangnya dan dengan gugup memainkan tongkatnya sebelum berbicara.
"Jadi, rekanku adalah Lisa." Ujarnya. "Dan aku tidak tahu lukisan apa yang bisa kuciptakan mengenai seseorang yang tidak bisa kulihat secara fisik." Dia mengatakan kepada mereka, "Jadi aku melakukan ini..." ia mengungkapkan kanvas dengan membuka kain hitam yang menutupi kanvas, menyebabkan orang-orang memandang penuh tanda tanya.
"Sekarang, aku tahu apa yang kalian pikirkan...," ia memulai. "Aku memang tidak bisa melihat. Namun, seperti kata Lisa... aku tidak perlu mata untuk melihat," kenangnya. "Jadi," ia meraih kanvas itu dan begitu tangannya menyentuh kanvas itu, dia merobek kertas hitam yang masih menutupi lukisan itu sepenuhnya, menampakkan gambar yang sebenarnya.
"Aku menggambar apa yang ada dalam pikiranku dan hatiku lihat- kurasa." Lukisan itu menampakkan Lisa, yang secara mengejutkan tampak begitu mirip dengannya. Gambar itu diberi warna hitam putih, yang sebagian besarnya dilukis menggunakan arang. Terdapat pemandangan Lisa tengah berbaring bertelungkup sambil membuat sketsa di buku gambarnya dan menggunakan headphone di telinganya. Lisa tengah berada di sebuah pantai dengan berlatarkan hal-hal yang ia sukai.
Beberapa hal yang digambarkan cukup mengejutkan bagi Lisa. Ia tidak menyangka Chaeyoung bahkan mengingat beberapa detail kecil tentang hal-hal yang ia sukai yang pernah ia ceritakan padanya.
"Lisa... gadis yang lucu dan konyol"
Chaeyoung menjelaskan. "Sejujurnya ia tidak punya rasa malu dan benar-benar bodoh. Aku cukup yakin ia selalu memiliki senyum di wajahnya dan jika aku bisa melihat senyum itu, aku yakin itu terlihat indah dan itu mungkin dapat menyembuhkan depresi." Ia bercerita."Ia sangat aneh dan terobsesi pada susu coklat, bahkan ia pernah meminumnya bersamaan dengan pizza." Chaeyoung mengerutkan dahi, menggelengkan kepalanya.
"Ia benar-benar seorang fangirl yang gila pada banyak penyanyi dan terobsesi dengan seni, karakter fiksi dan makanan." Chaeyoung tertawa. "Tetapi ia juga sangat setia. Aku belum lama mengenalnya, tetapi ia sudah membuktikan kepadaku bahwa ia seorang teman yang bisa kupercayai." Chaeyoung kembali memainkan tongkatnya selagi ia berbicara.
"Aku bisa memberinya sejuta alasan untuk membenciku, tetapi bagaimanapun juga... ia tetap berada di sisiku. Ia juga menggambarkan segalanya bagiku, berpura-pura menjadi mataku karena mataku payah melakukan tugasnya." Ia tersenyum lembut.
Chaeyoung mendapati suasana kelas yang begitu hening sebelum melanjutkan. "Dan aku tidak mengenal banyak orang yang mau bekerja keras untuk membantu seseorang dan membuat mereka bahagia, tetapi Lisa adalah salah satu dari sedikit orang itu yang aku sangat bersyukur karena dapat mengenalnya, "kata Chaeyoung dengan tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Acluophilia
FanfictionMemulai kehidupan yang baru di kota Seoul, Lalisa Manoban, gadis riang berjiwa seni itu tak pernah menyangka bahwa ia akan menjadi cahaya dalam hidup seseorang. Terlebih lagi jika seseorang itu adalah gadis buta yang dikenal arogan, Park Chaeyoung...