06

4.5K 390 20
                                        

POV Carly…



Kali ini aku masih berada di dalam kamar seorang diri dan lebih tepatnya aku berada di atas kasur, kamar hotel ini bahkan terlihat seperti kontrakan atau rumah untukku. Sangat besar dan luas, aku benar-benar nyaman untuk tinggal berlama-lama di sini, tetapi aku harus tau diri setelah kakiku sembuh aku akan pergi dari sini. Aku tidak ingin terus-terusan merepotkan pria baik itu, karena bagaimana pun juga dia sudah dua kali menolongku.

Aku tidak bisa terus-terusan menerima kebaikan pria itu, aku harus berusaha sendiri untuk mempertahankan hidupku di luar sana. Suasana di dalam kamar ini begitu sepi, pria tampan itu sama sekali tidak mau mendengarkan omonganku. Dia memaksaku untuk tidur karena luka yang aku dapatkan, padahal ini hanya luka biasa tetapi entah mengapa dia terlalu berlebihan.

“Tidak…tidak, alasanku saat ini adalah untuk berterima kasih dan meminta maaf kepadanya karena sudah merepotkannya,” aku berdiri dari tidurku lalu berjalan dengan pelan sambil mencari keberadaan pria itu.

Aku melihat kearah dapur tetapi tidak ada tanda-tanda pria itu berada di sana, lalu aku kembali melihat keruang santai tetapi pria itu juga tidak ada. Kakiku masih sakit, tetapi aku harus menahan ini “Kau, apa yang kau lakukan disini?” hampir saja jantungku copot dari tubuhku saat suara pria itu berada tepat di belakangku.

Aku berbalik dan kedua mataku terbuka dengan lebar, pria itu hanya mengenakan handuk untuk menutupi pinggang sampai lututnya, tidak hanya itu dia juga memiliki tubuh yang tinggi serta otot kotak-kotak yang sangat indah terpampang jelas di perutnya itu dan ada beberapa tato yang menghiasi tubuhnya. Karena pengaruh ia memakai setelan kantor jadi tato-tato yang berada di perut dan kakinya jadi tidak terlihat.

Tubuhnya sangat indah sampai-sampai aku tidak bisa berkata-kata lagi  “Tutup mulutmu nona, air liurmu mengalir…” gumam pria itu tepat di telinga kananku.

Dengan cepat aku mengelap bibirku sendiri tetapi tidak ada air liurku yang menetes di sana “Apa..apa kau bilang, aku tidak… sangat pria menyebalkan.” seruku dengan kesal.

“Kau sangat mudah untuk ditipu..” aku terteguh mendengar suara tawa pria tampan di depanku ini, entah mengapa aku berpikir untuk mengerjai pria itu.

Aku berjalan pelan kearahnya tetapi pria itu tidak menyadari langkahku, dengan cepat aku melayangkan tanganku bermaksud untuk memberikan gelitikan di bagian perutnya tetapi dengan cepat pria itu menarik tanganku dan terjadilah tarik-menarik di saat ini, sialnya tubuh pria di depanku oleng dan berakhir dengan adegan yang tidak seharusnya terjadi, tubuhku menimpa tubuh pria tampan yang sekarang berada di bawahku.

“Ma..maafkan aku,” gumamku yang berusaha fokus kearah lain karena bibir pria itu terlalu menggoda untuk di lihat.

“Biarkan aku memelukmu…” tanpa mendengarkan jawaban dariku pria itu memelukku dan entah mengapa aku menyandarkan kepalaku di atas dada pria tampan itu.

“Siapa namamu tuan?” tanyaku.

“Jordan, siapa namamu?” tanya pria yang bernama Jordan itu.

“Carly, hmm… aku merasa ini terlalu berlebihan,” gumamku sambil berusaha melepaskan diri dari pria tampan yang sukses membuat imanku goyang.

“Aku mohon, biarkan aku memelukmu lebih lama lagi…” aku terdiam dan menikmati setiap sentuhan dari pria yang bernama Jordan itu.

“Kuharap aku bisa bersama denganmu seperti ini terus,” gumam Jordan dan entah mengapa aku juga menginginkan hal yang sama hanya saja kau tidak berani untuk mengatakannya.

“Lupakan yang tadi, aku… aku hanya terbawa suasana,” aku merasa kecewa saat pria itu mengatakan hal yang tadi, dengan cepat ia berdiri lalu membantuku untuk berdiri.

Untouched WerewolvesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang