"Barang ini." Jimin mengeluarkan barang yang berada dalam plastik karena Yoongi ingin tahu.
Jika permintaan Yoongi tak di turuti maka ia akan merajuk layaknya seekor kucing.
"Astaga! Ternyata barang itu yang kalian sembunyikan sedari tadi." ujar Hoseok merasa tak menyangka akan barang yang sedari tadi ditenteng oleh adiknya.
"Hehehe iya Hyung, ini barangnya. Kami berencana akan memberikan kejutan untuk Dino tadi, dan kami juga berniat ingin membuatnya tertawa."
Kemudian mereka berlima kompak melihat kearah Jiyeon.
Jiyeon tahu jika mereka melihatnya tapi ia tak perduli.
Ia terus menetapkan perhatiannya keluar jendela.
Hatinya bergumam akan sebuah harapan 'Kapan aku bisa bebas dari sini? Kapan aku bisa kembali bersekolah? Disini sungguh sangat membosankan, aku muak!'
"Aku akan memakai ini di kamar mandi dulu ya." ujar Taehyung yang mulai melangkah mendekati kamar mandi yang memang sudah terletak di dalam ruangan tersebut.
"Hy!" Tiba-tiba Jungkook berseru memanggil Taehyung.
Taehyung menoleh melihatnya, kemudian bertanya.
"Ada apa?" tanyanya dengan menaikkan alis sebelah kanan.
"Apakah kau serius akan memakai barang tersebut Hyung?" tanya Jungkook sambil menggaruk tengkuk belakangnya.
"Ya, tentu saja. Memangnya ada apa?"
"Tidak ada apa-apa, hanya saja bukan kah kita telah sepakat jika yang akan memakai barang itu adalah Jimin Hyung?" tanya Jungkook yang melihat Jimin sekilas.
Jimin hanya diam saja mendengar kan perdebatan antara kedua adiknya.
"Tak jadi, kesepakatan kita batal. Barang ini aku saja yang pakai. Sudah ya, aku masuk ke kamar mandi dulu." Taehyung melanjutkan langkahnya kembali.
"Hati-hati saat memakainya Hyung!" teriak Jungkook dari luar kamar mandi.
"Iya!" teriak Taehyung balik dari dalam kamar mandi.
"Berisik!" ujar Jiyeon tiba-tiba.
Keempat pemuda yang masih berdiri disekitarnya pun jadi memperhatikannya.
"Ada apa?" tanya Yoongi dengan wajah datarnya.
"Aku tidak suka jika ada kebisingan." ujar Jiyeon yang matanya masih terfokus menatap kearah luar.
"Maaf kan kami Jiyi." ujar Jimin dengan senyum manisnya.
"Iya oppa."
"Apakah kau sudah makan?" tanya Jimin lagi yang kakinya sudah mulai melangkah mendekati ranjang dimana Jiyeon terbaring.
"..." Jiyeon hanya diam.
"Jiyi, kau harus makan. Jika kau tak makan maka kau bisa jatuh sakit dan Ayah juga Ibu pasti akan merasa sedih." Jimin memberi pengertian pada Jiyeon yang masih trauma, dan tak mudah menerima orang baru untuk saat ini.
Jiyeon mengalihkan pandangannya pada Jimin.
"Bukan kah kau pernah bilang jika akan selalu ada untuk kami, dan akan selalu membuat kami merasakan kebahagiaan? Jika kau jatuh sakit bagaimana bisa membuat kami bahagia nantinya? Malah kau akan selalu membuat kami merasa sedih dan juga tak berguna, karena tak becus dalam menjagamu." ujar Jimin bijaksana.
"Siapa yang mengajarkannya jadi bijaksana seperti itu Hyung?" tanya Jungkook berbisik di telinga Yoongi.
"Entahlah." jawab Yoongi dengan mengangkat bahunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
OUR-SISTER | BTS |
FanfictionKim Jiyeon adalah anak angkat dari kedua orang tuanya yang telah memiliki tujuh orang anak lelaki. Namun ia dan anak lelaki terakhir tak tahu akan hal itu, anak itu bernama Kim Jungkook. Pada saat kedua orang tua mereka telah meninggal padahal fak...