Jam digital yang berada di atas nakas kayu itu menunjukkan pukul 08:45 ketika ketiga gadis itu sudah mulai menggeliat, bersiap untuk bangun.
"Hoamm... Jam berapa sih ini?" tanya Cinta dengan suara serak khas orang bangun tidur.
Kiara segera bangkit dari kasur dan pergi mencuci muka dan mengabaikan Cinta yang masih setengah tertidur. Kedua temannya itu memang cukup sulit untuk bangun, berbeda dengan dirinya yang jika ada gangguan sedikit langsung sulit untuk tidur lagi. Apalagi jika tidur bersama Feli ia harus siap dipeluk-peluk dan jadi kesulitan bernapas. Maka daripada Feli mulai memeluknya lagi, lebih baik ia bangun sekarang.
Dua puluh menit kemudian, Kiara sudah selesai membuat sandwich dengan bahan seadanya yang ada di kulkas Cinta. Dan tepat sekali ketika Kiara selesai membuat sandwich, Cinta dan Feli bangun. Kedua gadis yang sepertinya belum sepenuhnya bangun itu segera menghampiri Kiara di pantry dapur.
"Hoam... Yang kek gini kok bisa-bisanya masih disia-siain," celetuk Feli asal
"Ya berarti tuh cowok gak pantes lah buat Kiara. Tenang aja habis ini dia bakal dapet yang lebih. Ya gak, Ki?" balas Cinta
Ternyata perkiraan Kiara bahwa Cinta dan Feli belum sepenuhnya bangun itu salah. Buktinya mereka sudah bisa mengejek dirinya yang padahal sudah berbaik hati membuatkan sarapan.
"Baru bangun udah berisik banget sih." sewot Kiara sambil berjalan membawa sandwich yang sudah ia tata di satu piring besar.
-
"Nanti Sandra langsung nyusul ke timezone..." ucap Cinta
Ketiga gadis itu kini sedang dalam perjalanan ke salah satu mal di Jakarta Selatan. Kiara yang sebenarnya malas nyetir -karena ia merasa belum pandai- terpaksa menjadi supir hari ini demi menghemat pengeluaran untuk taksi online. Ide tersebut dilontarkan oleh Feli karena gadis itu sedang ingin membeli baju baru.
Sekitar dua puluh menit kemudian, akhirnya mereka sampai di basement mal yang masih cukup lengang. Sebenarnya Kiara sengaja mengajak berangkat tidak terlalu siang supaya ia bisa dengan leluasa memarkirkan mobil dan tidak terlalu pusing naik-turun gedung parkir untuk mencari parkiran kosong.
"Akhirnya. Pegel banget kaki gue nginjak gas rem mulu," keluh Kiara
"Tenang nanti malem gue pijetin deh," ucap Feli meyakinkan
Cinta tertawa mendengar ucapan Feli. Temannya itu sangat bisa membujuk orang untuk melakukan apa yang ia mau. "Gue sekalian pijetin dong, Fel."
"Ye, enak aja! Lo aja cuma duduk manis di mobil,"
"Kan habis ini kita muter mal seharian, jadi pasti pegel..."
Kiara malas mendengarkan perdebatan yang tak akan berujung tersebut. Segera ia mematikan mesin mobilnya dan berjalan keluar terlebih dahulu. Cinta dan Feli hanya bisa saling memandang melihat Kiara yang sudah jalan duluan.
-
"Hai bebeb-bebeb akuuu! Gimana tadi malem tidurnya nyenyak kan?" teriak Sandra heboh di depan timezone yang sebenarnya cukup ramai. Akibat teriakan itu, banyak orang yang sedang lewat memandangnya dengan tatapan aneh.
"Heh, Toa! Kecilin suara lo bego," tegur Cinta
"Kangen gue tuh sama kalian..." jawab Sandra sembari memeluk Cinta, Feli, dan Kiara.
"San..." peringat Kiara akan sikap lebay Sandra. Ia risih jika dipeluk orang lain, tak terkecuali walaupun itu orang terdekatnya.
Mendengar peringatan Kiara, Sandra malah terkekeh senang. "Hehe, maaf. Ya udah ah ayo main aja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
K I A R A
Teen FictionPenyesalan memang selalu hadir di akhir. Itulah yang dirasakan Arkeno Sebastian sekarang. Menjadi berandalan dengan segala kesibukan tetap saja tidak cukup untuk melupakan gadis itu. Ia tidak bisa munafik akan perasaannya terhadap gadis itu yang ter...