Pada keesokan harinya Jungkook dan para kakaknya berusaha kembali untuk mencari keberadaan adik mereka.
Seluruh aparat kepolisian dan bawahan mereka juga membantu untuk mencari keberadaan Jiyeon yang sudah menghilang selama seminggu lamanya.
"Halo. Bagaimana perkembangannya? Apakah adik kami sudah ditemukan?" tanya Namjoon melalui sambungan telepon pada saat itu.
"Maaf tuan. Tapi kami sama sekali belum bisa menemukan nona muda." jawab orang yang berada disambungan telepon.
"Apa?! Sistem kerja kalian selama ini bagaimana sih ha?! Masa sudah seminggu ini kalian sama sekali belum bisa menemukan adik kami. Kalian ini bagaimana, apakah selama ini kalian hanya tidur-tiduran saja tanpa berniat mencarinya sama sekali? Cepat temukan adikku, kalau tidak kalian semua akan saya pecat!" usai mengetakan hal tersebut Namjoon langsung mematikan sambungan telepon.
Ia lalu mengusap wajahnya kasar sebagai tanda bahwa ia sudah stress karena kehilangan adiknya yang sudah menghilang selama seminggu.
"Hahhh. Bagaimana ini. Maafkan kami Ayah-Ibu karena kami telah gagal dalam menjaganya."
Kemudian Namjoon menelungkupkan wajahnya kedalam telapak tangannya.
"Hyung bagaimana? Apakah Jiyi sudah ditemukan?" tanya Jungkook kepada Namjoon yang duduk disebelahnya.
"Maaf Kook. Jiyi belum bisa ditemukan sama sekali." ujar Namjoon yang sudah melepaskan wajahnya dari tangannya.
Namjoon langsung membawa Jungkook kedalam pelukannya untuk menyalurkan rasa khawatirnya yang sangat besar saat ini. Begitu pula dengan Jungkook, ia juga membalas pelukan sang kakak.
Mereka saling merengkuh tubuh satu sama lain disertai dengan perasaan khawatir yang sangat besar dan mendalam.
"Hyung, pokoknya kita harus cepat menemukan Jiyi. Aku tidak mau dia sampai terluka diluar sana." ujar Jungkook yang masih berada dalam rengkuhan Namjoon.
"Ya, pasti kita akan menemukannya Kook, hyung juga tidak mau jika terjadi sesuatu yang buruk pada Jiyi."
"Namjoonie-Jungkookie. Kalian jangan terlalu sedih dan khawatir. Hari ini kita pasti akan bisa menemukannya bagaimanapun caranya, percayalah pada Hyung." ujar Jin yang sedang menyetir.
Sedangkan Taehyung yang duduk disebelahnya hanya mampu terdiam memikirkan dimanakah keberadaan sang adik.
Apakah adiknya itu sudah makan atau belum? Apakah dia baik-baik saja atau tidak? Apakah ia beristirahat dengan cukup atau tidak?
Ia bahkan sampai tak bisa tidur semalaman karena memikirkan hal itu.
Bahkan dihari-hari sebelumnya, pada saat pertama kali Jiyeon menghilang tanpa ada memberi kabar sama sekali ia tidak bisa tidur dengan nyenyak, tak nafsu makan, tak punya selera untuk menggoda para perempuan lagi, dan ia lebih banyak diam daripada hari-hari biasanya.
'Dino, kau dimana? Disini aku sangat mengkhawatirkan mu. Bahkan mereka juga sama sepertiku, tapi mereka masih bisa menjalani hari-hari mereka seperti biasanya. Sedangkan aku tidak.' ujar Taehyung dalam hatinya. Saat ini ia hanya mampu menyenderkan kepalanya di pintu mobil yang sedang dikendarai oleh Jin.
Yoongi-Jimin-Hoseok berada didalam mobil yang lain, yang berbeda dengan mereka. Mereka terbagi menjadi dua kelompok untuk mencari keberadaan adik mereka. Tapi, mereka saling terhubung melalui gps.
"Jungkookie, tidurlah. Sepertinya kau mengantuk." ujar Jin memperhatikan Jungkook yang sudah menguap sedari tadi berusaha untuk menahan kantuknya melalui kaca spion dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR-SISTER | BTS |
FanfictionKim Jiyeon adalah anak angkat dari kedua orang tuanya yang telah memiliki tujuh orang anak lelaki. Namun ia dan anak lelaki terakhir tak tahu akan hal itu, anak itu bernama Kim Jungkook. Pada saat kedua orang tua mereka telah meninggal padahal fak...