Hari Senin kali ini terasa sedikit spesial bagi Kiara karena ia akan dilantik sebagai wakil ketua OSIS periode 2019/2020. Ia tidak sabar. Entah mengapa OSIS menjadi kesenangan tersendiri bagi gadis itu, walaupun banyak orang bilang gabung OSIS sama saja menambah beban.
Pukul 06.45 Kiara sudah sampai sekolah. Ia masuk ke kelas 10 IPS 1 bersamaan dengan Feli, sahabatnya. Rupanya kelas masih sepi.
"Sepi amat sih," seru Feli sembari menaruh tasnya diatas meja.
"Pada males kali buat upacara," ujar Kiara santai sembari mengambil topi upacara yang ia letakkan di dalam tas.
Pukul 07.00 tepat bel berbunyi. Menandakan mereka harus segera ke lapangan untuk mengikuti upacara. Ya upacara berjalan dengan lancar. Begitupun dengan pelantikan OSIS. Kini upacara sudah selesai dan masih tersisa 15 menit sebelum bel pelajaran pertama dimulai.
"Untuk anak-anak OSIS baru tolong kumpul dulu ya di ruang rapat!" perintah Pak Seto, selaku guru pembimbing OSIS SMA Pandu Utama.
Feli, Cinta, dan Sandra menghampiri Kiara yang hendak pergi ke ruang rapat. "Semangat, Ki!" ujar mereka bertiga.
Mereka tau Kiara sangat senang karena bisa menjadi Waketos walaupun sebenarnya mereka kurang setuju karena Kiara akan menjadi super sibuk. Tapi apa boleh buat, Kiara bahagia mengikuti OSIS jadi mereka hanya bisa menyemangati sahabatnya itu.
"Yoi, guys! Duluan yaaa," ucap Kiara semangat.
Cinta dan Sandra merupakan anak IPA, berbeda dengan Kiara dan Feli. Mungkin ada yang heran, karena Kiara pintar, sehingga mengapa ia tidak masuk IPA saja? Jawabannya sederhana, karena Kiara lebih suka IPS. Ia suka sejarah. Ya walaupun ia juga suka menghitung.
-
"Kiara!" panggil seseorang ketika Kiara hendak kembali ke kelas, karena rapat sudah selesai.
Kiara membalikkan badan dan menaikkan alisnya sedikit, lalu bertanya, "Kenapa?"
"Nanti pulang sekolah ada waktu? Gue mau ngatur acara buat setahun kedepan. Sama Ria juga kok. Dia udah bisa, jadi tinggal lo aja," terang Elang, si Ketua OSIS. BTW, Ria itu sekretaris OSIS yang baru. Ia kelas 10-IPA-3. Sedangkan Elang kelas 11-IPA-2.
"Oh, iya. Bisa kok, Kak," jawab Kiara. Ia tidak terlalu dekat dengan Elang jadi sedikit terasa canggung. Namun Kiara segera menepis pikiran tersebut karena ia harus akrab dengan Elang, sebab sekarang Ia dan Elang pastinya akan sering bekerja sama.
"Oke, ntar kabar-kabaran ya di grup." ucap Elang.
Kiara menganggukkan kepalanya singkat, lalu berbalik hendak menuju kelas.
Kiara berjalan sendirian menyusuri koridor. Saat hendak berbelok, matanya membelalak cukup kaget. Ah! Bukan cukup kaget, namun benar-benar kaget.
Cowok itu. Kenapa ia ada disini?
Kiara segera membalikkan badannya. Hendak melewati jalan lain. Ia tidak mau cowok itu menyadari kehadirannya. Ia belum siap bertemu cowok itu lagi. Ah bagaimana ini! Kenapa cowok itu tiba-tiba ada di sekolah Kiara? Masa dia pindah sih?
-
A.n
udah sgitu dulu wkwkw, gimana ceritanya? First impression dong baca cerita ini😂
Monmaap gais, masih abal. Soalnya ini mendadak bat cm gara2 suntuk aja ga ada kerjaan (":
KAMU SEDANG MEMBACA
K I A R A
Ficção AdolescentePenyesalan memang selalu hadir di akhir. Itulah yang dirasakan Arkeno Sebastian sekarang. Menjadi berandalan dengan segala kesibukan tetap saja tidak cukup untuk melupakan gadis itu. Ia tidak bisa munafik akan perasaannya terhadap gadis itu yang ter...