Pt 13♦

387 103 58
                                    

"Brengsek kau Jungkook." ujar orang itu.

"Ya, aku akui jika aku brengsek Hyung.

Aku brengsek karena aku telah berani merebut kesucian bibir Jiyeon.

Kau juga jangan berbohong pada perasaanmu sendiri, karena aku tahu jika kau juga menyimpan perasaan yang khusus padanya."

Jungkook dan kakaknya tetap saling menatap dengan begitu sengit.

Ketika Jiyeon merasakan hawa yang tidak mengenakkan diantara kedua kakaknya ia pun berujar.

"Kookie oppa jangan begitu pada–" Jiyeon mendongakkan kepalanya untuk melihat kakak siapakah yang sedang memeluknya sekarang.

Dan ternyata ia adalah–












"Pada Taehyung oppa. Apa yang oppa katakan tadi, perasaan? Perasaan apa?"

Jiyeon lalu menatap kearah Jungkook yang terdiam.

'Apa yang aku katakan tadi, dasar bodoh. Sungguh bodohnya dirimu Kim Jungkook!' Ia hanya mampu terdiam saat Jiyeon menanyakan mengenai hal apa yang ia katakan barusan.

"Jangan dengarkan dia Ji. Lebih baik kita pergi, kita tinggalkan dia disini agar dia bisa berpikir dengan jernih kembali juga bisa menyadari kesalahannya." Taehyung menarik tangan Jiyeon untuk pergi dari sana.

Meninggalkan Jungkook yang mulai berpikir akan kesalahan yang telah ia lakukan tadi.

Ia memang brengsek karena telah dengan lancangnya mencium bibir suci adiknya.

Ia akui bahwa ia memang bersalah.

Bibir Jiyeon sangat manis saat ia kecap tadi, sungguh ia sampai tak mampu untuk menahan hasrat gilanya.

Bagaimana nantinya jika mereka bertemu kembali? Pasti interaksi mereka yang biasanya terjalin dengan hangat akan berubah menjadi kaku dan dingin.

Ia tak mau hal itu sampai terjadi, ia harus meminta maaf pada Jiyeon sekarang juga.

Sebelum Jiyeon dan Taehyung melangkah lebih jauh, Jungkook berlari untuk mencapai titik dimana sekarang mereka berdiri.

Lalu ia menjerit saat hampir sepuluh langkah lagi ia mendekati mereka.

"Jiyi!" teriak Jungkook pada Jiyeon yang sedang berdiri didepannya bersama Taehyung yang sedang menggenggam tangannya.

Jiyeon menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Jungkook.

"Ada apa oppa?" Jungkook mendekati Jiyeon dan memegang sebelah tangannya yang kosong.

Taehyung memegang tangan Jiyeon disebelah kanan, maka Jungkook memegang tangan Jiyeon disebelah kiri.

Mereka berdua saling menatap terlebih dahulu, kemudiaan memegang tangan adik mereka lebih erat lagi.

"Jiyi, maafkan oppa ya." ujar Jungkook yang sekarang menatap tepat di manik mata Jiyeon.

Taehyung memperhatikan interaksi antara Jungkook dengan Jiyeon, ia menatap Jungkook dengan tatapan yang tajam.

'Apalagi maunya.' ujar Taehyung dalam hati dengan wajah datar.

"Kenapa? Oppa minta maaf untuk apa?" tanya Jiyeon yang juga sedang menatap kakaknya.

"Maafkan oppa karena sudah lancang mencium bibirmu tadi Ji." Jungkook kemudian menyentuh pipi halus dan agak tembam milik Jiyeon.

Hal itu tak luput dari perhatian Taehyung.

Taehyung mengepalkan tangannya yang tak memegang Jiyeon dengan kuat saat melihat Jungkook menyentuh pipi Jiyeon.

Entah mengapa ia merasa sesak dan panas tepat di dadanya.

Angin sepoi yang berhembus ditaman itu menjadi saksi bisu akan perdebatan mereka.

