• 05 • What a Long Day

63 10 4
                                    

Seusai nge-mall bersama sahabat-sahabatnya, Kiara memutuskan pulang. Capek sekali rasanya. Padahal jam masih menunjukkan pukul tiga sore.

"Sudah makan belum, Non?" tanya Bi Inah, pembantu Kiara.

Dengan malas Kiara hanya mengangguk saja. Padahal dia baru makan sekali. Itupun makan cereal. Nafsu makannya hilang.

Karena merasa gerah, Kiara memutuskan untuk mandi. Lalu setelahnya ia hanya akan malas-malasan di kasur.

Saat hendak tiduran di kasur, dering HP-nya berbunyi. Melihat siapa yang menelepon sudah membuat Kiara malas. Namun, terpaksa ia tetap mengangkatnya.

"Halo, Kiara anak Mama yang cantik.. Lagi ngapain?" tanya si penelpon, yang sudah bisa ditebak itu ibu Kiara.

Kiara menghela napasnya malas, "Tiduran." Jawabnya singkat.

Di seberang sana, Tania-ibu Kiara- menghela napas gusar. Anaknya masih sama seperti dua tahun terakhir. Tidak memedulikan keadaannya.

"Mama denger Keno dikeluarin dari sekolahnya, terus pindah-"

"Rara capek, mau tidur." potong Kiara sepihak. Ia segera mematikan sambungan telepon tersebut.

Keno dikeluarin dari sekolahnya? Kenapa?

Batin Kiara penasaran. Tetapi ia segera menggeleng. Tidak! Ngapain ngurusin dia? Hubungan mereka sudah selesai! Tidak perlu peduli lagi.

Karena merasa terlalu lelah, Kiara ketiduran. Ia terbangun ketika Bi Inah mengetuk pintu kamarnya.

"Non! Ditunggu temennya di bawah, katanya ada rapat OSIS dadakan..." ujar Bi Inah sedikit berteriak

Kiara mengusap matanya. Ternyata baru pukul empat lewat lima belas menit. Ia segera bersiap dan turun ke bawah melihat siapa yang datang.

"Eh, Elang..." ucap Kiara sedikit kikuk. Karena Elang sudah duduk di ruang tamunya sembari memakan cemilan, yang sepertinya disiapkan Bi Inah. Keliatannya juga Elang sudah lama menunggunya.

Elang tersenyum menatap Kiara yang masih muka bantal.

"Udah lama ya?" tanya Kiara sembari duduk di dekat Elang

"Ah, enggak. Baru setengah jam," jawab Elang santai

"Hah? Itu mah udah lama," jawab Kiara dengan tidak enak hati. Ia pun memanggil Bi Inah dan menanyakan kenapa tidak membangunkannya sedari tadi.

"Maaf, Non. Kata mas-nya tunggu dulu bentar... Kasian kalau tidur diganggu,'' kata Bi Inah sembari menunduk

"Yaudah, Bi."

"Sorry, Ki. Ada rapat mendadak... Soalnya besok Rabu sekolah kita mau di akreditasi, jadi kita perlu nyiapin beberapa hal. Lo bisa gak, rapat sekarang?" jelas Elang

"Eh, gak apa-apa kok. Gue yang minta maaf, soalnya gak cek grup, jadi gak tau kalo ada rapat," ujar Kiara dengan lagi-lagi tak enak hati.

"Udah, gak pa-pa. Santai aja! Yuk buruan. Anak-anak udah nunggu di kafe deket sini," ajak Elang

Sesampainya di kafe, ternyata benar para anggota OSIS sudah memulai rapatnya.

"Sorry guys gue telat," ucap Kiara

Akhirnya mereka membahas beberapa hal. Saat pukul tujuh kurang sepuluh menit, rapat sudah selesai dan banyak anggota rapat sudah pulang. Tersisa Kiara, Elang, dan Ninis-anak kelas sebelas yang menjabat sebagai sie. Kebersihan.

"Gue duluan ya, udah di jemput nih,'' pamit Ninis

Kiara yang hendak memesan ojek online dicegah oleh Elang.

"Gue anterin aja, Ki. Ayo!" ajak Elang

"Ah, gak usah. Gue tadi udah ngerepotin elo, masa sekarang lagi..." jawab Kiara

"Gak apa-apa, rumah kita kan searah. Tenang aja, gak ngerepotin sama sekali kok," ujar Elang

Akhirnya Kiara menerima tawaran Elang. Mereka pun segera melesat ke rumah Kiara menggunakan motor sport Elang.

Sesampainya di depan rumah Kiara, sepertinya ada tamu karena ada motor yang terparkir di halaman rumahnya.

Hm, sepertinya Kiara mengenal siapa pemilik motor itu.

"Makasih ya, Lang. Udah jemput gue ke rumah buat rapat, terus nganter pulang juga..." kata Kiara sembari mengulaskan senyum simpul

"Hehe, iya sama-sama, Ki. Udahan dong senyumnya, manis banget. Ntar kalo ada cowok lain yang liat, gue jadi punya saingan nih," ujar Elang yang membuat Kiara mengernyitkan alisnya.

"Eh?" bingung Kiara

"Udah sana masuk. Kayanya ada tamu tuh," ucap Elang yang mengalihkan topik.

"Oh, iya. Hati-hati ya,"

-

Kiara berbalik badan dan hendak masuk. Dilihatnya siapa yang datang. Kiara membeku. Langkahnya terhenti.

"Kamu pacaran sama Elang?" tanya cowok itu dengan suara bass yang khas. Suara yang sudah lama tak ia dengar.

Kiara masih diam. Sulit sekali rasanya untuk berbicara.

"Elang bukan cowok baik-baik, Ra. Please, jauhin dia..."

Kiara memberanikan diri menatap Keno, sambil melangkah mendekatinya dan berkata, "Lo ngerasa diri lo ini baik?"

Keno tercekat. Kiara bukan lagi cewek lemah yang seperti ia lihat dua tahun lalu.

"Bukan gitu, Ra. Aku gak rela kamu sama dia,"

"Pergi dari sini!" perintah Kiara dingin

"Aku kesini cuma mau minta maaf, Ra. Maaf, aku gak maksud ikut campur hubungan kamu, tapi please denger penjelasanku dulu, tentang semuanya-"

"Urusin aja tuh kakak gue!" bentak Kiara. Setelah mengatakan itu, Kiara segera lari masuk ke dalam rumah dan tangisannya langsung pecah.

Keno yang mendengar hal tersebutpun kaget.

"Dia liat gue di mal sama Kayla tadi?"


-

A.n
Kok makin kesini makin ga jelas ya :>
Wdyt? Krisarnya please🙃

K I A R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang