POV Jordan...
Mobil yang di kendarai oleh Dary melaju dengan kencang membela jalan raya dengan gaya elegan, mobil mahal ini berhasil menarik perhatian para manusia. Aku merasa risih saat melihat tatapan mata para manusia itu yang seakan-akan mereka ingin sekali menyentuh mobil Dary. Varen, kakakku itu sedang asik dengan dunianya sendiri. Bahkan dia sedari tadi terus tersenyum dan sesekali tertawa sambil membalas pesan dari kedua sahabatnya.
Aku duduk diam sambil melihat pemandangan dari luar jendela, aku sering bertanya-tanya kepada diriku sendiri tentang apakah aku ini manusia sama seperti ibuku atau aku ini werewolf sama seperti ayah dan kedua saudaraku. Terkadang aku binggung dengan diriku sendiri, karena aku tampak seperti manusia normal pada umumnya yang menderita beberapa penyakit. Namun terkadang aku memiliki kelebihan yang di miliki werewolf lainnya, seperti pendengaranku yang tajam, penciumanku yang terlalu peka dan lainnya.
"Maaf pangeran sepertinya mereka mengubah tempat acaranya." suara Dary membuatku tersadar dari lamunanku.
"Apa yang mereka katakan?" tanyaku.
"Mereka mengadakan acaranya di kastil yang jaraknya sekitar 5 jam dari sini," jawab Dary dengan tenang.
"Mengapa mereka mengubah tempat acaranya di tempat kastil tua..." protes Varen sambil memasang wajah kusutnya.
"Suruh mereka kembali ketempat awal paman Dary." perintah Varen dan kali ini dia mematikan ponsel yang sedari tadi membuatnya sibuk.
"Maaf pangeran tetapi mereka mengatakan jika di tempat pertama terjadi beberapa kerusakan properti yang mengharuskan tempat acaranya untuk pindah." jelas Dary sambil melirik Varen dari kaca mobil yang berada di atasnya.
"Sial, membosankan." maki Varen dan kali ini kakakku itu kembali mengutak-atik ponselnya.
Setelah beberapa jam lamanya berada di dalam mobil akhirnya mobil Dary sampai di salah satu kastil tua yang terlihat lebih elegan dengan dekorasi yang cukup menyita perhatian. Dary dan Varen turun dari mobil sambil menungguku turun, aku pun keluar dari dalam mobil dan para wartawan langsung memanfaatkan kesempatan untuk melakukan pekerjaan mereka.
Dengan cepat para pengawal ayah datang untuk menjauhkan para wartawan itu dari pandanganku, kita bertiga masuk kedalam kastil ini dan beberapa orang-orang kaya langsung menyambut kedatangan kita. Aku bahkan bisa melihat senyuman palsu mereka semua serta tatapan sinis mereka yang merasa terancam oleh Dary dan Varen. Aku yang melihat itu semua tampak masa bodoh, aku berjalan pelan menuju meja yang menyediakan minuman berakohol.
"Apa anda benar anak bungsu Alcander Waerbacky?" suara seorang wanita yang berusia sekitar 30-tahun itu terlihat tersenyum ramah sambil mengulurkan tangan kanannya.
"Ya, Jordan. Kau bisa memanggilku Jordan." aku menyambut uluran tangan wanita di depanku ini sambil memasang wajah dingin andalanku.
"Astaga, siapa yang tidak mengenalmu. Semua orang yang hadir di sini tau kau adalah Jordan anak bungsu dari kerajaan bisnis di dunia ini. Suatu kehormatan dapat berjumpa denganmu, Jordan. Saya Elika Hwatt, istri dari Priya Hwatt." aku menaikan salah satu alisku mendengarkan perkataan wanita itu, aku bisa melihat ada ambisi di sorotan matanya itu.
"Ada apa?" tanyaku tanpa berbasa-basi lagi karena aku benar-benar merasa jengah dengannya.
"Oh ya ampun, anda benar-benar tidak bisa berbasa-basi." bukannya menjawab wanita itu terlihat menyindir.
"Kalau tidak ada yang ingin kau katakan saya permisi..." baru saja aku ingin menjauhi wanita itu, dia dengan cepat mencegahku.
"Ahh.. itu aku memiliki seorang anak perempuan yang baru saja berusia 20 tahun, jika anda tidak keberatan anda bisa..." dengan cepat aku memotong pembicaraan wanita di depanku ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Untouched Werewolves
Manusia Serigala"Kau tidak perlu menjelaskan semua hal baik tentang dirimu kepada orang yang membenci dan tidak menyukaimu, karena semua itu akan sia-sia." Suara guntur terdengar dengan sangat jelas dan rintik hujan masih terlihat membasahi semua yang ada di bawahn...