Pt 8♦

507 107 89
                                    

Di suatu rumah pada pagi hari yang cerah sungguh sangat menyenangkan sekaligus menyedihkan bagi keluarga Kim karena disatu sisi mereka bisa berkumpul bersama tidak seperti biasanya –hari ini spesial, karena Jiyeon telah berani tampil cantik untuk berangkat ke sekolah.

Di suatu rumah pada pagi hari yang cerah sungguh sangat menyenangkan sekaligus menyedihkan bagi keluarga Kim karena disatu sisi mereka bisa berkumpul bersama tidak seperti biasanya –hari ini spesial, karena Jiyeon telah berani tampil cantik untuk ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lebam di wajah Taehyung kemarin juga sudah sembuh.

Sedangkan di satu sisi juga menyedihkan karena kedua orang tua mereka akan pergi ke luar negeri untuk mengurus masalah perusahaan selama 5 bulan lamanya.

"Ibu jangan pergi selama itu. Jiyi tidak sanggup untuk melepas Ibu."

"Sayang, Ibu dan Ayah kesana kan karena mau mengurus cabang perusahaan, jadi Jiyi jangan bersedih apalagi sampai menangis seperti ini nantikan kami akan pulang juga." ujar Ibu Jiyeon yang sekarang sedang berusaha untuk menenangkan Jiyeon yang sedang menangis dalam pelukannya.

"Hiks–, tapi"

"Sudahlah Ji. Jangan menangis lagi." ujar Jin mencoba menghentikan Jiyeon yang terus merengek sedari tadi.

"Lima bulan itu waktu yang lama oppa, Jiyi takut Ibu dan Ayah kenapa-napa disana." Tangisan Jiyeon bukannya berhenti tapi malah semakin menjadi usai mengatakan hal itu.

"Sayang, sekarang waktunya kita berangkat." ujar Ayah Jiyeon.

"Ya, tunggu sebentar lagi." balas Ibu Jiyeon yang sekarang sedang berusaha melepaskan pelukan Jiyeon.

"Sayang, jaga dirimu baik-baik ya. Dan kalian harus bertanggung jawab untuk menjaga adik kalian ya." ujar Ibu Jiyeon sambil menatap ketujuh anaknya yang lain.

"Baik Ibu." ujar ketujuh anak lelakinya.

"Ibu–"

"Ji,  tolong lepaskan Ibu." ujar Ibunya.

Jiyeon sedari tadi tidak mau melepaskan pelukannya.

Entah apa yang menyebabkan ia jadi begitu, biasanya ia bisa dengan ikhlas melepas Ibu dan ayahnya untuk pergi.

Namun tidak untuk hari ini, karena ia merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi.

"Jiyi. Lepaskan Ibu." ujar Yoongi dengan senyumannya menatap Jiyeon.

"Tapi oppa–"

"Lepas." ujar Yoongi menatap Jiyeon tajam kemudian.

"Baiklah." Jiyeon akhirnya terpaksa melepaskan pelukannya terhadap sang Ibu.

"Ibu dan Ayah harus sampai dengan selamat ya." ujar Jiyeon yang sekarang sudah tersenyum mencoba tegar untuk melepas kedua orang tuanya.

"Iya sayang. Pasti kami akan sampai dengan selamat." ujar Ibu Jiyeon sambil mengusap pucuk kepala Jiyeon.

"Sayang, kami pergi dulu ya." ujar Ayah Jiyeon kepadanya.

"Kami pergi dulu." ujar Ayah Jiyeon kepada para anak lelakinya.

OUR-SISTER | BTS |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang