Jumat kali ini SMA Pandu Utama pulang cepat dikarenakan guru-guru ada rapat mendadak. Kiara, Cinta, Feli, dan Sandra sangat senang. Mereka-pun merencanakan untuk menonton Avengers. Biar telat gak apa-apa daripada tidak menonton sama sekali.
Mereka hendak keluar sekolah dan memesan taksi online ketika Julian memanggil Cinta. Oh, Julian itu pacar Cinta. Julian kelas 11, sedangkan Cinta kelas 10. Julian merupakan kapten basket SMA mereka. Ya kalau sudah kapten tak usah ditanyakan lagi kemampuannya. Parasnya juga oke. Apalagi badannya. Duh.
"Ta, mau kemana?" tanya Julian. Keempat cewek tersebutpun menghentikan jalannya dan menunggu Cinta.
"Mau nonton Avengers," jawab Cinta
"Ikut boleh gak? Soalnya aku tau kalo aku ajak kamu cabut sekarang, pasti kamu ga mau," tanya Julian sedikit ragu. Sebenarnya ia tidak suka berkumpul sama cewek-cewek, tapi kebetulan ia juga ingin nonton Avengers karena dari kemarin belum sempat. Bodo amat dah kalo dia dikatain bucin.
Cinta memandangi ketiga temannya dengan tatapan memohon. Lalu teman-temannya hanya bisa pasrah. Dengan sedikit tidak enak hati ia pun berkata, "Gue bareng sama temen gue kok. Ga cowok sendirian, gapapa kan?"
"Terserah si, Kak. Kalo orangnya asik sih oke-oke aja, apalagi kalo ganteng!" ujar Sandra antusias. Ketiga cewek lainnya hanya bisa meringis. Malu.
"Tenang aja, ganteng kok."
Julian pun mengajak pacar dan teman-temannya itu untuk pergi ke mall bersama karena ia naik mobil. Si teman yang dimaksud Julian itu rupanya naik motor dan sudah bertengger di motornya daritadi.
"Woi, Ken! Yuk cabut, nonton Avengers," ajak Julian kepada cowok yang bertengger di motor itu. Cinta dan teman-temannya sudah masuk ke mobil Julian. Sehingga mereka tidak terlalu paham siapa teman yang diajak Julian.
"Hah?" bingung Keno
"Itu, gue sama cewek gue mau nonton. Tapi dia sama temen-temennya sih. Lo ikut kan? Biar gue ga cowok sendiri, cuy." jelas Julian
"Idih, terus lo mau ajak gue gitu? Ga ah. Males. Gue juga ga kenal mereka," tolak Keno mentah-mentah
"Ah, udahlah Ken. Ikut aja, sekali ini aja deh. Lagian lo juga paling ga ada kerjaan kan abis ini," ucap Julian
"Bzzz. Yaudah ah, yuk!" pasrah Keno
-
Keno lebih dulu tiba di mall. Sehingga ia memutuskan untuk menunggu Julian dan rombongannya di depan bioskop.
Saat mendengar suara gaduh segerombolan perempuan Keno mendongak ke arah para perempuan itu.
Deg!
Tatapan mereka bertemu setelah sekian lamanya. Keno terdiam, begitupun cewek itu.
Rasanya hati Keno mencelos. Mengingat kebodohannya. Mengingat kenangannya. Mengingat senyum manis gadis itu dulu. Mengingat semua tentang dia.
Kiara terdiam. Ia bingung harus bagaimana. Dengan cekatan ia segera memutuskan kontak mata itu.
"Eh, gue ke toilet dulu ya! Mendadak kebelet nih," ujar Kiara yang tentunya bohong.
Cinta, Sandra, dan Julian mengangguk. Feli paham. Feli tahu bahwa Kiara belum siap bertemu dengan dia lagi.
Feli menawarkan, "Yuk sama gue."
"Gausah, Fel. Gue bisa sendiri kok, lo mending beliin tiket dulu deh. Udah ya, keburu keluar nih pipisnya!" akting Kiara
Feli mengangguk pasrah. Ia tidak akan memaksa Kiara. Akhirnya segerombolan anak SMA itupun masuk dan membeli tiket.
Keno. Ia bingung. Tidak tahu harus bagaimana. Rasanya ingin sekali menyusul gadis itu. Gadis yang sangat dirindukannya. Gadis yang sangat amat membuatnya paham arti penyesalan.
Ia pun memutuskan untuk titip tiket ke Julian. Ia ingin menyusul Kiara ke toilet. Ya maksudnya menunggu di depan toilet.
