• 06 • Selalu Salah

37 6 0
                                    

Kiara cukup shock tentang kedatangan Keno di rumahnya semalam. Setelah masuk rumah, ia segera bersiap-siap untuk tidur. Tetapi rupanya ia tidak bisa tidur. Akhirnya ia memutuskan untuk streaming film sampai akhirnya ketiduran.

Sudah jam 10 pagi, namun Kiara masih terlelap nyenyak. Keadaan rumah yang cukup gaduh sedikit mengusiknya. Tiba-tiba, pintu kamarnya dibuka tanpa diketuk terlebih dahulu. Ia hanya membuka mata sedikit, karena masih ngantuk jadi belum sepenuhnya sadar.

Dilihatnya Kayla yang sedang berjalan ke arahnya. Tatapan sinis itu masih sama. Kiara berdecak kesal dan memutuskan untuk pura-pura tidur lagi.

"Woi! Anak cewek jam segini belum bangun, pantesan gak laku-laku!" teriak Kayla sambil menggoyang-goyangkan badan Kiara.

Kiara tetap pada aktingnya, pura-pura tidur sambil menarik selimut sampai menutupi kepalanya.

"Gak usah sok tidur. Udah sana buruan bangun, ditunggu Mama di bawah buat sarapan." ujar Kayla pasrah sambil melihat-lihat foto yang ada di kamar Kiara.

"Wah akur ya kita di sini. Yuk remake foto ini," ucap Kayla

Jenuh dengan kebacotan Kayla yang menurutnya tidak penting membuat Kiara segera bangun. "Sana turun duluan. Ntar gue susul." usir Kiara

Sepuluh menit kemudian dengan rambut masih digulung dengan handuk Kiara turun ke meja makan. Benar saja ada mamanya disana. Tidak hanya mama dan Kayla. Tetapi ada satu orang lagi yang semalam baru saja menapakkan kakinya di rumah ini lagi setelah sekian lama.

"Pagi, Ra. Yuk makan. Keburu dingin nih nasi gorengnya," sapa Tania dengan sangat ramah. Hal yang membuat Kiara muak.

"Ken, sini gue ambilin... Lo pasti kangen kan sama masakan mama?" ujar Kayla sambil mengambil piring yang ada di depan Keno. Cowok itu hanya diam sambil memandangi Kiara yang baru saja duduk di meja makan. Tidak ada senyum yang terulas sedikitpun di wajah perempuan itu. Terlihat jelas bahwa Kiara sangat tidak suka berada di tempat ini.

"Wah! Masakan mama tetep nomer satu. Daridulu selalu aja enak. Gak pernah ngecewain! Kapan-kapan mama harus ke Singapur jenguk Kay dan masakin Kay disana kalo Kay lagi homesick." Kata Kayla panjang lebar

Tania tersenyum tulus. Anak sulungnya itu tidak pernah berubah. Selalu ceria dan membuatnya bahagia. Bahkan walau mereka tinggal berjauhan, Kayla tidak pernah absen mengabarinya.

"Tenang aja, Kay. Asal mama gak sibuk, mama bakal jenguk kamu." ujar Tania

"Keno... Gimana masih enak kan masakan tante?"

Dengan kikuk, Keno menjawab seadanya saja, "Ah, iya tante. Enak banget!" Sepertinya keputusan yang salah untuk ikut sarapan di sini. Ia lupa masalahnya dengan Kiara belum selesai.

Kiara jenuh dengan pembicaraan orang-orang di sekitarnya yang sangat basa-basi, menurutnya. Ia pun memutuskan mengambil segelas air putih yang ada di meja makan dan membawanya naik ke kamar.

"Rara! Kamu itu gak sopan banget ya! Dari tadi udah mukanya cemberut, diem aja, sekarang main pergi aja!" teriak Tania kesal.

Kiara tidak peduli dan tetap berjalan menuju kamarnya. Di meja makan, ketiga orang tersebut akhirnya memutuskan untuk makan sambil ngobrol ringan. Kayla yang terus bercerita tentang kesehariannya membuat suasana mencair. Tetapi tidak bagi Keno. Pikirannya tetap fokus pada Kiara.

-


Dari balkon jendela kamarnya, Kiara melihat Keno masuk ke mobilnya yang disusul dengan Kayla beberapa detik kemudian. Tidak lama setelah mobil itu melesat dari pandangannya, pintu kamarnya terbuka.

"Ra..." panggil Tania sambil membawa nampan berisi makanan. Ia tahu anak bungsunya belum makan.

Kiara masih saja asik memandang jalanan perumahannya lewat balkon kamarnya, enggan untuk menoleh. Tanpa disadarinya Tania sudah berjalan ke arahnya, sesudah menaruh nampan berisi sandwich isi telur dan keju tersebut.

"Ra, kamu belum berubah ya? Masih aja seenaknya sendiri. Seakan-akan dunia ini isinya cuma kamu aja. Gak ada orang lain. Sampe kapan mau kaya gini? Untungnya kamu kaya gini tuh apa sih?" cerca Tania

Kiara masih enggan melihat ke arah Tania. Pikirannya kemana-mana. Jujur saja ia kesal dengan perkataan Tania yang terkesan sangat sok tahu. Seakan-akan selama ini Tania ada untuknya.

"Tuh kan, Mama ngomong aja kamu cuma diem. Kamu itu cewek! Tau diri dikit kek. Pantesan aja semua orang terdeket kamu pergi, kamu aja gak ngehargain kehadiran mereka! Kamu anggep Mama itu apa sih, Ra?!" sulut Tania dengan kesal. Setelah berbicara itu ia segera berjalan keluar kamar anaknya itu.

Saat ibunya sudah keluar dari kamarnya, Kiara berujar cukup pelan, "Aku nganggep Mama itu orang yang paling egois karena ninggalin keluarganya dan malah cari kesibukan sendiri buat kabur dari kenyataan. Ngerasa seolah-olah cuma Mama aja yang punya beban, padahal kita semua nanggung beban yang sama."

Di luar, Tania mendengar semua itu. Ia mengingat lagi hal bodoh yang pernah ia lakukan. Namun, hal itu juga tanpa ia sadari masih saja ia lakukan.

-

Pukul dua siang, Kiara baru saja terbangun dari tidurnya. Ya, ia baru saja bangun dari tidur siang. Dari pada emosi dengan orang-orang di rumahnya, ia memilih untuk tidur. Namun, ketika ia berencana memakan sandwich yang tadi dibuatkan Tania, ia melihat ada sekantung plastik coklat putih kesukaannya. Ada 5 bungkus!

Setelah mengeluarkan semua coklat itu dari plastik kresek tersebut, ada struk yang terjatuh.

"Kurang ajar, ini orang mau ngasih apa nagih?" ucap Kiara

Setelah diambilnya struk tersebut, rupanya di belakang struk itu ada sebuah tulisan singkat. Tulisan bak ceker ayam yang tak beraturan bentuknya.

Is it too late to say sorry? I hope no.
Enjoy your fav snack, Ra.
jgn lupa sikat gigi stlh makan ini semua :)


K I A R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang