"Kita jam kosong lagi, guys!" teriak Marco sembari membawa selembar surat yang sepertinya barusan ia ambil dari kantor guru.
Seisi kelas X IPS 1 bersorak gembira. Entah ada apa dengan guru-guru Pandu Utama pada minggu ini yang sering sekali meninggalkan kelas. Walaupun sepertinya anak MIPA tetap pembelajaran seperti biasa.
"Tetep tenang ya teman-teman. Mau nggosip boleh, pacaran boleh, main game boleh. Asal situasi kelas tetap kondusif." ucap Marco seperti ketua kelas pada umumnya. Selalu meminta kelasnya untuk tenang padahal biangkeroknya dia sendiri.
"Cabut kantin boleh gak?" tanya Feli yang sepertinya sudah kelaparan karena ia tadi bercerita kepada Kiara bahwa ia tidak sempat sarapan karena kesiangan.
"Yuk cabut kantin aja. Di kelas pengap jir!" seru Rania antusias.
"Terserah lo pada deh asal kalo ketangkep Bu Rifdah ga usah minta bantuan gue," jawab Marco sembari tertawa mengingat figur guru BK itu saja sudah membuatnya tertawa.
"Yeeee, lo mah gak seru!" balas Feli kesal
"Ki, gue laper nih. Gimana ya?" tanya Feli sembari mengusap perutnya seperti ibu hamil.
"Ya udah yuk kantin aja, beli makanan buat di makan di kelas..." usul Kiara
"Weh tumben banget Ki lo semangat ke kantin," timpal Yasmin
"Gue ikut dong! Gue merasa aman nih kalo ke kantin sama anak OSIS," ucap Rania teman sekelas mereka yang paling heboh. Sebelas dua belas sama Sandra. Gosip apapun dari segala kalangan anak Pandu Utama sudah pasti Rania tahu.
"Eh kalo gitu gue titip chiki sama es jeruk dong..." pinta Marco
Kiara, Feli, dan Rania segera melangkahkan kakinya keluar kelas tidak memedulikan Marco. Pria itu tadi sudah menyumpahkan mereka bertemu Bu Rifdah, buat apa dibantu? Ya walaupun pasti nanti ujungnya Kiara membelikan titipan Marco.
"Eh, Ki. Lo lagi deket sama siapa?" tanya Rania tiba-tiba
"Apaan sih, Ran. Tiba-tiba banget nanya begitu," jawab Kiara sambil terkekeh santai
"Dia mah cowonya banyak, Ran. Liat aja room chat WA sama Line Kiara, kek asrama cowok!" timpal Feli yang sengaja mengompori dengan pernyataan yang hiperbola.
"Heh apaan coba. Ga kok Ran udah pw jomblo gue,"
"Iya pw soalnya bisa bebas chat sana-sini tanpa beban ya, Ki..." canda Rania yang mengundang tawa mereka bertiga.
Memang betul bahwa cukup banyak pria yang mendekati Kiara lewat chat. Namun menurutnya tidak ada yang serius dan beberapa bahkan Kiara tidak tahu orangnya yang mana. Jadi Kiara tidak menjawab chat-chat iseng tersebut. Kiara merupakan tipe orang yang akan menjawab chat jika itu menyangkut hal yang penting untuknya.
Setelah membeli beberapa makanan ringan dan minuman mereka memutuskan untuk kembali ke kelas. Dipikir-pikir horor juga kalau tiba-tiba Bu Rifdah muncul, mengingat guru itu suka berpatroli di kantin pada saat jam pembelajaran seperti ini.
"Eh lewat koridor kelas dua belas yuk!" ajak Rania
"Ngapain, Ran?" heran Feli
"Cuci mata, Fel. Sebelum mereka lulus," jawab Rania santai dengan mengibaskan tangannya
"Males banget gue keburu laper kudu naik tangga dulu..." tolak Feli
"Balik kelas aja lah Ran, ntar juga waktu istirahat banyak anak kelas dua belas di kantin," ucap Kiara. Lagipula ide Rania sangatlah random.
Saat melewati koperasi sekolah, mereka bertemu dengan Elang yang sepertinya habis membeli kertas ulangan.
"Kiara," panggil Elang halus
KAMU SEDANG MEMBACA
K I A R A
JugendliteraturPenyesalan memang selalu hadir di akhir. Itulah yang dirasakan Arkeno Sebastian sekarang. Menjadi berandalan dengan segala kesibukan tetap saja tidak cukup untuk melupakan gadis itu. Ia tidak bisa munafik akan perasaannya terhadap gadis itu yang ter...