POV Carly
Malam ini sangat sunyi tidak ada kegaduhan yang di buat oleh anak dan ibu itu di dalam rumah, setelah berhasil merampas cincin milik ibuku mereka langsung pergi dari rumah. Aku yakin mereka berdua pasti menjual cincin ibuku itu lalu mereka akan menghambur-hamburkan uangnya, aku menatap kearah luar jendela kamarku. Ada banyak sekali bintang di atas sana berkelap-kelip begitu bebas menghiasi gelapnya malam, coba saja aku bisa seperti itu.
Aku menghela nafas sambil memegangi perutku yang terasa perih, bahkan perutku sedari tadi terus saja berbunyi meminta untuk diisi. Aku berusaha merebahkan tubuhku di atas kasur sambil menutup kedua mataku tetapi perutku sama sekali tidak bisa di ajak berkompromi "Aku sangat lapar..." gumamku.
Aku memutuskan untuk keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur, benar saja dugaanku mereka berdua benar-benar tidak ada di dalam rumah. Aku membuka lemari tempat penyimpanan makanan, di sana terdapat makanan dan minuman kaleng serta beberapa sayuran juga roti, aku mengambil sebungkus mie instan lalu merebusnya. Setelah selesai aku makan di atas meja makan sambil melihat kearah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 22.00 malam.
Setelah perutku terisi aku kembali masuk kedalam kamar dan merebahkan tubuhku di atas kasur tidak lupa aku mematikan lampu kamarku, rasanya tidurku kali ini sangat nyaman karena perutku sudah terisi dengan penuh. Tidak lama kemudian aku langsung masuk kedalam dunia mimpi, dunia yang di dalamnya aku bisa hidup bahagia bersama seorang pria tampan dan tidak perlu lagi memikirkan semua masalah yang aku alami sekarang.
"Bangun!" suara bentakkan ibu tiriku membuatku terbangun dari mimpi indah itu di tambah tubuhku di siram air oleh saudari tiriku.
"Enak betul ya, ini sudah jam berapa hah! Mana sarapannya?" bentak Monic sambil menarik rambutku.
"Akh... sakit, tolong lepaskan." seruku sambil menahan rasa sakit di bagian kepalaku.
"Cepat buruan bikin sarapan untukku dan ibu, kita berdua sudah lapar!" bentak Rosse sambil menampar pipi kananku.
Aku meringis menerima semua siksaan dari ibu dan saudiri tiriku itu, beginilah awal pagiku yang sudah sudah di hiasi dengan perlakukan buruk dan juga tidak pantas seperti ini, setelah meneriakiku mereka berdua pergi dari kamarku lalu aku bergegas masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai aku berjalan menuju dapur dan membuat sarapan dengan bahan-bahan makanan yang ada. Selesai masak aku memutuskan untuk berpakaian rapi, lebih baik aku pergi sejenak dari rumah ini dari pada terus-terusan mendengarkan ocehan dari mereka berdua.
Hari ini sangat cerah bahkan aku sangat iri dengan suasana di pagi hari saat ini, aku mengambil jaketku karena akhir-akhir ini udara sangat dingin. Aku berjalan pelan menyusuri jalanan karena hari ini adalah hari minggu, jadi di jam segini jalanan masih sangat sepi. Toko-toko dan kedai makanan akan buka sejam lebih lama dari pada biasanya, aku berjalan tidak menentu arah. Sampai akhirnya aku berada di pusat kota, orang-orang mulai keluar untuk berolahraga atau berjalan-jalan santai bersama hewan peliharaan mereka.
Saat aku sedang asik bersenandung riang, aku berpapasan dengan seorang pria yang berpakaian rapi sambil menempel selembaran brosur karena penasaran aku pun mendekati pria itu "Maaf apa isi brosur itu tuan?" tanyaku dan pria itu tersenyum ramah kearahku sambil memberikan selembaran brosur yang ada di tangannya kepadaku.
"Di hotel kami membutuhkan tenaga kerja di bagian dapur karena kami kekurangan staf karyawan." jelas pria itu.
Aku tersenyum lebar "Tuan, apa aku bisa bekerja di sini?" tanyaku dan kulihat pria itu menatapku dari atas sampai bawah.
"Tapi nona pekerjaan ini sangat berat dan melelahkan," jawab pria itu dan sepertinya dia meragukan kemampuanku.
"Tenang saja tuan aku pasti bisa, aku ehm... membutuhkan uang untuk makan," seruku sambil menatap pria di depanku dengan kedua mata besar andalanku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Untouched Werewolves
Werewolf"Kau tidak perlu menjelaskan semua hal baik tentang dirimu kepada orang yang membenci dan tidak menyukaimu, karena semua itu akan sia-sia." Suara guntur terdengar dengan sangat jelas dan rintik hujan masih terlihat membasahi semua yang ada di bawahn...