"Ji, tolong jangan hanya diam saja. Tolong jawab pernyataan oppa." Jungkook memasang wajah memelasnya dihadapan sang adik saat ini.

Jiyeon masih terdiam bagaikan batu diantara mereka.

"Op-oppa."

"Ya?" Jungkook dan Taehyung saling menyahuti ucapan Jiyeon dan melihat kearahnya.

Saat Jungkook dan Taehyung menyadari jika mereka menjawab dengan serentak mereka pun berpandangan, lagi-lagi sengatan listrik dimata mereka terpancar.

'Apa mau mu ha?' ujar Jungkook dan Taehyung melalui telepati mereka dalam keadaan masih saling bertatapan.

Jiyeon yang memperhatikan kedua kakaknya menjadi bingung, dan merasa aneh dengan keadaan sekarang.

'Mereka kenapa?'

"Lepaskan tanganmu Hyung." ujar Jungkook sengit pada kakaknya.

"Kau yang harus melepaskan tangannya." ujar Taehyung tak kalah sengit.

"Kau!" ujar Jungkook lagi.

"Tidak, kau lah yang harus melepasnya." ujar Taehyung lagi.

"Kau!" ujar Jungkook.

"Kau!" ujar Taehyung.

"Kau Hyung!" ujar Jungkook.

"Tidak kau!" ujar Taehyung.

"Hentikan! Tolong berhenti, ada apa sebenarnya dengan kalian ha?" tanya Jiyeon yang berada ditengah-tengah mereka.

Ia sudah merasa pusing akan keadaan.

"Kami? Tidak ada apa-apa sayang." ujar Taehyung menatap Jiyeon, lalu menatap Jungkook dengan seringainya.

Jungkook yang melihat itu jadi semakin terbawa emosi.

'Sialan kau Tae hyung. Mengapa ia jadi seperti ini padaku?' ujarnya dalam hati.

"Ji, boleh oppa bertanya?" ujar Jungkook menatap Jiyeon.

"Ya, oppa mau bertanya tentang hal apa?" Sekarang mata Jiyeon sedang terfokus hanya pada Jungkook yang akan menanyakan mengenai suatu hal padanya.

"Apakah kau tak pernah memiliki perasaan yang lebih pada salah satu dari kami bertujuh?" tanya Jungkook harap-harap cemas.

"Ya tentu saja aku memiliki perasaan yang khusus kepada kalian semua."

"APA?! Kau serius? Perasaan seperti apa yang kau punya untuk kami?" Kali ini Taehyung yang bertanya.

Sekarang fokus Jiyeon teralih pada Taehyung.

"Aku mencintai dan menyayangi kalian semua dengan sama rata." ujar Jiyeon dengan wajahnya yang sangat meyakinkan juga pancaran mata yang tak terlihat bohong sama sekali.

"Kau serius?" tanya Jungkook dan Taehyung dengan perasaan yang terkejut.

"Tentu saja aku mencintai kalian semua tanpa terkecuali. Aku mencintai dan menyayangi kalian semua." ujar Jiyeon lagi dengan senyum manis.

"Kami–. Kami juga mencintaimu Jiyi. Kami sungguh sangat mencintaimu." ujar mereka berdua, lalu mereka memeluk tubuh Jiyeon dari sisi kanan dan sisi kiri gadis itu.

Mereka bertiga tersenyum dengan perasaan yang hangat.

"Apakah dia belum mengetahui faktanya?

Ataukah dia sebenarnya sudah tahu makanya dia dengan gampang mengatakan cinta pada mereka?

Hah sungguh gadis yang bodoh." ujar seseorang yang sedang melihat mereka bertiga berpelukan.

"Lihat saja kalian nanti, aku sendiri yang akan mengatakan secara langsung pada adik kalian mengenai fakta yang sedang kalian sembunyi kan itu.

Aku yakin hanya tinggal dialah yang belum mengetahui masalah itu." Orang itu menyeringai, lalu pergi dari sana.












√TBC√

OUR-SISTER | BTS |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang