Pt 4♦

569 114 42
                                    

Taehyung membawa Jiyeon ke tempat biasa berkumpulnya ia dengan keenam saudaranya yang lain, yaitu rumah pohon yang terletak di belakang sekolah.

"Ayo Dino, kita naik keatas."

"Apa?! Keatas sana" ujar Jiyeon menunjuk tepat kearah rumah pohon tersebut.

"Apa?! Keatas sana" ujar Jiyeon menunjuk tepat kearah rumah pohon tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya. Ayo." ujar Taehyung yang mulai menaiki tangga yang tertempel di rumah pohon itu.

Akhirnya Taehyung telah sampai kedalam rumah pohon. Dan dia melihat Jiyeon dari atas, ia melihat jika gadis itu masih berada dibawah tempat posisi awalnya.

"Kenapa kau tidak ikut naik?"

"Oppa-, apakah kau lupa jika aku takut dengan ketinggian."

"Astaga! Oppa lupa, maaf ya Ji. Tapi tak apa sekali-kali kau harus melawan rasa takut mu itu, jadilah seperti Dino yang sesungguhnya, yang kuat dan berani. Jadi, ayo cepat naik!"

"Tapi bagaimana caranya, aku sangat takut oppa."

"Dibelakang rumah ini ada tangga, dengan cara menaiki satu-persatu papan yang tertempel disana kau bisa sampai kedalam sini, cepatlah! Jangan sampai kau melihat kearah bawah ya." teriak Taehyung memberikan instruksi.

Saking takutnya Jiyeon sampai menelan saliva nya sendiri.

"Kenapa kita tidak bicara dibawah saja oppa? Apa yang ingin oppa sampaikan ini sangatlah rahasia sehingga kita harus sampai bicara diatas sana?"

"Ya. Lekas lah naik Dino."

"Ya, dasar playboy cap ikan asin! Dasar pemaksa!"

"Apa? Apa yang kau katakan barusan?"

"Ah, tidak ada oppa." ujar Jiyeon cengengesan.

"Ingat pesan oppa tadi."

"Ya."

Jiyeon mulai menaiki tangga itu untuk bisa sampai ketempat kakaknya berada sekarang.

Dengan keringat dingin dan kaki yang gemetar dia berusaha keras untuk bisa sampai keatas sana karena tangganya tinggi.

"Oppa-, Jiyi takut."

"Cepatlah, oppa tidak punya banyak waktu lagi Ji."

'Memangnya apa yang ingin disampaikannya, sampai-sampai harus jadi serepot ini. Huft, -menyebalkan.' ujar Jiyeon menahan dongkol dalam hati.

Akhirnya dengan usaha yang keras Jiyeon pun sampai juga keatas pohon itu.

"Hahh. Hahh. Hahh." Deru nafas Jiyeon tak beraturan karena rasa takut yang berusaha dilawannya tadi.

"Kau kenapa sampai ngos-ngosan begitu?"

"Tidak ada. Memangnya apa sih yang ingin oppa sampaikan?" tanya Jiyeon yang sudah mulai bisa bernafas dengan normal kembali.

OUR-SISTER | BTS |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang