Aku duduk diam di salah satu restoran yang lumayan terkenal di lingkungan tempat tinggal bibi, yang membuatku syok adalah bibi memesan berbagai macam jenis makanan yang membuat meja berukuran sedang di hadapan kami penuh. Aku melihat kearah bibi yang tersenyum senang dan dia bahkan mulai makan beberapa potongan daging, bibi juga meletakan daging dan sayuran ke dalam piringku yang masih kosong.
"Ayo Carly makan, ini adalah hadiah ulang tahunmu dariku. Makanlah..." bibi makan dengan sangat lahap.
Aku menelan ludahku sendiri "Bi, bagaimana cara kita membayar semua makan ini?" bisikku kepada bibi agar orang-orang yang ada di sekitar kami tidak mendengarkan ucapanku.
"Tadi malam bibi berhasil mendapatkan uang banyak dari judi dan bibi bahkan sudah sebagian membayar hutang bibi yang ada di rumah judi, sisa uangnya masih banyak."
Aku sekarang tidak tau harus berekspresi seperti apa, entah aku harus merasa senang karena bibi mendapatkan banyak uang dari hasil berjudinya atau merasa sedih karena bisa saja itu hanya trik yang di gunakan oleh orang-orang yang ada di rumah judi untuk menarik minat para penjudi agar bisa terus bermain di rumah judi mereka. Jika orang yang berjudi menang satu kali dalam permainan bisa saja kedua atau ketiga kali dalam bermain mereka akan kalah, hal ini bisa membuat seseorang ketagihan main judi tanpa memikirkan sebab dan akibatnya.
"Makanlah yang banyak, coba liat badanmu sudah sangat kurus. Ini makan daging dan sayurannya yang banyak..." aku tersenyum senang dan perlahan mulai makan dengan tenang.
"Bagaimana pekerjaanmu?" pertanyaan dari bibi membuatku terdiam.
Aku tersenyum tipis dan kembali memasukan sayuran kedalam mulutku "Baik...."
Bibi menatapku sambil tersenyum "Kau harus giat bekerja dan mengumpulkan banyak uang."
"Bibi tidak minta-mu untuk membantuku melunasi semua hutang yang di tinggalkan oleh pria itu."
"Tapi aku senang membantumu, bi..."
"Tapi tetap saja itu bukan kewajiban mu."
Bibi menghela nafas "Coba saja saat itu bibi bisa menyekolahkan-mu dan Cristal sampai lulus, mungkin nasibmu tidak sesulit seperti sekarang."
Aku menggelengkan kepalaku dengan pelan "Itu tidak benar bi, sekarang saja aku senang bisa bernafas sampai detik ini."
"Kau anak yang baik Carly, aku yakin ayahmu pasti sangat bangga memiliki anak sepertimu,"
"Semoga ayahmu bisa beristirahat dengan tenang." ucapan dari bibiku membuatku tersenyum tipis, walaupun sebenarnya aku tidak begitu yakin tentang apa yang di katakan oleh bibiku itu benar.
"Astaga, coba liat. Liat itu...." bibi menunjuk-nunjuk kearah televisi yang tergantung di dinding.
Aku melihat kearah layar televisi dan di sana terlihat seorang wanita cantik memotong sebuah pita berukuran besar berwarna merah tua, dengan senyuman manis di wajahnya wanita itu melambaikan tangannya kearah kamera yang menyorot dirinya. Para wartawan yang hadir seperti biasa langsung memberikan pertanyaan demi pertanyaan, wanita cantik itu menjawab semua pertanyaan yang di berikan oleh wartawan dengan tenang dan singkat.
Aku dan bibi hanya diam menatap wanita cantik yang wajahnya sudah banyak muncul di berbagai macam siaran televisi dan internet, wanita itu sudah berhasil menjadi model terkenal dan menjadi seorang istri dari salah satu pejabat tinggi di kota. Semua orang membicarakan wanita cantik itu karena memiliki gaya hidup ideal yang di inginkan oleh seluruh wanita yang ada di dunia, hidup bahagia bersama suami yang tampan dan kaya, memiliki anak-anak yang cantik dan pintar, bekerja sebagai model, terkenal dan di cintai oleh banyak fans. Kehidupan yang terasa seperti mimpi bagi orang yang tidak memiliki itu semua, aku melihat kearah sekitarku dan mereka semua yang ada di dalam restoran itu melihat kearah layar televisi.
![](https://img.wattpad.com/cover/187046836-288-k294459.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Untouched Werewolves
مستذئب"Kau tidak perlu menjelaskan semua hal baik tentang dirimu kepada orang yang membenci dan tidak menyukaimu, karena semua itu akan sia-sia." Suara guntur terdengar dengan sangat jelas dan rintik hujan masih terlihat membasahi semua yang ada di bawahn...