-
Sesampainya di toilet, Kiara menghadap ke cermin. Ia tidak benar-benar kebelet. Ia hanya ingin pergi. Menjauh dari orang itu. Orang yang dihindarinya sejak 2 tahun lalu. Ia menatap wajahnya di cermin. Memandang lesu bayangannya.
Setelah merasa cukup, ia keluar dari toilet. Ngomong-ngomong, Kiara berada di toilet yang satu lantai dibawah bioskop, karena ia tidak mau cowok itu menyusulnya. Berkata maaf dan menjelaskan semuanya. Bukannya ke-geer-an, tapi itu antisipasi.
Saat Kiara bingung harus kemana, Ia malah bertemu dengan Elang di depan toilet.
"Loh, Ki? Disini juga?" tanya Elang
"Eh, iya. Kak Elang lagi mau nonton atau gimana?" tanya Kiara basa-basi
"Ah, enggak. Cuma mau ke toko boneka. Sepupu gue ada yang mau ulangtahun," jelas Elang. Ia pun bertanya balik, Kiara ngapain di sini?
"Temen-temen pada nonton. Tapi kayaknya gue ga jadi ikut nonton sih," ucap Kiara. Sekarang mereka sudah berjalan keluar menjauhi kawasan toilet.
"Lah, kenapa? Kalo gitu mau temenin gue cari boneka, ga?" tawar Elang
Kiara berpikir sebentar. Hm. Ini ide cemerlang sih. Daripada ia bertemu dengannya lagi. Akhirnya Kiara menyetujui ajakan Elang.
Di depan toilet yang satu lantai di atas Kiara, Keno masih menunggu. Menunggu gadis itu keluar dari toilet. Ia sempat berpikir, kok lama banget?
Tiba-tiba HP Keno berdering, tertuliskan nama Julian di sana.
"Oh. Iya-iya bentar," ucap Keno. Rupanya Julian dan teman-temannya - teman pacar Julian sih -, sudah menunggunya. Bioskop akan dimulai beberapa menit lagi.
Elang dan Kiara asyik mencari boneka. Kiara pun sudah mengabari teman-temannya bahwa ia tidak jadi ikut nonton dengan alasan sakit perut. Walau Feli sudah terlanjur membelikannya tiket, ia akan tetap menukar harga tiket tersebut.
Setelah mendapat yang dicari Elang, mereka memutuskan untuk makan. Suasananya tidak canggung sama sekali. Karena Elang begitu asik diajak bicara. Topiknya juga banyak!
"Ki, habis ini mau langsung pulang?" tanya Elang
"Mmm, iya, Kak. Gue udah ga ada yang mau dicari disini sih. Kak Elang sendiri gimana?"
"Udahlah, panggilnya santai aja. Gausah pake embel-embel kak segala," ucap Elang disusul sedikit tawa
"Ah. Iya, L- Lang," ujar Kiara sedikit kaku
"Gue sih rencana habis ini mau pesen kue juga. Bisa temenin gak?" tawar Elang
"Hm, boleh sih. Tapi ga bisa lama. Nanti dicari sama Mama, hehe," ujar Kiara sambil tersenyum simpul
Dalam hati Elang, ia melting. Manis bener cuy senyumnya!
"Oh, oke. Gak lama, kok. Kan cuma pilih kue aja. Yuk, cabut." ajak Elang
-
Pukul 3 sore, Kiara sudah diantarkan oleh Elang sampai rumah. Ia juga dibelikan red velvet cake dari toko kue tadi. Katanya sih sebagai ucapan terimakasih.
"Makasih ya, Lang. Hati-hati di jalan," ujar Kiara sambil melambaikan tangan
Elang segera melesat dengan motornya. Kiara pun segera masuk ke rumah. Ia tidak menyadari bahwa ada orang yang memandanginya dari agak jauh. Cowok itu.
Iya, ia masih mengingat dengan jelas di mana rumah Kiara. Namun, jangan berburuk sangka. Ia baru datang kesini lagi setelah hampir dua tahun lamanya kok.
"Gue harusnya ikhlas lo udah dapet yang baru. Karena emang dulu gue yang bodoh banget. Tapi, kenapa nyesek banget ya, Ra, rasanya?" batin cowok itu.
-
A.n
Halo, gimana? Bosenin gak?
Up deh kalo udah 20 vote++
Sok amat:) kek ada yang minat sama ni cerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
K I A R A
Teen FictionPenyesalan memang selalu hadir di akhir. Itulah yang dirasakan Arkeno Sebastian sekarang. Menjadi berandalan dengan segala kesibukan tetap saja tidak cukup untuk melupakan gadis itu. Ia tidak bisa munafik akan perasaannya terhadap gadis itu yang ter...